29 Gambar 1. Kerangka Berpikir
Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
Pelaksanaan pembinaan Masalah anak terlantar
Peran pendamping
1.Faktor pendukung 2. Faktor penghambat
30
G. Pertanyaan Penelitian
Dilihat dari kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian yang diharapkan mampu menjawab permasalahan yang hendak diteliti :
1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan anak terlantar di Balai Rehabilitasi
Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo? 2.
Apa saja peran pendamping Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo dalam pelaksanaan pembinaan anak terlantar?
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat apa saja dalam pelaksanaan
pembinaan anak terlantar di Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo?
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian dan Setting Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti bermaksud mendeskripsikan, menggambarkan dan menguraikan pelaksanaan
pembinaan anak terlantar. Penelitian kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan informasi maupun keterangan-keterangan berupa hasil pengamatan yang dialami
subjek penelitian. Untuk mengetahui fenomena yang dialami subjek penelitian, peneliti harus memahami segala kondisi subjek secara alamiah dan kemudian
dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Hal ini senada diungkapkan oleh Lexy Moleong 2005: 6, yaitu:
“Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah
”. Informasi atau keterangan yang didapatkan melalui pengamatan dalam
penelitian kualitatif bukan hanya didasarkan pada kondisi alamiah subjek penelitian saja melainkan lebih menekankan makna dari setiap fenomena yang
terjadi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono 2010: 1, yaitu: “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi
”.
32
2. Setting Penelitian
Setting Penelitian di Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
dengan alamat Jalan Jenderal Urip Sumoharjo No.76 Purworejo. Waktu penelitian pada bulan Januari-Maret 2013 dengan pertimbangan bahwa Balai Rehabilitasi
Sosial tersebut memberikan pelayanan pembinaan anak terlantar sesuai dengan bidang garapan Pendidikan Luar Sekolah.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian didasarkan pada tujuan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak terlantar yang berjumlah sepuluh orang.
Selain ke sepuluh subjek penelitian di atas, penulis juga membutuhkan informan pendukung untuk melengkapi informasi dari subjek, informan pendukung dalam
penelitian ini antara lain: pendamping, pembimbing, dan Kepala Balai R
ehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo.
C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono 2010: 62-63, mengemukakan adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan keempatnya. 1.
Observasi Peneliti telah melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung untuk
memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci dan lebih mendalam, maka kegiatan pengamatan dapat dilaksanakan melalui observasi partisipan. Peneliti
33 melakukan observasi mengenai pelaksanaan pembinaan anak terlantar di Balai
Rehabilitasi Sosial dengan cara mengamati dan mengikuti kegiatan pembinaan anak terlantar yang ada di Bala
i Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo. Peneliti juga melakukan pencatatan lapangan serta mengambil foto
kegiatan sebagai bahan dokumentasi. Observasi juga dilakukan dengan mengacu pedoman observasi terhadap kondisi Balai Rehabilitasi Sosial meliputi lokasi dan
keadaan fisik lingkungan Balai Rehabilitasi Sosial serta pelaksanaan pembinaan anak terlantar di Balai Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo yang
meliputi sarana dan prasarana pembinaan alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan, sikap pembimbing dalam pelaksanaan pembinaan,
perilaku anak atau penerima manfaat saat diberi pembinaan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan pembinaan anak terlantar di Balai
Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo. 2.
Wawancara Wawancara dapat dilakukan melalui tanya jawab yang terjadi antara dua orang
atau lebih sehingga ada pertukaran informasi tentang hal tertentu. Menurut Esterberg dalam Sugiyono 2010: 72, wawancara adalah merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang mendalam tentang apa yang ingin diketahui. Dalam wawancara akan didapatkan makna dari setiap
interpretasi kondisi atau situasi fenomena yang terjadi. Definisi wawancara juga diungkapkan oleh Susan Stainback dalam Sugiyono 2010: 72, jadi dengan