Elemen-elemen Dasar Membangun Preskripsi Pengelolaan Hutan

B. Elemen-elemen Dasar Membangun Preskripsi Pengelolaan Hutan

Pernyataan pada uraian Bagian A menggambarkan tiga elemen esensial dari preskripsi pada suatu lahan hutan, yaitu:

1. Klasifikasi Lahan (Land – type Classification) Klassifikasi lahan menggambarkan paket atau tipe-tipe lahan menurut lokasi, potensi tegakan, kerapatan, jenis, tanah, kelerengan, dan atribut-atribut lahan yang lain. Disini kita membuat keputusan tentang keseragaman (homogenitas) dan keberagaman (heterogenitas) lahan/wilayah. Mengklasifikasi lahan ke dalam unit-unit pengelolaan yang homogen memungkinkan kita untuk menggeneralisir hasil antara areal yang diamati 1. Klasifikasi Lahan (Land – type Classification) Klassifikasi lahan menggambarkan paket atau tipe-tipe lahan menurut lokasi, potensi tegakan, kerapatan, jenis, tanah, kelerengan, dan atribut-atribut lahan yang lain. Disini kita membuat keputusan tentang keseragaman (homogenitas) dan keberagaman (heterogenitas) lahan/wilayah. Mengklasifikasi lahan ke dalam unit-unit pengelolaan yang homogen memungkinkan kita untuk menggeneralisir hasil antara areal yang diamati

a. Karakteristik fisik:

1) kelerengan (2 kelas), yaitu: moderate (0 – 30%) curam (> 30%)

2) wilayah DAS (2 kelas) Elk creek Fish creek

b. araktersitik vegetasi

1) Penutupan lahan (3 kelas) soft woods hard woods Grasses

2) Potensi tegakan (2 kelas) diameter rata-rata < 14 inci diameter rata-rata > 1 inci

c. Karakteristik pembangunan

1) Jarak dari jalan raya (2 kelas) < 200 ft dari jalan > 200 ft dari jalan

Karakteristik tersebut dapat dilihat pada Gambar 4, 5 dan Gambar 6.

Dengan karakteristik tersebut di atas:

a. Berapa unit manajemen homogen yang dapat anda bangun? Untuk menjawab pertanyaan ini, anda harus melakukan overlay Gambar 4, Gambar

5, dan Gambar 6. Hasilnya disajikan pada Gambar 7.

b. Dari sejumlah unit manajemen homogen yang anda dapatkan pada soal a, berapa unit manajemen yang secara aktual dapat dikelola? Kenapa?

c. Bagaimana preskripsi pengelolaan unit manajemen yang anda telah bangun?

2. Skedule kegiatan (Management activity schedule) Skedule kegiatan menggambarkan tata waktu (timing), metode, dan kondisi- kondisi terhadap vegetasi dan sumberdaya yang lain yang akan dimanipulasi atau diperlakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, mencakup: aturan- aturan eksploitasi (logging rules), schedule penjarangan dan pemanenan hasil (timber thinning and harvest schedule), dan teknik regenerasi (regeneration technique for the next tree crop).

3. Prediksi Pertumbuhan dan Hasil (Quantitiative growth and yield projection), Hal ini menggambarkan secara numeric berapa banyak kayu yang diharapkan dari penebangan komersial khususnya volume yang akan ditebang pada penjarangan dan tebangan akhir dari tegakan yang ada sekarang dan tegakan berikutnya dari hasil regenerasi.

Pernyataan preksripsi tersebut di atas dapat dibuat lebih detail, akan tetapi ketiga elemen preskripsi di atas diperlukan untuk mengelola dan merencanakan sebuah hutan dengan berbagai cara kuantitiatif yang masuk akal. Setiap elemen mempunyai keputusan pengelolaan (decision management) yang sesuai yang harus dibuat pada awal perencanaan, yaitu:

a. Bagaimana mengorganisir dan mengklassifikasi hutan menurut karakteristik vegetasi, fisik, dan karaktersitik pembangunan ke dalam tipe-tipe tegakan atau manajemen unit?

b. Berapa banyak dan alternative preskripsi pengelolaan apa yang dapat dipertimbangkan pada setiap tipe/paket tegakan tertentu?

c. Metode dan data empirik apa yang dapat digunakan untuk membuat prediksi kuantitatif terhadap pertumbuhan dan hasil? Pedoman untuk menjawab pertanyaan ini pada akhirnya akan tergantung pada tujuan pemilik hutan dan jumlah waktu, dana, dan detail analisis yang dicurahkan untuk merencanakan dan mengelola hutan tersebut. Sebagai contoh, jika pemilik adalah spekulan tanah, dengan tujuan murni adalah tujuan financial dan tidak mau mengorbankan waktu dan uang pada pengelolaan dan perencanaan, maka sangat sedikit preskripsi dan kelas-kelas tegakan yang akan diterapkan. Namun demikian, pada kasus dimana perencanaan sangat intensif dan tujuan yang ingin dicapai adalah multiple-output, seperti pada pengelolaan hutan lindung, maka diperlukan klasifikasi lahan yang detail, banyak pilihan preskripsi untuk setiap kelas, dan prediksi kuantitatif terhadap berbagai macam output.