Organisasi Unit Manajemen Hutan

C. Organisasi Unit Manajemen Hutan

Pelaksanaan berbagai kegiatan pengelolaan hutan mengharuskan pembentukan organisasi administratif yang eksis di lapangan (on-the ground administrative organisation) dan pembagian unit manajemen hutan ke dalam unit-unit kerja (workable units). Tangung jawab organisasi tersebut adalah:

• melaksanakan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pengelolaan hutan di lapangan. • melaksanakan berbagai sistem pengaturan, skedule penebangan dan kegiatan pengelolaan lainnya (seperti identifikasi tegakan dan areal yang ditebang atau perlakuan-perlakuan lainnya yang diperlukan) secara efektif.

• Mengukur kinerja dan mengevaluasinya untuk menjadi masukan pada kegiatan pengelolaan di masa datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan organisasi hutan adalah:

• Establishment and maintenance of land ownershif • Future acquisition plans • Scope and character of work to be done • Work load and supervision • Marketing area

• Topography • Character of the forest • Inventory and record keeping needs

Suatu unit manajemen hutan dapat dibagi menjadi unit-unit kerja (workable units) sebagai berikut .

1. Working circle Working circle merupakan unit utama dari pengelolaan hutan, yang memiliki batas-batas yang jelas, yang biasanya batas-batas tersebut didasarkan pada topografi, luasan yang cukup untuk menyediakan produk hasil hutan secara lestari untuk mensuplai permintaan hasil hutan dari industri atau masyarakat.

Working circle merupakan suatu unit perencanaan (regulatory planning unit). Wilayah suatu working circle biasanya overlapping dengan wilayah administrasi pemerintahah, yaitu bisa mencakup beberapa wilayah administrasi kecamatan.

Perusahaan-perusahaan besar dapat membagi working circle mejadi sejumlah operating unit, dimana setiap operating unit tersebut dikelola untuk tujuan kelestarian.

Luas satu working circle tergantung ketersediaan tenaga kerja di lapangan. Apabila tenaga kerja tersebar luas, maka unitnya luas, demikian pula sebailiknya.

2. Administratif working circle Administratif working circle adalah suatu areal yang terdiri atas satu atau lebih kepemilikan yang dikelola sebaga suatu unit dibawah satu perencanaan pengelolaan.

3. Economic working circle Economic working circle adalah suatu areal hutan yang mensuplay pusat pasar atau pusat industri tetapi tidak perlu dibawah satu kepemilikan atau satu unit manajement.

4. Working Group

Working group sekelompok unit-unit pengelolaan hutan yang mempunyai manajemen silvikultur dan rotasi yang sama

5. Block Blok adalah divisi/bagian administratif utama dari hutan, biasanya didasarkan pada topografi dan di dalamnya terdapat petak-petak dan areal tebangan. Blok biasanya merupakan unit-unit administrasi pengelolaan atau kelompok-kelompok unit. Kadang-kadang, blok ditunjukkan dengan homogenitas geografi atau kesatuan unit-unit operasi (operating entity).

Di dalam working circle terdapat satu atau lebih blok, tergantung kebutuhan dan keadaan di lapangan.

6. Compartment and logging chance Adalah unit organisasi atau bagian kecil dari areal hutan untuk tujuan orientasi, administrasi, dan operasi silvikultur, dan memiliki batas-batas tertentu baik batas alam maupun batas buatan.

Compartment (Petak) merupakan unit dasar di dalam blok. Ukuran petak sangat bervariasi dari 5 acre sampai ratusan acre tergantung kondisi lapangan. Kebutuhan atas petak tegantung intensitas praktek pengelolaan. Petak dibutuhkan untuk pengelolaan hutan intensif. Logging Chance (petak tebangan) adalah petak dimana akan dilakukan penabangan. Petak tebangan ditentukan oleh kombinasi faktor topogafi dan transportasi serta cukup untuk mengidentifikasi areal di dalam blok atau unit pengelolaan lain yang lebih besar.

7. Stand or subcompartment Stand atau sib compartment adalah bagian dari petak yang membutuhkan perlakuan yang berbeda dengan bagian lainnya di dalam petak tersebut, dan berdasarkan pada karakteristik tegakan. Perlakuan silvikultur diterapkan pada sub compartment atau tegakan