Aspek Lokasi Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri

7 telah dibuat berita acara pemerikasaan lapangan BAP dengan menggunakan formulir model PIK II. d. Setelah memiliki izin usaha kawasan industri, perusahaan kawasan industri harus menyelesaikan pembangunan prasarana dan sarana penunjang kawasan industri secara lengkap sebagai berikut : - Prasarana kawasan industri meliputi : jaringan jalan; saluran air hujan; instalasi penyediaan air bersih, instalasijaringan distribusi dan pemangkit tenaga listrik; jaringan distribusi telekomunikasi; saluran pengumpulan limbah industri; instalasi pengolah air limbah; penampungan sementara limbah padat; penerangan jalan; unit pemadam kebakaran dan pagar kawasan industri. - Sarana penunjang kawasan industri meliputi : kantor pengelola; bank; jasa pelayanan pos; kantor peayanan telekomunikasi; poliklinik; kantin; sarana ibadah; perumahan karyawan industri; mess transito; pos keamanan; sarana kesegaran jasmani; halte angkutan umum dan fasilitas penunjang lainnya. e. Izin usaha kawasan industri bagi perusahaan kawasan industri yang berstatus non PMAPMDN dan yang berstatus PMDN, berlaku selama perusahaan kawasan industri yang bersangkutan melakukan kegiatan pengusahaan kawasan industri. Sedangkan bagi perusahaan kawasan industri yang berstatus PMA berlaku untuk 30 tiga Puluh tahun sepanjang masih memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2. Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri

