22
Pesan-pesan tersebut ada juga yang mengatakan sebagai diskordansi discordance merupakan akibat dari keinginan untuk mengkomunikasikan dua emosi atas perasaan
yang berbeda. Sebagai contoh, anda mungkin menyukai seseorang dan ingin mengkomunikasikan perasaan positif ini, tetapi anda juga tidak menyukai orang itu
dan ingin mengkomunikasikan perasaan negatif ini juga. Hasilnya adalah anda mengkomunikasikan kedua perasaan itu, satu secara verbal dan lainnya secara
nonverbal.
2. Komunikasi Adalah Proses Penyesuaian
Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan sistem isyarat yang sama. Ini jelas kelihatan pada orang-orang yang menggunakan bahasa
berbeda. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda berbeda. Tetapi, prinsip ini menjadi sangat relevan bila kita menyadari bahwa
tidak ada dua orang yang menggunakan sistem isyarat yang persis sama. Orang tua dan anak, misalnya, bukan hanya memiliki perbedaan kata yang berbeda, melainkan
juga mempunyai arti yang berbeda untuk istilah yang mereka gunakan.
Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan isyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut digunakan, dan memahami apa artinya.
Mereka yang hubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali isyarat-isyarat orang lain memerlukan waktu yang sangat lama dan seringkali membutuhkan
kesabaran. Jika kita ingin benar-benar memahami apa yang dimaksud seseorang, bukan sekadar mengerti apa yang dikatakan atau dilakukannya, kita harus mengenal
sistem isyarat orang itu.
3. Komunikasi Mencakup Dimensi Isi Dan Hubungan
Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau sesuatu yang berada di luar bersifat ekstern bagi pembicara dan pendengar.
Tetapi, sekaligus, komunikasi juga menyangkut hubungan di antara kedua pihak. Sebagai contoh, seorang atasan mungkin berkata kepada bawahannya, Datanglah ke
ruang saya setelah rapat ini. Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi kandungan, atau content dan aspek hubungan relational.
Aspek isi mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan—yaitu, bawahan menemui atasan setelah rapat. Aspek hubungan menunjukkan bagaimana komunikasi
dilakukan. Bahkan penggunaan kalimat perintah yang sederhana sudah menunjukkan adanya perbedaan status di antara kedua pihak Atasan dapat memerintah bawahan. Ini
barangkali akan lebih jelas terlihat bila kita membayangkan seorang bawahan memberi perintah kepada atasannya. Hal ini akan terasa janggal dan tidak layak
karena melanggar hubungan normal antara atasan dan bawahan. Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin tetap sama tetapi aspek
hubungannya dapat berbeda, atau aspek hubungan tetap sama sedangkan isinya berbeda. Sebagai contoh, atasan dapat mengatakan kepada bawahan Sebaiknya anda
menjumpai saya setelah rapat ini atau Dapatkah kita bertemu setelah rapat ini? Dalam kedua hal, isi pesan pada dasarnya sama—artinya, pesan dikomunikasikan
untuk mendapatkan tanggapan perilaku yang sama—tetapi dimensi hubungannya
23
sangat berbeda. Dal kalimat pertama, jelas tampak hubungan atasan-bawahan, bahkan terasa kesan merendahkan bawahan. Pada yang kedua, atasan mengisyaratkan
hubungan yang lebih setara dan memperlihatkan penghargaan kepada bawahan.
Ketidakmampuan Membedakan Dimensi Isi dan Hubungan Banyak masalah di antara manusia disebabkan oleh ketidakmampuan mereka
mengenali perbedaan antara dimensi isi dan hubungan dalam komunikasi. Perbedaanperselisihan yang menyangkut dimensi isi relatif mudah dipecahkan:
Relatif mudah untuk memeriksa fakta yang dipertengkarkan. Sebagai contoh, kita dapat memeriksa buku atau bertanya kepada seseorang tentang apa yang
sesungguhnya terjadi. Tetapi, pertengkaran yang menyangkut dimensi hubungan jauh lebih sulit diselesaikan, sebagian karena kita jarang sekali mau mengakui bahwa per
tengkaran itu sesungguhnya menyangkut soal hubungan, bukan soal isi.
4. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer