Konsep Silviks, Silvikultur, dan Struktur Tegakan

B. Konsep Silviks, Silvikultur, dan Struktur Tegakan

Silviks adalah studi sejarah hidup dan ciri-ciri umum pohon-pohon hutan dan tegakan-tegakan dengan memberikan perhatian utama terhadap faktor- faktor lingkungan sekitarnya.

Silvikultur adalah ilmu dan seni dalam usaha menanam, menumbuhkan, memelihara, memungut hasil, dan melaksanakan permudaan hutan berdasarkan pengetahuan silviks dalam pengelolaan hutan. Dengan kata lain, silvikultur adalah ilmu dan seni penerapan silviks dalam manajemen hutan.

Struktur tegakan adalah susunan tegakan berdasarkan umur, kelas diameter, tajuk, dan kelas pohon lainnya. Dinamika tegakan dituntun oleh prinsip-prinsip ekologi yang memberikan sifat dasar dari tegakan seperti, suksesi, kompetisi, toleransi, dan konsep zona optimum.

Preskripsi silvikultur seyogyanya diberikan setelah kita mengetahui dinamika tegakan serta tipe hutan yang akan dikelola. Terdapat beberapa pandangan pakar tentang sistem silvikultur dalam hubungannya dengan pengelolaan hutan, yaitu:  Sistem silvikultur hendaknya dibuat dimana sistem itu akan digunakan, tidak

dirakit dan dibawa dari hutan lain (David, M. Smith, 1986)  Dalam pengelolaan hutan kita tidak dapat menggunakan satu macam sistem silvikultur karena di dalam hutan terdapat fluktuasi (Hendrikson dan K. Sanojea, 1975).

 Penggunaan sistem silvikultur yang sederhana memang enak, tetapi jangan sampai hutan alam diganti dengan tegakan sederhana hanya karena tegakan pengganti itu mudah dimengerti (David M Smith, 1986).

Secara umum, sistem silvikultur dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Sistem Silvikultur Tebang Habis

Keuntungan:  Operasi pembalakan terkonsentrasi di areal kecil, tetapi volume kayu besar  Kerusakan akibat pembalakan terhadap tegakan mudah dicegah  Kerusakan pohon akibat tumbang oleh angin dihindari

29 | Buku Ajar Manajemen Hutan

 Tanaman baru terdiri jenis intoleran, bebas persaingan dengan tegakan tua  Metode sederhana, praktis, dan mudah  Tegakan seumur, murni, dan teratur, tumbuh cepat  Pelaksanaan dengan tumpangsari dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat di sekitar hutan Kerugian:  Memusnahkan penutup tanah, iklim mikro berubah, lahan terbuka, gulma tumbuh meluas  Perlindungan terhadap erosi berkurang, juga tanah mudah lonsor terutama pada lapangan miring  Secara estetika kurang baik pemandangannya  Bahaya kebakaran meningkat karena angin dan panas terik  Tidak semua jenis dan ukuran pohon laku dijual  Hutan baru yang seumur dan murni kurang resistent terhadap penyakit,

hama, dan kebakaran  Terbentuk humus yang susunanya didominasi oleh unsur tertentu  Unit cost penanaman per ha lebih mahal

b. Sistem Silvikultur Tebang Pilih

Keuntungan:

 Perlindungan terhadap tempat tumbuh dan permudaan  Terjadi penutupan tajuk vertikal  Perlindungan terhadap hama dan penyakit  Secara estetika lebih baik  Permudaan alam jenis toleran dipermudah  Penyesuaian dengan situasi pasar kayu  Tegakan tak seumur lebih baik bagi habitat satwa  Menjamin kelestarian produksi pada kawasan kecil  Penjarangan dapat dilakukan simultan dengan pemanenan  Unit cost permudaan per ha lebih murah

30 | Buku Ajar Manajemen Hutan

Kerugian:  Produksi kecil, tetapi areal penebangan luas sehingga pengangkutan mahal  Kerusakan terhadap tegakan sisa  Memusnahkan sumber plasma nutfah/genetika yang baik  Bentuk pohon kurang baik karena ruang tumbuh luas pada umur tua  Permudaan jenis toleran lebih banyak dari pada intoleran  Memerlukan kecakapan profesional tinggi dari pelaksana  Tertutup terhadap penggembalaan ternak  Kurang menyerap tenaga kerja dalam operasinya  Permudaan alam lebih sulit diatur, demikian pula tindakan

pemeliharaan/pembebasan. Peran silvikultur dalam pengelolaan hutan adalah adanya keuntungan- keuntungan yang diperoleh dengan tercapainya tujuan-tujuan praktek silvikultur. Praktek silvikultur tersebut berupa:

 Pengendalian komposisi tegakan  Pengendalian kerapatan tegakan  Pembangunan areal yang tidak produktif  Perlindungan hutan  Pengendalian rotasi dan siklus tebang  Tercapainya efisiensi kerja  Perlindungan tanah dan manfaat tidak lansung hutan