Ikhlas dalam beramal

C. Ikhlas dalam beramal

Ikhlas adalah melakukan sesuatu yang bernilai ibadah semata- mata mengaharapkan keridhaan Allah. Ikhlas merupakan dasar dari gerakan hati sebagai pusat dari seluruh ibadah. Orang yang ikhlas adalah orang-orang

yang memurnikan ibadah mereka kepada Allah SWT. 15 Barangsiapa yang

14 Tafsir Ibnu Katsir, jilid. 2, h. 287 15 Lihat: Sayyid Abū Bakr Ibn Muhammad Syathā ad-Dimyathi, Kif ā yatu al-Atqiy ā ' wa

Minh ā ju al-Ashfiy ā ' , (Pekalongan: Maktabah wa Mathba'ah Raja Murah, t.th), h. 32-36 Minh ā ju al-Ashfiy ā ' , (Pekalongan: Maktabah wa Mathba'ah Raja Murah, t.th), h. 32-36

"Iblis menjawab: Demi kemulianMu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hambamu yang terpilih diantara mereka (orang- orang yang ikhlas)". (Q.s Shad 38 : 82-83)

Ditegaskan juga di dalam surat yang lain:

"Ia (Iblis) berkata: Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hambamu yang terpilih di antara mereka (orang-orang yang ikhlas). Dia (Allah) berfirman: Ini adalah jalan yang lurus menuju kepadaKu. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat". (Q.s Al-Hijr 15 : 39-42)

Menurut Ibnu `Amir 16 kalimat ﻥﻴﺼﻠﺨﻤﻟﺍ

dibaca dengan lam yang

berbaris kasrah (al-mukhlisin) sebagai bentuk isim fa`il yang berarti orang-

16 Ibnu `Amir adalah Abdullah Ibnu `Amir al-Yahshubi yaitu imamnya orang Syam dalam bacaan al-Qur'an, dan dia merupakan salah satu pakar dari tujuh pakar qira'at yang mutawatir (Qira'ah 16 Ibnu `Amir adalah Abdullah Ibnu `Amir al-Yahshubi yaitu imamnya orang Syam dalam bacaan al-Qur'an, dan dia merupakan salah satu pakar dari tujuh pakar qira'at yang mutawatir (Qira'ah

memurnikan dan memilih mereka untuk beribadah kepadaNya. 17 Orang yang ikhlas akan senantiasa mendapat perlindungan Allah

dari godaan setan karena orang yang ikhlas jauh dari sikap riya' (pamer), yaitu

sikap hidup yang gemar mempertontonkan dan membanggakan kelebihan harta benda, kekuasaan dan hal-hal lainnya yang bersifat materi agar mendapat

sanjungan dan pujian dari orang lain. 18 Sikap riya' akan mendorong seseorang menjadi takabbur atau sombong dan kesombongan adalah karakteristik yang

melekat pada setan. Amal perbuatan seseorang merupakan bentuk lahiriah semata, sedangkan ruh amal perbuatan itu sendiri adalah keikhlasan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu tingkat keikhlasan seseorang akan berbeda-beda, mengingat keikhlasan bukan hal yang bersifat statis yang sekali terwujud kemudian bertahan selamanya, tetapi ia adalah dinamis yang senantiasa dapat mengalami perubahan, kualitasnya dapat meningkat dan dapat pula menurun.

Sab`ah). Dia mengatakan tentang dirinya : Rasulullah wafat ketika aku berusia dua tahun. Lihat: Syamsuddīn Adz-Dzahabi, Ma`rifah al-Qurr ā ' al-Kib ā r , (Beirut: Muassasat Ar-Risalah, 1404 H), jilid.

1 h. 82-86. 17 Makki Ibnu Abi Thalib al-Qaisi, Al-Kasyfu `an Wuj ū hi al-Qir ā ' ā t As-Sab` i, (Beirut:

Muassasat Ar-Risālah, 1407 H), jilid. 2, h. 9-10. 18 Wahbah al-Zuhaili, At-Tafs ī r al-Mun ī rf ī al-`Aq ī dah wa al-Syar ī `ah wa al-Manhaj, (Beirut:

Dār al-Fikr, 1991), jilid. 10, h. 23-27.

Setan memanfaatkan celah-celah kelemahan seseorang di saat keikhlasan itu mengalami penurunan. Titik nol dari keikhlasan itu adalah apabila sesorang melakukan amal perbuatan kemudian hatinya berpaling dari niat yang tulus menjadi riya' (bukan karena Allah tapi karena yang lainNya), walaupun lahirnya nampak begitu tulus. Keikhlasan adalah kemurnian batin yang teramat sulit untuk ditangkap oleh panca indra. Keikhlasan hanya bisa

dirasakan oleh orang yang bersangkutan dan hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui.

Ketika amal perbuatan tidak lagi dilandasi oleh keikhlasan, maka Allah menolak tidak akan menerimanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya Allah `Azza wa Jalla tidak akan menerima amal kecuali orang yang ikhlas dan bermaksud mencari keridhaanNya". 19