Sectio Caesaria berulang •
Terjadwal •
Gagal pervaginam Distosia
Presentasi yang abnormal •
Transverse •
Presentasi bokong •
Multiple gestasion Fetal Distress
Riwayat penyakit ibu yang jelek •
Preeklamsi •
Penyakit jantung •
Penyakit paru Perdarahan
• Plasenta previa
• Placental abruption
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SECTIO CAESARIA
Sectio Caesaria operasi sesar didefinisikan sebagai proses kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen laparotomi dan dinding uterus
histerotomi. Definisi tersebut tidak meliputi pengangkatan janin dari ruang abdomen dalam kasus ruptur uteri atau kehamilan abdominal. Dalam
praktek obstetri moderen pada dasarnya tidak terdapat kontraindikasi untuk dilakukan Sectio Caesaria. Namun Sectio Caesaria jarang diperlukan apabila
janin sudah mati atau terlalu prematur untuk bisa hidup. Pengecualian untuk pemerataan tersebut mencakup panggul sempit pada tingkatan tertentu di mana
persalinan pervaginam beberapa keadaan tidak mungkin dilakukan, sebagian besar kasus plasenta previa, dan sebagian besar kasus letak lintang kasep.
3
Sebaliknya bila mekanisme pembekuan darah ibu mengalami gangguan yang serius persalinan dilakukan dengan insisi yang seminimal
mungkin yaitu persalinan pervaginam.
4
Tabel 2.1. Keputusan untuk melakukan tindakan sectio caesaria
2
Universitas Sumatera Utara
2.2. KESEIMBANGAN ASAM-BASA PADA KEHAMILAN
Perubahan fisiologis yang dihubungkan dengan kehamilan meliputi hampir seluruh sistem organ. Perubahan ini mulai terjadi segera setelah konsepsi dan
ditujukan untuk mempersiapkan ibu maupun janin dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Dua hal prinsip yang merupakan faktor perubahan fisiologis
didalam kehamilan yaitu hiperventilasi dan peningkatan volume ekstraseluler dimana hal ini dapat menurunkan nilai SID. Sehingga tidaklah mengejutkan bila
perubahan variabel independen ini dapat menurunkan nilai H
+
dan HCO
3 -
dalam kehamilan. Gangguan keseimbangan asam-basa pada maternal akan
mempengaruhi kondisi janin secara langsung maupun tidak langsung. Respon hiperventilasi menghasilkan penurunan PCO
2
dalam kehamilan menjadi berkisar 30 mmHg. Penurunan konsentrasi CO
2
akan menurunkan konsentrasi ion hidrogen didalam plasma sehingga terjadi peningkatan kadar pH. Penurunan nilai
SID pada kehamilan didasari oleh penurunan nilai konsentrasi natrium sehingga akhirnya menurunkan nilai SID. Hal ini akan direspon oleh tubuh dengan
memobilisasi klorida ke intraseluler sehingga apabila berlebihan dapat menyebabkan gangguan komposisi elektrolit baik intra maupun ekstraseluler.
Fakta bahwa konsentrasi HCO
3
dalam kehamilan nilainya 15 lebih rendah dari normal sehingga kondisi ini lebih memicu kejadian asidosis. Pemberian cairan
rendah Natrium akan memicu penurunan SID dan asidosis.
10
Kondisi asidosis yang terjadi pada fetus akan menyebabkan pintas kanan ke kiri right to left shunt
semakin berat sehingga dapat mengganggu fungsi kardiovaskular gambar 2.2.
12
Universitas Sumatera Utara
2.3. ANESTESI SPINAL