a. Aspek Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat bagi pembangunan kawasan industri, akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kawasan industri pada masa yang akan datang. Pengembang kawasan industri sebelum membangun kawasan industrinya harus memilih lokasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan investor pada umumnya, disamping itu juga harus memastikan bahwa lokasi kawasan industri berada dalam wilayah rencana tata ruang wilayah dimana kawasan industri akan dibangun, dan pemilihan lokasi yang baik akan dapat menghemat biaya pembangunan kawasan industri. Menurut Sriyadi 1 langkah-langkah yang dilakukan badan usaha dalam pemilihan lokasi usaha menggunakan 3 langkah sebagai berikut : Pertama, memilih wilayah daerah secara umum. Untuk ini ada lima faktor dasar, yaitu 1 dekat dengan pasar, 2 dekat dengan bahan baku, 3 tersedia fasilitas pengangkutan, 4 terjaminnya pelayanan umum seperti penerangan listrik, air, bahan bakar dan 5 kondisi iklim dan lingkungan yang menyenangkan. Kedua, memilih masyarakat tertentu di wilayah yang dipilih pada pemilihan tingkat pertama. Pilihan didasarkan atas enam faktor: 1 tersedianya tenaga secara cukup dalam jumlah dan type skill yang diperlukan, 2 tingkat upah yang lebih murah, 3 adanya perusahaan yang bersifat suplementer atau komplementer dalam hal bahan baku, hasil produksi, buruh dan tenaga terampil yang dibutuhkan, 4 adanya kerjasama yang baik antara sesama perusahaan yang ada, 5 peraturan daerah yang menunjang, dan 6 kondisi kehidupan masyarakat yang menyenangkan. Ketiga, memilih lokasi tertentu. Pertimbangan utama pada langkah ini adalah soal tanah. Adakah tanah yang cukup longgar untuk bangunan, halaman, tempat parkir dan tidak boleh dilupakan adanya kemungkinan 1 Sriyadi, Bisnis Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan Modern, IKIP Semarang Press, 1991, hal : 66 untuk perluasan. Juga harus diperlihatkan keadaan topografinya sesuai dengan bangunan yang didirikan, keadaan lapisan tanahnya berhubungan dengan masalah drainase dan pembuangan limbah. Urutan berikutnya sesudah tanah adalah masalah transportasi. Apakah di tempat yang akan dipilih ada transportasi seperti kereta api, angkutan motor atau sungai atau bahkan angkutan udara atau pelabuhan laut yang mungkin sangat diperlukan untuk perusahaan tertentu. Dapatkah para pegawaipekerja mencapai pabrik dengan mudah baik dengan mobil atau tanpa mobil. Urutan berikutnya baru macam-macam faktor yang lain, misalnya ada tidaknya pembatasan-pembatasan yang bersangkutan dengan perwilayahan zoning yang melarang didirikannya tipe bangunan tertentu seperti yang direncanakan. Adakah fasilitas pemadaman kebakaran yang memadai. Adakah larangan membuang limbah sehingga memerlukan biaya tertentu untuk membuangnya. Akhirnya sampai pada kesimpulan, bahwa segala pertimbangan di atas, intinya adalah mencari lokasi di mana diperoleh total biaya produksi maupun biaya distribusi sampai penyerahan barang pada konsumen yang semurah-murahnya sehingga dicapai rentabilitas yang maksimal. Dalam memilih lokasi kawasan industri, pengembang harus memahami dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri antara lain : 1 1 bentuk permukaan tanah rata , untuk memudahkan pembangunan pabrik. 2 Sumber bahan mentah mudah diperoleh bergantung dari bahan , lokasi, serta jenis industrinya, 3 Pasaran dalam negeri yang luas, seperti kawasan berpenduduk padat. 1 Dirdjojuwono Roestanto W, Kawasan Industri Indonesia, Pustaka Wirausaha Muda, Bogor 2004, hal : 39-40 4 Pasar luas negeri yang luas. 5 Sumber tenaga kerja SDM yang murah dan mudah didapat di sekitar kawasan. 6 Tenaga buruh mudah diperoleh dari sekitar kawasan Industri. 7 Tingkat pendidikan buruh. 8 Tenaga espatriat. 9 Modal dari investor. 10 Jalan raya yang menghubungkan antara pabrik dengan pasar, pelabuhan, dan sebagainya. 11 Pelabuhan untuk impor bahan mentah dan ekspor bahan jadi hasil produksi pabrik, pelabuhan container dan gudang. 12 Peranan pejabat pemerintah. 13 Peranan pemerintah. 14 Membuka kawasan industri yang lengkap dan infrastruktur yang lengkap pula. 15 Membuka kawasan zona perdagangan bebas. 16 Insentif tarif bahan baku impor, dan sebagainya. Mengingat suatu kawasan industri memerlukan prasarana infrastruktur yang lengkap serta persyaratan lainnya seperti yang telah disebutkan, maka dalam memilih lokasi untuk kawasan industri perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 1 Lahan untuk kawasan industri harus berada di daerah peruntukan industri, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. 2 Lahan untuk kawasan industri harus mempunyai aksesibilitas kemudahan pencapaian yang cukup baik, baik terhadap akses bahan baku, bahan jadi hasil produksi maupun akses terhadap pemasok vendor industri tersebut. 3 Lokasi lahan yang paling baik adalah dekat dan mudahnya pencapaian dari dan ke pusat-pusat transportasi seperti pelabuhan laut, pelabuhan udara dan setasiun kereta api. 4 Topografikontur lahan sebaiknya datar, agar dalam pematangan lahan land development tidak banyak pekerjaan cut and fill pemotongan dan pengurugan tanah yang besar sehingga dapat menghemat biaya pematangan tanah. 5 Terlindung dari angin badai taufan, banjir, dan bencana alam lainnya. 6 Berdekatan dengan kota-kota besar yang berpenduduk padat untuk menjamin pasar, institusi keuangan untuk memudahkan penambahan modal, buruh yang jumlahnya banyak, terampil dan murah. 7 Berdekatan dengan sumber listrik jaringan listrik PLN. 8 Harga tanah yang murah untuk mengurangi biaya pengembangan kawasan. 9 Pengaruh kelompok industri, seperti industri hilir dan industri hulu yang saling berketergantungan. 10 Berdekatan dengan sumber air, seperti sungai, khususnya untuk industri baja dan tekstil. Sedangkan secara umum kriteria pertimbangan pemilihan lokasi dalam pembangunan kawasan industri di Indonesia adalah sebagai berikut : 1 - Jarak terhadap permukiman : minimal 2 km - Jaringan jalan yang melayani : Arteri Primer - Jaringan yang Melayani : Jaringan Listrik dan Telekomunikasi. - Prasarana angkutan : Tersedia Pelabuhan laut - Topografikemiringan : Maksimal 0-15 derajat - Jarak terhadap sungai : Maksimal 5 km - Peruntukan lahan : Non pertanian, non permukiman, non konservasi. - Ketersediaan lahan : Minimal 25 Ha - Orientasi lokasi terhadap : Pasar market, bahan baku dan tenaga kerja. 1 op.cit hal 117

b. Aspek Teknis