Stakeholder Theory TELAAH TEORI

Dewan direksi atau pemegang saham dapat memonitoring secara langsung tindakan manajer. Namun pada kenyataannya, tidak semua tindakan manajer dapat dipantau monitoring secara baik, karena aktivitas yang kompleks dan semakin besarnya perusahaan. Menurut Haryono 2005 terdapat tiga macam biaya dalam teori keagenan agency theory, yaitu: a. Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk mengawasi aktifitas dan perilaku manajer antara lain membayar auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan permi asuransi untuk melindungi aset perusahaan. b. Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. c. Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk mempengaruhi keputusan manajer agar meningkatkan kesejahteraan principal.

2.2. Stakeholder Theory

Teori stakeholder menggambarkan adanya hubungan yang dinamis dan kompleks antara perusahaan dan lingkungan sekitarnya Gray et al., 1996 dalam Amran et al., 2009. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Pasal 1 Ayat 7, stakeholder adalah seluruh pihak yang memiliki kepentingan secara langsung atau tidak langsung terhadap usaha bank. Stakeholder theory menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, melainkan harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya Ghozali dan Chariri, 2007:409. Pelaporan keuangan mencakup semua informasi yang dapat disediakan manajemen. Walaupun dapat disediakan oleh manajemen, pengungkapannya tidak selalu dapat diwajibkan mandatory oleh penyusun standar akuntansi atau oleh badan pengawas melalui peraturan-peraturannya, melain juga dapat dilakukan secara sukarela voluntary Iba dan Bariah, 2013. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang membantu mereka mengetahui kondisi perusahaan pada masa pelaporan tersebut. Informasi yang diperoleh pihak-pihak di luar manajemen bergantung pada tingkat pengungkapan disclosure dari laporan keuangan yang bersangkutan. Oleh karena itu pengungkapan informasi pada laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan dapat membantu stakeholder dalam pengambilan keputusan Almilia dan Retrinasari, 2007. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Pasal 1 Ayat 6, Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan transparency, akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban responsibility, independensi insependency, dan kewajaran fairness. Pada Pasal 2 Ayat 2, Bank Indonesia menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan prinsip- prinsip GCG bank paling kurang harus mewujudkannya dalam 7 hal, salah satunya penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern. Pengungkapan risiko sebagai salah satu praktik pengungkapan perusahaan merupakan salah satu cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan para stakeholdernya Taures, 2011.

2.3. Signaling Theory