Tawakkal Tanpa Amal

Tawakkal Tanpa Amal

Subhanallah! Maha Suci Allah dan Maha Benar Rasul-Nya.

Anas bin Malik menceritakan bahwa suatu ketika Muadz bin Jabal sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba Rasulullah SAW memanggil Muadz sampai tiga kali yang dijawab oleh Muadz dengan Labbaik ya Rasulullah, Labbaik ya Rasulullah. Rasulullah SAW kemudian bersabda bahwa siapa saja yang mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu sesungguhnya Rasul Allah dengan pengakuan yang benar-benar terbit dari hati sanubarinya, maka Allah akan melindunginya dari api neraka.

Mendengar hal ini Muadz kemudian meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk menyampaikan berita ini kepada orang banyak agar mereka gembira. Oleh Rasulullah SAW Muadz ditahan agar jangan menyampaikannya. Rasulullah SAW bersabda bahwa kalau mereka mendengar hal ini mereka akan cenderung tawakkal saja, tanpa amal.

Terakhir dalam hadis ini diceritakan bahwa hanya karena Muadz takut termasuk orang yang menyembunyikan ilmu, kemudian sewaktu mendekati ajal, beliau menyampaikan juga sabda Rasulullah SAW ini. (Sumber: Kitab Sahih Bukhari, jilid I hadis no.91).

Subhanallah! Shadaqallahu wa shadaqa rasuluh! Maha Benar Allah dan Maha Benar Rasul-Nya!

Ikhwan Fillah, kalau kita cermati apa yang diprediksi Rasulullah SAW dapat kita lihat kebenarannya sekarang ini. Dalam hadis ini Rasulullah memprediksikan bahwa orang yang mendengar hadis ini sering mengatasnamakan tawakkal tanpa amal kemudian bersikeras ingin mengambil jatah surga. Sekarang ini banyak orang ‘bergembira’ dengan hadis ini akan tetapi justru salah mengaplikasikan kegembiraan tersebut. Banyak orang yang cenderung bertawakkal saja tanpa beramal!

Padahal sebenarnya yang dibutuhkan oleh pengakuan Allah sebagai Tuhan dan Muhammad SAW sebagai rasul adalah bentuk kerja nyata. Bagaimana bisa dikatakan mengaku Allah sebagai Tuhan bila untuk menyembah Allah saja tidak mau. Bagaimana bisa dikatakan mengaku Muhammad SAW bila ajaran-ajarannya hanya menjadi pemanis bibir, tanpa amal agama yang dapat dibuktikan. Iman itu ada di hati dan karena itu sangat abstrak, tidak dapat diketahui selain oleh Padahal sebenarnya yang dibutuhkan oleh pengakuan Allah sebagai Tuhan dan Muhammad SAW sebagai rasul adalah bentuk kerja nyata. Bagaimana bisa dikatakan mengaku Allah sebagai Tuhan bila untuk menyembah Allah saja tidak mau. Bagaimana bisa dikatakan mengaku Muhammad SAW bila ajaran-ajarannya hanya menjadi pemanis bibir, tanpa amal agama yang dapat dibuktikan. Iman itu ada di hati dan karena itu sangat abstrak, tidak dapat diketahui selain oleh

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al Ankabut [29]:2)

Bagaimana bisa dikatakan beriman kepada Allah dan meminta perlindungan hanya kepada-Nya bila diri sendiri masih dipertuhankan, kesombongan masih bersarang di dalam rongga dada. Bukankah yang berhak mengenakan pakaian besar diri hanya Allah. Bagaimana bisa dikatakan beriman kepada Allah bila perintah-perintah-Nya masih ditawar-tawar sedangkan larangan- larangan-Nya digampang-gampangkan.

Kita telah mendengar hadis ini, hadis yang menjanjikan pengharaman neraka bagi orang yang mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan Muhammad sebagai Rasulullah. Selanjutnya sekarang mari kita pahamkan diri bahwa mengaku saja tidak cukup. Tetapi pengakuan ini membutuhkan bukti yaitu pelaksanaan amal-amal. Bila sebuah pengakuan tanpa disertai bukti maka sudah pasti pengakuan itu akan jatuh pada status mengaku-ngaku. Tentu kita tidak ingin sekedar mengaku-ngaku. Yang kita inginkan adalah pengakuan kita adalah sesuai dengan diri kita sebenarnya. Mari kita berlomba-lomba menunjukkan amal perbuatan agar amal tersebut dapat menjustifikasi bahwa kita benar-benar termasuk kelompok orang yang diharamkan neraka atasnya.

Ya Allah tunjukkanlah kami ke jalan yang benar. Amin.

Billahittaufiq Wal Hidayah Sumbawa, 4 Juni 2002