Analisis Deskripsi Kategori Variabel

sebesar 24; dan standar deviasi sebesar 6,40. Selanjutnya data atribut produk dikategorikan dengan menggunakan skor rata-rata ideal M i dan simpangan baku ideal SD i . Jumlah butir pernyataan untuk variabel atribut produk terdiri dari 5 pernyataan yang masing-masing mempunyai skor 1, 2, 3, 4 dan 5. Kategorisasi untuk variabel electronic word of mouth disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.7 Kategorisasi Variabel Electronic Word Of Mouth X1 Kategori Interval Skor Frekuensi orang Persentase Tinggi X ≥ 26,60 63 39,4 Sedang 15,40 ≤ X 26,60 95 59,4 Rendah X 15,40 2 1,3 Jumlah 160 100 Sumber: Data Primer 2015 Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 63 responden 39,4 memberikan penilaian pada variabel electronic word of mouth dalam kategori tinggi. Sebanyak 95 responden 59,4 memberikan penilaian terhadap variabel electronic word of mouth dalam kategori sedang, dan sebanyak 2 responden 1,3 memberikan penilaian terhadap variabel atribut produk dalam kategori rendah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian pada variabel electronic word of mouth dalam kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen menganggap electronic word of mouth yang dilakukan oleh Bowl-Ling Fruit Bar cukup baik dan dapat mempengaruhi minat beli.

3 Persepsi Nilai

Hasil analisis deskriptif pada variabel persepsi nilai diperoleh nilai mínimum sebesar 3; nilai maksimum sebesar 15; mean sebesar 9; dan standar deviasi sebesar 2,4. Selanjutnya data persepsi nilai dikategorikan dengan menggunakan skor rata-rata ideal M i dan simpangan baku ideal SD i . Jumlah butir pernyataan untuk variabel persepsi nilai terdiri dari 5 pernyataan yang masing-masing mempunyai skor 1, 2, 3, 4 dan 5. Kategorisasi untuk variabel persepsi nilai disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.8 Kategorisasi Variabel Persepsi Nilai X2 Kategori Interval Skor Frekuensi orang Persentase Tinggi X ≥ 11,40 40 25 Sedang 6,60 ≤ X 11,40 110 68,8 Rendah X 7,60 10 6,3 Jumlah 160 100 Sumber: Data Primer 2015 Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 40 responden 25 memberikan penilaian terhadap variabel persepsi nilai dalam kategori tinggi. Sebanyak 110 responden 68,8 memberikan penilaian terhadap variabel persepsi nilai dalam kategori sedang dan sebanyak 10 responden 6,3 memberikan penilaian terhadap variabel persepsi nilai dalam kategori rendah.Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian pada variabel persepsi risiko dalam kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa qualityperformance, pricevalue for money dan emotional value pada Bowl-Ling Fruit Bar di Yogyakarta memiliki pengaruh yang cukup baik terhadap konsumen sehingga mampu menciptakan minat beli.

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji prasyarat analisis menggunakan IBM SPSS 20.00 for Windows. Hasil uji prasyarat analisis disajikan berikut ini.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal Ghozali, 2012. Salah satu cara untuk mengetahui kenormalan distribusi data adalah dengan teknik Kolmogorov-Smirnov K-S. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variabel, jika signifikan lebih besar dari 0,05 pada taraf signifikansi alpha 5, maka menunjukkan distribusi data normal. Hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian masing-masing variabel berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak Ghozali, 2012. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 160 160 160 23,8063 28,8313 10,0438 4,11699 4,56432 2,16707 ,083 ,086 ,098 ,059 ,047 ,089 -,083 -,086 -,098 1,048 1,091 1,242 ,222 ,185 ,091 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Minat_Beli Electronic_ Word_of_ Mouth Persepsi_ Nilai Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji linieritas untuk masing- nmasing variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas Variabel Signifikansi Keterangan Electronic Word Of Mouth terhadap Minat Beli 0,097 Linier Persepsi Nilai terhadap Minat Beli 0,064 Linier Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan hasil uji linieritas di atas, diketahui bahwa masing- masing variabel independen memiliki hubungan yang linier dengan variabel dependen. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel adalah linier.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linier berganda Ghozali, 2012. Alat statistik yang sering digunakan untuk menguji gangguan multikolinieritas adalah nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Apabila nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji prasyarat multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Dimensi Tolerance VIF Kesimpulan Electronic Word Of Mouth 0,804 1,244 Tidak terjadi multikolinieritas Persepsi Nilai 0,804 1,244 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan hasil uji multikolinieritas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, sehingga tidak terjadi multikolinieritas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2012. Salah satu cara untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas adalah menggunakan uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan cara melakukan regresi variabel independen dengan nilai absolut dari residualnya. Jika variabel independen signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut: