2.6.1. Pemahaman Konsep
Wardhani 2008:10 menyebutkan bahwa pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November
2004 tentang rapor diuraikan bahwa indikator peserta didik memahami konsep matematika adalah mampu:
1 Menyatakan ulang sebuah konsep;
2 Mengklarifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya; 3
Memberi contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep; 4
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5
Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep; 6
Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur operasi tertentu; dan
7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
2.6.2. Penalaran dan Komunikasi Matematis
Penalaran diperlukan dalam melakukan penarikan kesimpulan atau permasalahan matematika yang dihadapi baik itu dengan penalaran secara induktif
maupun deduktif. Secara umum dapat dinyatakan bahwa penalaran induktif merupakan proses berpikir dari khusus ke umum, sedangkan penalaran deduktif
merupakan proses berpikir dari bentuk umum berupa aksioma dan penalaran ke bentuk khusus.
Komunikasi adalah proses untuk memberi dan menyampaikan arti dalam usaha untuk menciptakan pemahaman bersama. Seorang peserta didik disamping
mampu bernalar dan memecahkan masalah dengan baik sebagai suatu kegiatan atau aktivitas berpikir, maka ia harus mampu mengkomunikasikan kemampuan
tersebut secara nyata dalam bentuk lisan dan tertulis. Pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor
506CKepPP2004 diuraikan bahwa indikator peserta didik dalam memiliki kemampuan penalaran adalah mampu:
1 Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan
diagram; 2
Mengajukan dugaan; 3
Melakukan manipulasi matematika; 4
Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi;
5 Menarik kesimpulan dari pernyataan;
6 Memeriksa kesahihan argument; dan
7 Menemukan pola atau sifat dari gejalan matematis untuk membuat
generalisasi.
2.6.3. Pemecahan Masalah