Memperbaiki Hubungan Silaturrahim

Memperbaiki Hubungan Silaturrahim

Islam mengajarkan kepada umatnya empat pedoman yang harus menjadi pegangan untuk kesempurnaan silaturrahim, mempererat hubungan dengan sesama. Keempat hal ini masing- masing terdiri dari dua hal yang harus selalu diingat dan dua hal yang harus segera dilupakan.

Hal pertama dari dua hal yang perlu diingat tersebut adalah kita harus banyak-banyak mengingat kebaikan yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Yang kedua adalah kita perlu mengingat kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan terhadap orang lain. Sedangkan dua hal yang harus segera kita lupakan adalah pertama kita harus segera melupakan kebaikan yang pernah kita berikan kepada orang lain. Yang kedua adalah kita harus segera melupakan kesalahan yang kebetulan dilakukan orang lain kepada kita.

Dengan mengingat kebaikan orang lain kita akan menjadi orang yang banyak berterima kasih. Sikap ini lebih jauh akan memunculkan kesadaran balas budi, membalas dengan yang lebih baik atau paling tidak memberikan kebaikan yang sepadan dengan kebaikan yang telah kita dapatkan. Masing-masing pribadi kemudian akan berusaha menjaga hubungan baik yang telah terjalin karena mereka merasa mendapatkan manfaat dari hubungan tersebut. Sedangkan yang kedua, mengingat kesalahan-kesalahan kita terhadap orang lain akan memunculkan sikap hati-hati, waspada agar tidak mengulang kesalahan tersebut. Rasa rendah hati tanpa kesombongan akan menghiasi perilaku kita karena kita menyadari ternyata kita sama dengan orang lain, tidak sempurna bahkan memiliki banyak kesalahan. Hal ini kemudian bisa mencetak pribadi yang bisa bersikap jujur, sportif dan kemudian banyak-banyak mengakui kesalahan dan berani meminta maaf.

Sedangkan dua hal yang perlu segera dilupakan adalah kebaikan kita dan kesalahan orang lain. Melupakan kebaikan yang telah kita berikan akan memberikan dampak positif yaitu menjadikan kita pribadi-pribadi ikhlas tanpa pamrih. Dengan melupakan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan kita akan segera terhindar dari godaan untuk membesar-besar diri dan berbangga dengan amal kebaikan tersebut. Bukankah mengingat-ingat kebaikan yang kita lakukan lebih jauh dapat menggiring kita kepada keinginan untuk dipuji? Dan bukankah gila pujian ini adalah salah satu senjata syaitan untuk menjatuhkan kita? Di samping itu ternyata orang lebih mudah jatuh karena pujian daripada kritikan.

Melupakan kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain kepada kita akan menjadikan kita sebagai pribadi pemaaf. Dan sebuah hubungan yang dibangun dengan sikap saling memaafkan kesalahan dan kekurangan orang lain, menerima dengan lapang dada tanpa tersirat keinginan untuk balas dendam adalah hubungan yang Insya Allah diridhoi oleh Allah.

Dalam hidup ini kita senantiasa terlibat dalam empat keadaan ini. Suatu ketika orang berbuat baik kepada kita dan pada kesempatan lain mereka khilaf dan melakukan kesalahan kepada kita. Demikian juga suatu ketika kita pernah berbuat kebaikan kepada orang lain. Pernah juga mungkin tanpa sengaja kita melakukan kesalahan kepada mereka. Keempat hal inilah yang harus kita pegang untuk memperkuat tali silaturrahim. Tinggal sekarang bagaimana kita melatih diri kita untuk melakukan keempat panduan ini dengan baik. Artinya jangan sampai kita tertipu untuk melakukan sebaliknya. Jangan sampai kita tertipu untuk mengingat kebaikan-kebaikan kita dan mengingat kesalahan orang lain. Yang pertama kita bisa terperosok menjadi orang yang sombong, tidak ikhlas beribadah. Yang kedua bisa menjebak kita menjadi orang-orang pendendam. Jangan juga kita sampai melupakan kebaikan-kebaikan orang lain dan melupakan kesalahan-kesalahan kita. Bila kita melupakan kebaikan orang lain, kita akan menjadi pribadi gersang, kering tanpa kasih-sayang, tanpa niat balas-budi. Dan yang lebih parah, bila kita terbiasa melupakan kesalahan-kesalahan kita, kita akan menjadi orang-orang fasik, terlena tidak sadar dengan kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Setelah menjadi besar, dan membahayakan, barulah kita tercengang dengan banyaknya kesalahan kita.

Mari kita banyak-banyak mengingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain agar bisa kita membalas budi. Dan mari kita segera melupakan kebaikan yang pernah kita berikan kepada orang lain agar kita menjadi orang yang ikhlas. Insya Allah apabila hal ini bisa kita pedomani, maka akan tercipta hubungan silaturrahmi yang ikhlas tanpa arogansi, tanpa godaan membesar- besarkan diri.

Ya Allah tunjukilah kami selalu di Jalan-Mu. Amien.

Billahittaufiq Wal Hidayah Sumbawa, 18 Juni 2002