72
b. Faktor penghambat
Adapun faktor penghambat pelaksanaan pembinaan meliputi: 1
Adanya anak yang bercanda dengan teman disekitarnya ketika kegiatan berlangsung.
2 Keterbatasan waktu yang dimiliki anak dalam mengikuti keseluruhan
pembinaan karena pulang sekolah sudah sore, kerja kelompok, ikut ekstrakulikuler di sekolah, les di sekolah maupun di luar sekolah, alasan
anak pulang kerumah, faktor lupa maupun anak yang tertidur. 3
Keterlambatan anak ketika mengikuti pembinaan menyebabkan kegiatan berjalan kurang sesuai dengan waktu yang direncanakan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Pembinaan Anak Terlantar Di Balai Rehabilitasi Sosial
“Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
“Proses adalah interaksi edukasi antara masukan sarana terutama antara pendidik dengan peserta didik, melalui proseskegiatan pembelajaran yaitu
aktivitas pendidik membelajarkan peserta didik dan peserta didik melakukan kegiatan belajar
” Djuju Sudjana, 2006: 102. Proseskegiatan pembelajaran yang dimaksud adalah pelaksanaan pembinaan yang dilakukan Balai Rehabilitasi Sosial
“Wiloso Muda-Mudi” Purworejo dan dapat dikaitkan dengan konsep Pekerjaan Sosial sesuai bidang garapan Pendidikan Luar Sekolah. Hal ini terkait dengan
pelaksanaan pembinaan dalam pelayanan sosial yang menjadi sasaran garapan Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo.
73 Pelaksanaan pembinaan anak terlantar di Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso
Muda- Mudi” Purworejo meliputi: penentuan materi, metode, media pembelajaran
yang tepat, sikap pendidik dan lingkungansuasana belajar anak. Penentuan materi diserahkan sepenuhnya pada pembimbing, namun anak juga diberikan
kesempatan untuk memilih jenis kegiatan keterampilan yang diminatidisukai. Penyampaian materi menggunakan bahasa sederhana dan tidak memberatkan bagi
anak. Selain itu dalam penyampaian materi diselingi dengan contoh kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan anak untuk memahami materi yang diberikan.
Materi pembinaan disesuaikan dengan kegiatan dan tujuan pembinaan. Materi yang disampaikan oleh instrukturpembimbing meliputi materi kegiatan baris-
berbaris dan senam oleh pembimbing dari Kodim, materi keagamaan meliputi ceramah dari Departemen Agama, materi keterampilan disampaikan oleh
pembimbing keterampilan seperti keterampilan las, pertanian, menjahit, dan tata kecantikan. Materi yang diberikan pada anak bertujuan agar anak dapat
menyalurkan hobi melalui kegiatan keterampilan, memperoleh banyak pengetahuan keagamaan, belajar selalu disiplin dalam berbagai kegiatan serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi adalah metode ceramah,
diskusi, tanya jawab dan praktek. Media pembelajaran yang digunakan seperti modul, leaflet dan film diharapkan dapat membuat anakpeserta didik memahami
materi yang diberikan oleh pembimbing maupun pendamping. Pada bimbingan sosial menggunakan media pembelajaran yang menarik yaitu media film.
Kegiatan menonton film ini dilakukan dengan pendamping dan dilaksanakan