3. Pendekatan acak Tanaman dikumpulakan tanpa memperhatikan aktifitas kimia atau biologis yang telah ada
sebelumnya. Pendekatan ini tergantung pada ketersediaan tanama yang melimpah diwilayah tertentu. Pendekatan ini murni coba-coba karena seleksi tanaman secara acak akan mengarah
pada penemuan ekstrak yang memiliki aktifitas biologis bioaktivitas.
4. Pendekatan berbasis-informasi Memamfaatkan kombinasi pendekatan etnobotani, kemotaksonomi dan acak bersama dengan
mengumpulkan data yang memiliki semua informasi yang relevan mengenai spesies tumbuhan tertentu. Kumpulan data ini digunakan untuk memprioritaskan tanaman yang harus
diekstraksi dan diskrining untuk mencari bioaktivitasnya.
Sejumlah kelompok senyawa bahan alam dapat dibuat dari asam amino fenillalanin, terutama fenilpropana, lignan, kumarin, dan flavonoida, semuanya memiliki substruktur
umum yang berbasis cicin 6-karbon aaromatik unit C6 dengan rantai 3-karbon unit 3 yang melekat pada cicin aromatik Heinrich M, 2005.
2.3 Uraian Kandungan Kimia Tumbuhan
2.3.1 Senyawa Fenol
Senyawa fenol merupakan senyawa yang memiliki cincin aromatik yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya
mereka seringkali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel Harborne, 1987.
Universitas Sumatera Utara
Jika murni, fenol sederhana berupa zat warna tan warna kelarutan dalam air kecil dan semakin besar jika gugus hidroksil semakin besar . Banyak senyawa fenolik alami
mengandung sekurang-kurangnya gugus hidroksil, dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester dan glikosida Robinson, 1995.
Senyawa fenol yang sering ditemui dialam dan telah diketahui strukturnya adalah flavonoida, fenol monosiklik sederhana, fenilpropanoid, dan kuinon fenolik terdapat dalam
jumlah besar. Dan beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan lignin, melanin, dan tanin adalah senyawa polifenol.
Bagi biokimiawan tumbuhan, senyawa fenol tumbuhan dapat menimbulkan gangguan besar karena kemampuannya membentuk kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen.
Bila kandungan sel tumbuhan dan membran menjadi rusak selama proses isolasi, senyawa fenol cepat sekali membentuk kompleks dengan protein. Akibatnya, sering terjadi hambatan
terhadap kerja enzim pada ekstrak tumbuhan kasar. Sebaliknya fenol sendiri sangat peka terhadap isolasi enzim dan mungkin hilang pada proses isolasi akibat kerja enzim fenolase
yang terdapat dalam tumbuhan.
Secara klasik untuk mendeteksi senyawa fenol sederhana ialah dengan menambahakan larutan besi III klorida 1 dalam air dan kalium heksasianoferrat III 1. Semua senyawa
fenol berupa senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan serapan kuat didaerah spektrum UV. Selain itu secara khas senyawa fenol menunjukkan pergeseran batokrom pada
spektrumnya bila ditambahakan basa.
Asam galat terdapat dalam banyak tumbuhan berkayu, terikat sebagai galotanin tetapi merupakan senyawa yang sangat reaktif. Senyawa ini lebih lazim terdapat dalam ekstrak
tumbuhan yang sudah dihidrolisa dalam suasana asam. Asam galat termasuk fenol sederhana dan cara identifikasinya penting sehubungan dengan penentuan struktur flavonoida
Harborne, 1987.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Senyawa Flavonoida