Learning Cycle Landasan Teori

dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik memperoleh pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didik, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan. Tujuan peserta didik merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri peserta didik, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Benjamin Bloom, sebagaimana dikutip oleh Dimyati Mudjiono 2006:26- 29, membagi hasil belajar menjadi tiga ranah: 1 ranah kognitif, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. 2 ranah afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan sikap yang terdiri atas penerimaan jawaban atau reaksi dan penilaian. 3 ranah psikomotorik, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

2.1.3. Learning Cycle

Salah satu penggagas Learning Cycle adalah David Kolb 1984. Ia mendiskripsikan proses pembelajaran sebagai siklus empat-tahap yang didalamnya peserta didik : 1 melakukan sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi: 2 observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebutdan responsnya terhadappengalaman itu sendiri.Obsevasi ini kemudian: 3 diasimilasikan kedalam kerangka konseptual atau dihubungkan dengan konsep-konsep lain dalam pengalaman atau pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa yang implikasi-implikasinya tampak dalam tindakan-tindakan konkret,dan kemudian 4 diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi berbeda. Miftahul Huda, 2013:265-266 Dengan demikian,LC memiliki sintak dengan empat tahap sebagai berikut: 1 Mengalami Mengalami atau menenggelamkan diri sendiri dalam “mengerjakan” tugas merupakantahap pertama yang didalamnya seorang siswa, sekelompok siswa, atau sebuah organisasi menyelesaikan tugas yang diberikan. 2 Refleksi Refleksi meliputi usaha kembali menghayati tugas dan mereview apa yang sudah dilakukan dan dialami. 3 Interpretasi Konseptualisasi melibatkan interpretasi peristiwa-peristiwa yang dicatat dan upaya memahami relasi antar-peristiwa. 4 Prediksi Perencanaan memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman baru dan menerjemahkannya kedalam prediksi-prediksi tentang apa yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya diambil untuk mengerjakan tugas dengan baik.Miftahul Huda, 2013:266-268 Pada perkembangannya Learning Cycle yang terdiri 4 tahap pembelajaran berubah menjadi 5 tahap pembelajaran yaitu: 1 Melibatkan Engagement Fase ini merupakan pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan hal-hal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. 2 Eksplorasi Exploration Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator. 3 Menjelaskan Explanation Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. 4 Elaborasi Elaboration Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk menggunakan definisi- definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum dan problem solving. 5 Evaluasi Evaluation Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran.

2.1.4. Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDA ACEH

0 3 1

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 JAKENAN

1 82 214

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 PEMALANG MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

1 33 208

PENGARUH KOLABORASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA YANG DIBELAJARKAN MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUH KEMBANGKAN TANGGUNG JAWAB DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 22

Pengaruh Pembelajaran Learning Cycle (Lc) dengan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa SMA Muhammadiyah Gubug.

0 0 1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING BERBANTUAN MODUL SMART-INTERAKTIF PADA HASIL BELAJAR MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 2

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS XI PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 18