Faktor Pendukung Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembinaan

74 minimal seminggu sekali. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sederhana dengan diskusi dan tanya jawab tentang isi dari film yang diputar. Penayangan film digunakan untuk menghibur anak-anak sehingga tidak merasa jenuh mengikuti kegiatan di panti. Menurut Flores, Bueno, Lapastora dalam Suprijanto 2007: 176, “film berperan sebagai penarik perhatian yang bersifat menghibur ”. Sikap pembimbing dengan anak sangat ramah, humoris, tegas dan akrab. Pembimbing suka melontarkan candaan untuk membuat suasana belajar menjadi lebih akrab dan anak tidak merasa bosan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Pembimbing berusaha mengupayakan suasana belajar yang dapat mendukung terlaksananya kegiatan pembinaan. Suasana belajar ditunjukkan dengan adanya komunikasi antara pembimbing dan anak. Adanya komunikasi tersebut diharapkan anak merasa senang dan tidak bosan ketika mengikuti kegiatan pembinaan. Hal ini terlihat dari upaya pembimbing untuk mendorong anak aktif dalam kegiatan. Adanya karakteristik anak yang beragam menyebabkan respon anak pada kegiatan pembinaan berbeda-beda. Respon yang diberikan terlihat pada anak yang memperhatikan dan mencatat materi yang diberikan, namun ada juga anak yang lebih suka bercanda dengan teman disekitarnya. Hal ini terlihat pada kegiatan ceramah dari Departemen Agama dikarenakan masih adanya beberapa anak yang berbicara atau mengobrol dengan teman disekitarnya ketika kegiatan berlangsung. Kegiatan pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo meliputi bimbingan fisik, bimbingan mental psikologis, bimbingan 75 mental spiritual, bimbingan sosial, bimbingan pendidikan dan keterampilan. Kegiatan pembinaan yang dilakukan didasarkan pada metode pekerjaan sosial yang terdiri dari metode pokok dan metode bantu. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan adalah metode pokok meliputi metode bimbingan perseorangan social case work, metode bimbingan sosial kelompok social case work, dan metode bimbingan sosial organisasi social community organization atau community development. Namun, metode bimbingan perseorangan social case work dan metode bimbingan sosial kelompok social case work lebih sering digunakan dalam kegiatan pembinaan. Hal ini terlihat pada bimbingan mental psikologis dan bimbingan sosial yang menggunakan metode bimbingan individu atau perseorangan dan kelompok. Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan juga memiliki fungsi-fungsi sesuai dengan fungsi rehabilitasi sosial sendiri seperti fungsi tanggap darurat responsif, pencegahan preventif, perlindungan protektif, rehabilitasi rehabilitatif, fungsi penunjang dan fungsi pengembangan. Fungsi responsif dalam rehabilitasi sosial adalah fungsi tanggap seseorang atau badan sosial untuk memberikan bantuan berupa kesehatan, pakaian, makan maupun tempat tinggal. Fungsi pencegahan terlihat pada pencegahan timbulnya permasalahan kesejahteraan baik pada perseorangan, keluarga maupun masyarakat. Pada fungsi perlindungan sendiri memberikan peran memberikan perlindungan pada anak-anak yang mengalami masalah agar tetap mendapat pembelaan hak yang harus diterima oleh yang bersangkutan. Fungsi rehabilitasi sendiri memberikan pemulihan terhadap kondisi psikososial anak dengan pelayanan-pelayanan sosial yang dibutuhkan anak. Selain