Metode Berdasarkan Volume
b. Metode Berdasarkan Volume
Adalah suatu metode untuk menentukan panen tahunan atau panen berkala dari suatu hutan berdasarkan volume. Dengan cara ini, kita menentukan volume kayu yang akan ditebang, kemudian menebang secukupnya setiap tahun sampai volume yang diinginkan tercapai. Hal ini berarti, luas areal tebangan tahuan berbeda-beda, tergantung pada variasi kesuburan tanah dan kerapatan tegakan. Untuk itu, dilakukan klasifikasi kesuburan tanah antara subur, sedang, dan kurus atau klasifikasi kerapatan tegakan antara rapat, sedang, dan jarang. Agar diperoleh satuan yang mempunyai potensi volume kayu yang sama, maka ditentuka n “luas ekivalen” dengan standar kawasan hutan yang mempunyai kesuburan/kerapatan sedang. Penentuan luas ekuivalen tersebut didasarkan pada hasil normal untuk masing-masing kelas kesuburan/kerapatan tegakan. Contoh: Areal hutan seluas 100.000 ha dikelola dengan rotasi tebang sepanjang 50 tahun. Dari hasil inventarisasi foto udara diperoleh informasi bahwa 40% areal
tersebut berkerapatan tinggi dengan potensi 50 m 3 /ha. Sedangkan 40% lainnya 110 | Buku Ajar Manajemen Hutan tersebut berkerapatan tinggi dengan potensi 50 m 3 /ha. Sedangkan 40% lainnya 110 | Buku Ajar Manajemen Hutan
a) Berapa etat tebangan luas masing-masing apabila menggunakan aturan luas dan menggunakan aturan volume
b) Buat analisis hasil tebangan tahunan. Jawab:
a) Etat tebangan :
1) Menggunakan aturan luas: Etat tebangan tahunan
= luas areal
Rotasi = 100.000 ha
50 tahun = 2.000 ha/tahun
2) Menggunakan aturan volume Karena kerapatandan potensi hutan tidak sama, maka perlu dilaksanakan penyetaraan terlebih dahulu ke dalam salah satu tingkat kerapatan atau potensinya. Misalnya dilakukan penyetaraan ke dalam kerapatan tiggi (potensi
50 m 3 /ha), maka hasil penyetaraannya adalahsebagai berikut:
Kerapatan tinggi
= 50/50 x 40.000 ha = 40.000 ha
Kerapatan sedang
= 30/50 x 40.000 ha = 24.000 ha
Kerapatan jarang
= 20/50 x 20.000 ha = 8.000 ha
Total hasil penyetaraan
= 72.000 ha
Dengan demikian, etat tebangan tahunan untuk masing-masing kelas kerapatan adalah sebagai berikut:
Kerapatan tinggi = 1/50 x 72.000 ha = 1.440 ha/tahun Kerapatan sedang
= 5/3 x 1.440 ha = 2.400 ha/tahun Kerapatan jarang
= 5/2 x 1.440 ha = 3.600 ha/tahun
Sehigga diperoleh hasil perhitungan etat yang tidak sama luas untuk masing- masing kelas kerapatan tegakan. Tegakan dengan kerapatan tinggi ditebang
111 | Buku Ajar Manajemen Hutan 111 | Buku Ajar Manajemen Hutan
b) Analisis hasil tebangan tahunan:
1) Menggunakan aturan luas
Dengan luas tebangan tahunan sebesar 2000 ha/tahun untuk semua kelas kerapatan, maka akan diperoleh hasil tebangan tahunan sebagai berikut:
Kerapatan tinggi 3 = 2000 ha/tahun x 50 m /ha
= 100.000 m 3 /tahun
Selama
= (40.000 : 2000) tahun = 20 tahun
Kerapatan sedang 3 = 2000 ha/tahun x 30 m /ha
= 60.000 m 3 /tahun
Selama
= (40.000 : 2000) tahun = 20 tahun
Kerapatan jarang 3 = 2000 ha/tahun x 20 m /ha
= 40.000 m 3 /tahun
Selama
= (20.000 : 2000) tahun = 10 tahun
2) Menggunakan aturan volume
Dengan luasan tebangan yang berbeda, maka dapat diperoleh hasil panenan sebagai berikut:
Kerapatan tinggi 3 = 1.440 ha/tahun x 50 m /ha
= 72.000 m 3 /tahun
Selama
= (40.000 : 1.440) tahun = 28 tahun
Kerapatan sedang 3 = 2.400 ha/tahun x 30 m /ha
= 72.000 m 3 /tahun
Selama
= (40.000 : 2.400) tahun = 17 tahun
Kerapatan jarang 3 = 3.600 ha/tahun x 20 m /ha
= 72.000 m 3 /tahun
Selama
= (20.000 : 3.600) tahun = 5 tahun
112 | Buku Ajar Manajemen Hutan
Hasil-hasil yang diperoleh dari pengaturan volume adalah:
Apabila terdapat ketidakteraturan distribusi umur – luas areal di dalam hutan sekarang, maka ketidakaturan tersebut akan diteruskan dan mungkin diperbesar pada rotasi berikutnya
Areal yang akan ditebang tidak dapat diketahui dan ditentukan terlebih dahulukarena volume tegakan berubah-ubah Volume yang ditebang setiap tahun adalah tetap sehingga hal ini dapat menunjukkan adanya kekekalan hasil paling sedikit pada tahun itu Cara ini tidak memungkinkan adanya penyesuaian terhadap fluktuasi permintaan pasar Sejumlah volume akan dikorbankan karena beberapategakan sebelum periode pertumbuhannya yang paling baik dan tegakan-tegakan lainnya sudah terlampau tua.