Petunjuk bagi Orang-orang Bertakwa

Petunjuk bagi Orang-orang Bertakwa

Ambillah sebuah buku, lalu perhatikan kata pengantarnya. Seringkali pada bagian awal kata pengantar kita jumpai ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah mendukung hingga buku tersebut sampai ke tangan pembaca. Di bagian lain kata pengantarnya ada dijelaskan bahwa penulis akan dengan senang hati menerima masukan, kritik dan saran dari pembaca. Maaf bukan bermaksud membanding-bandingkan, sekarang coba ambil Al Qur’an. Di dalam Al Qur’an setelah surat pembuka, Allah SWT benar-benar menegaskan bahwa ‘Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. Al Baqarah [2]:2).’

Ada dua hal yang dapat kita lihat dari pernyataan awal oleh Allah SWT mengenai Al Qur’an ini. Pertama, buku bacaan yang bernama Al Qur’anul Karim ini ditegaskan sebagai suatu kebenaran yang tidak ada kekeliruan di dalamnya. Susunan, isi, ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya adalah kebenaran. Pernyataan bahwa Tuhan yang patut disembah hanyalah Allah adalah kebenaran. Kewajiban sholat untuk mengingat Allah adalah kebenaran. Perintah mengeluarkan zakat adalah benar. Berbakti kepada orang tua, akhlak terhadap sesama, mencari rizki secara halal dan lain-lain ajaran di dalamnya adalah kebenaran. Cerita-cerita kaum terdahulu sebagai pelajaran untuk umat sekarang adalah kebenaran. Larangan untuk mengambil orang-orang kafir menjadi wali, teman akrab, pemimpin, pelindung atau penolong (QS. Ali Imran [3]: 28) adalah kebenaran. Fenomena alam yang dijelaskan di dalam Al Qur’an misalnya matahari yang bersinar dan bulan

yang bercahaya * (Yunus [10]:5), hujan yang turun dari awan yang dijalankan (QS. Ar Rum [30]:48) adalah kebenaran. Dan lain-lain yang tercantum di dalamnya adalah kebenaran.

Kesemuanya tiada dapat terbantahkan.

Yang kedua, ini yang penting, semua kebenaran tersebut diberitakan untuk menjadi petunjuk bagi orang-orang bertakwa. Mafhum mukhalafah, atau pemahaman terbalik dari pernyataan ini adalah hanya orang-orang bertakwa sajalah yang dapat mengambil pelajaran dari semua kebenaran berita Qur’ani ini. Orang-orang yang ingkar, sebagai lawan dari orang bertakwa, cenderung akan menganggap sepi kebenaran bahkan keberadaan Al Qur’an. Atau dengan kata lain, ini agak

* Selengkapnya ayat ini berbunyi: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui

bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. 10:5). Subhanallah.

ekstrim, yang tidak dapat menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk bukanlah orang-orang bertakwa! (Silakan ditegur apabila pemahaman terbalik ini salah).

Sekarang, kembali ke diri kita. Ada baiknya untuk melihat status internal diri, kita gunakan standar yang baku ini. Termasuk orang bertakwakah kita atau sebaliknya. Mari kita tanya diri sendiri, sudah seberapa jauh kita berdialog dengan Al Qur’an, menggali isinya dan menjadikan petunjuk dalam kehidupan kita. Kalau sekiranya interaksi kita masih sedikit, bahkan kita belum lancar membaca tulisannya, janganlah malu mengakui hal ini. Kita perlu memperbaiki kondisi ini, dari belum bisa menjadi bisa, dari interaksi yang sedikit menuju tahap menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk agar kita bisa menjadi orang yang bertakwa. Jangan sampai kita stagnan, diam dan bangga dalam ketidakbisaan. Jangan sampai kita mentertawakan diri sendiri karena memiliki status keduniaan yang sudah tinggi tapi predikat akhirat masih ketar-ketir. Jangan sampai hati kita yang terdalam mengakui bahwa kita bukan orang-orang yang bertakwa karena tidak bisa mengambil petunjuk dari Al Qur’an. Naudzubillah.

Terakhir, kami ingin mengulang pernyataan Ilahi bahwa Al-Qur'an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa .

Billahittaufiq Wal Hidayah RSI ‘Siti Hajar’ 16 April 2002

Catatan: YMBH siap membantu bila ada di antara kita yang belum bisa membaca Al Qur’an.