Proses Perizinan Usaha Kawasan Industri

yang dilakukan oleh pengusaha kawasan industri dalam merencanakan pembangunan kawasan industrinya adalah membuat studi kelayakan. Pengusaha kawasan industri , sebagaimana pengusaha lainnya adalah juga merupakan investor. Dalam pembangunan suatu kawasan industri berarti pengusaha kawasan industri melakukan penanaman modal dengan harapan akan mendapat keuntungan. Sesuai pasal 14 ayat 2 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 50MPPKep21997 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha dan Izin Perluasan Kawasan Industri, keuntungan yang didapat oleh pengusaha kawasan industri berasal dari imbalan jasa atas kegiatan yang dilakukan , antara lain : a penjualan atau penyewaan kavling industri maupun bangunan industri; b pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan prasarana penunjang; c pengamanan kawasan industri; d dan, jasa informasi. Pembuatan studi kelayakan tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah kawasan industri yang akan dibangun layak atau tidak, dengan pengertian bahwa diproyeksikan kawasan industri yang akan dibangun nantinya mendatangkan keuntungan bagi pengusaha kawasan industri yang bersangkutan. Sedangkan apabila hasil study kelayakan menyimpulkan bahwa kawasan industri yang akan dibangun tidak memiliki prospek keuntungan yang baik, maka rencana pembangunan kawasan industri tersebut dapat dibatalkan.

b. Proses Perizinan Usaha Kawasan Industri

Setiap pendirian perusahaan kawasan industri yang melakukan kegiatan pengusahaan kawasan industri wajib memperoleh izin. Izin sebagaimana dimaksud terdiri dari izin usaha kawasan industri dan izin perluasan kawasan industri. Proses perizinan untuk membangun suatu kawasan industri dilakukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 50 MPPKep21997 tata cara memperoleh izin usaha kawasan industri dan izin perluasan kawasan industri adalah sebagai berikut: 1 Perusahaan Kawasan Industri mengajukan izin Persetujuan Prinsip kepada Sekretaris Jendral Departemen Perindustrian dan Perdagangan bagi perusahaan kawasan industri yang berstatus Non PMA PMDN, setelah adanya Otonomi Daerah Izin tersebut diajukan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupatenkota. Sedangkan kepada Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM bagi kawasan industri yang berstatus PMA PMDN. Kelengkapan administrasi yang diperlukan adalah : - foto copy akte pendirian perusahaan - foto copy kartu Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP - sketsa rencana lokasi - surat pernyataan dari perusahaan kawasan industri bahwa lokasi terletak di dalam kawasan peruntukan industri berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang RUTR Rencana Detail Tata Ruang RDTR, dan tidak terletak pada lahan yang beririgasi teknis. Persetujuan prinsip berlaku selama jangka waktu 4 tahun, dan dapat diperpanjang 2 kali masing-masing selama 2 tahun . 2. Setelah memperoleh Izin Prinsip, perusahaan kawasan industri kemudian mengajukan permohonan izin lokasi kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat, dengan ditembuskan kepada : - Kepala Kantor Wilayah BPN; - Badan Penanaman Modal Daerah untuk PMA PMDN, instansi vertikal; - Departemen teknis di daerah untuk PMA PMDN; - Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi dan khusus bagi Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta kepada Bappeda DKI. Kelengkapan administrasi yang diperlukan yaitu foto copy surat persetujuan PMA PMDN atau surat Persetujuan Prinsip untuk non PMA PMDN dari Departemen Teknis. Izin lokasi diberikan untuk jangka waktu selama 12 bulan dan hanya dapat diperpanjang 1 kali untuk selama 12 bulan. Izin lokasi tersebut dipakai sebagai dasar untuk melakukan pembebasan tanah. 3. Tahap berikutnya adalah permohonan izin usaha kawasan industri ditujukan kepada Menteri untuk perusahaan kawasan industri yang berstatus Non PMA PMDN, dengan adanya Otonomi Daerah izin tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupatenkota. Sedangkan yang berstatus PMA PMDN ditujukan kepada Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri. Izin usaha kawasan industri diberikan kepada perusahaan kawasan industri yang telah memenuhi semua ketentuan sebagai berikut : 8 mengisi Formulir Model PMK III dengan melampirkan informasi terakhir kemajuan pembangunan proyek kawasan industri formulir model PMKII; 9 telah memiliki Rencana Tapak Tanah Site Plan kawasan industri yang dimohon dan telah disahkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW; 10 telah menyelesaikan pembelian tanah sesuai izin lokasinya; 11 telah menyelesaikan kewajiban membuat Analisis Dampak Lingkungan ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan RKL, dan Rencana Pemantauan Lingkungan RPL kawasan industri, yang telah disetujui Menteri; 12 telah membuat tata tertib kawasan industri, yaitu peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan kawasan industri, yang mengatur hak dan kewajiban perusahaan kawasan industri, perusahaan pengelola kawasan industri dan perusahaan industri dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan industri; 13 telah siap dioperasionalkannya sebagian dari prasarana kawasan industri sekurang-kurangnya meliputi jalan masuk ke kawasan industri, jaringan jalan dan saluran air hujan dalam kawasan industri serta instalasi pengolahan air limbah bagi kawasan industri dengan AMDAL nya; 14 telah dibuat berita acara pemeriksaan lapangan BAP dengan menggunakan formulir model PIK II. 4. Setelah memiliki izin usaha kawasan industri, perusahaan kawasan industri harus menyelesaikan pembangunan prasarana dan sarana penunjang kawasan industri secara lengkap sebagai berikut : - Prasarana kawasan industri meliputi : jaringan jalan; saluran air hujan; instalasi penyediaan air bersih, instalasijaringan distribusi dan pembangkit tenaga listrik; jaringan distribusi telekomunikasi; saluran pengumpulan limbah industri; instalasi pengolah air limbah; penampungan sementara limbah padat; penerangan jalan; unit pemadam kebakaran dan pagar kawasan industri. - Sarana penunjang kawasan industri meliputi : kantor pengelola; bank; jasa pelayanan pos; kantor pelayanan telekomunikasi; poliklinik; kantin; sarana ibadah; perumahan kawasan industri; mess transito; pos keamanan; sarana kesegaran jasmani; halte angkutan umum dan fasilitas penunjang lainnya. 5 Izin Usaha Kawasan Industri bagi perusahaan kawasan industri yang berstatus non PMA PMDN dan yang berstatus PMDN, berlaku selama perusahaan kawasan industri yang bersangkutan melakukan kegiatan pengusahaan kawasan industri. Sedangkan bagi perusahaan kawasan industri yang berstatus PMA berlaku untuk 30 tiga puluh tahun sepanjang masih memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pembangunan Fisik Kawasan Industri