Risiko Manajemen Risiko dan Pengungkapannya

melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain Susilowati dan Turyanto, 2011. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi sinyal baik bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan laporan bukan akuntansi, yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan, sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan Butarbutar, 2011.

2.4. Risiko

Peraturan Bank Indonesia Nomor 1125PBI2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum mendefinisikan risiko sebagai potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa event tertentu. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1125PBI2009, risiko perusahaan perbankan dikelompokkan menjadi delapan, yaitu: a. Risko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. b. Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. c. Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pandanaan arus kas danatau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. d. Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. e. Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. f. Risko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum danatau kelemahan aspek yuridis. g. Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. h. Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

2.5. Manajemen Risiko dan Pengungkapannya

Peraturan Bank Indonesia Nomor 1125PBI2009 merupakan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1125PBI2009 Pasal 1 Ayat 5 menjelaskan bahwa manajemen risiko merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha perbankan. Pada Pasal 2 Ayat 1 dijelaskan bahwa bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik untuk bank secara individual maupun untuk bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak. Pengungkapan manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai pengungkapan informasi mengenai serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mamantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha perbankan. Pengungkapan ini dapat dituangkan ke dalam laporan tahunan annual report yang dapat digunakan oleh stakeholder dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1125PBI2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003, bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis untuk mengelola risiko yang melekat pada produk atau aktivitas baru bank. Yang selanjutnya diuraikan pada Ayat 2, kebijakan dan prosedur yang dimaksud setidaknya harus mencakup: a. Sistem dan prosedur standard operating procedures dan kewenangan dalam pengelolaan produk atau aktivitas baru; b. Identifikasi seluruh risiko yang melekat pada produk atau aktivitas baru baik yang terkait dengan bank maupun nasabah; c. Masa uji coba metode pengukuran dan pemantauan risiko terhadap produk atau aktivitas baru; d. Sistem informasi akuntansi untuk produk atau aktivitas baru; e. Analisa aspek hukum untuk produk atau aktifitas baru; f. Transparansi informasi kepada nasabah.

2.6. Determinan Risk Management Disclosure RMD