Klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut Nazaruddin dkk, 1993:
Kingdom : Plantae Divisi
: Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis
2.5.1. Penyakit Tanaman Karet
Penyakit sering menimbulkan kerugian yang cukup berarti pada tanaman karet. Setiap tahun kerugian yang ditimbulkannya bisa mencapai jutaan rupiah dari setiap hektar
tanaman karet. Besarnya kerugian tersebut tidak hanya disebabkan oleh rusaknya tanaman karet saja, tetapi juga oleh biaya pengendalian penyakit yang sangat mahal.
Penyebab penyakit yang sering dijumpai pada tanaman karet adalah jamur. Sedangkan bakteri atau virus jarang dijumpai dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Untuk mengatasi penyakit karet, cara-cara pengendalian harus dilakukan secara terpadu dengan strategi yang menguntungkan. Artinya, usaha pencegahan lebih
diutamakan daripada pengobatan sehingga diperlukan pemeriksaan dan pengamatan sedini mungkin secara berkala dan terus menerus. Berikut ini beberapa penyakit
tanaman karet Semangun, 2006.
1. Penyakit Akar Putih
Gejala: Daun-daun tanaman menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat ke
dalam. Daun-daun ini kemudian gugur dan ujung rantingnya mati. Adakalanya
tanaman yang sakit membentuk daun-daun muda atau bunga dan buah pada waktu yang lebih awal. Pada akar tanaman tampak benang-benang jamur putih dan agak
tebal. Benang-benang tersebut menempel kuat pada akar sehingga sulit dilepas. Akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk, lunak, dan berwarna cokelat.
Penyebab: Penyebabnya adalah jamur Rigidoporus lignosus. Jamur ini membentuk badan
buah mirip topi pada akar, pangkal batang, atau tunggul-tunggul tanaman. Badan buah berwarna jingga kekuning-kuningan. Permukaan bawah badan buat terdapat lubang-
lubang kecil tempat spora. Badan buah yang tua akan mengering dan berwarna cokelat kelat.
Penularan penyakit akar putih terjadi melalui persinggungan antara akar karet dengan sisa-sisa akar tanaman lama, tunggul-tunggul, atau pohon yang sakit. Selain
persinggungan, penyebarannya bisa terjadi karena hembusan angin yang membawa spora penyakit ini. Spora yang jatuh di tunggul atau sisa kayu akan tumbuh dan
membentuk koloni. Kemudian jamur akan merambat ke akar cabang tunggul dan pindah ke akar tanaman di dekatnya melalui pertautan akar. Stum atau bahan tanaman
sebagai bibit juga dapat menjadi sebab tersebarnya penyakit di areal kebun karet.
2. Penyakit Akar Merah
Gejala: Warna daun berubah menjadi hijau pucat suram kemudian menguning dan
akhirnya berguguran. Perakarannya diliputi benang-benang jamur berwarna merah muda sampai tua. Dalam keadaan kering, benang-benang jamur berubah warna
menjadi putih. Sedangkan bila dibasahi, benang-benang ini menempel erat pada akar dan mengikat butiran-butiran tanah sehingga terbentuk semacam kerak. Akar tanaman
yang sakit akan membusuk dan berwarna jingga kehitaman. Bila ditekan, cairan akan keluar dari akar tersebut.
Penyebab: Penyebabnya adalah jamur Ganoderma pseudoferrum. Bentuk badan buah
jamur ini mirip topi dan tersusun pada pangkal batang tanaman. Permukaan atas badan
buah berwarna merah cokelat dan permukaan atas badan buah berwarna merah cokelat dan permukaan bawahnya berwarna putih kelabu penuh lubang kecil tempat spora.
Badan buah ini mengeras dan mengeriput. Jamur ini bisa berkembang dengan cepat pada berbagai jenis tanah.
Penularan penyakit ini biasanya terjadi akibat persinggungan antara akar yang sehat dengan yang sakit atau akar yang mengandung spora jamur. Penularan bisa juga
terjadi melalui angin yang membawa spora jamur.
3. Jamur Upas