menyadari tentang sesuatu yang dipersepsikan Sunaryo, 2004. Sedangkan menurut Rakhmat 2004 persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan melampirkan pesan.
Menurut Mahmud 1990 persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Persepsi merupakan
pengertian kita tentang situasi kita sekarang dalam artian pengalaman-pengalaman kita yang telah lalu.
Persepsi nilai atau perceived value suatu produk akan menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan produk mana
yang akan dibeli. Jika persepsi nilai suatu produk tinggi maka konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Untuk
menghasilkan persepsi nilai atau perceive value yang tepat bagi konsumen, perusahaan hendaknya memperhatikan kriteria evaluasi
kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Variabel persepsi nilai perceived value diukur dengan:
a. Qualityperformance
produk harga
premium, kualitas
internasional, yakni utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kualitas kinerja yang diharapkan atas suatu produk.
b. Pricevalue for money harga sesuai dengan nilai produk,
yakni utilitas yang didapatkan dari produk dikarenakan reduksi biaya jangka pendek atau jangka panjang.
c. Emotional value produk sesuai karakter konsumen, yaitu
utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif emosi positif yang ditimbulkan dari keinginan mengkonsumsi suatu produk.
B. Penelitian yang Relevan
1. Kutut Prastyo dengan judul Pengaruh Electronic Word Of Mouth Di Media Sosial Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Restoran
Cepat Saji Hoka Hoka Bento menyatakan bahwa electronic word of mouth di media sosial Twitter berpengaruh secara signifikan terhadap
minat beli konsumen. 2. Stevan
Agustinus Hansudah
dengan judul
Pengaruh Celebrity
Endorsement Terhadap Purchase Intention Melalui Perceived Value Pada Produk TOP Coffee di Surabaya yang menyatakan bahwa
variabel Perceived Value berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Purchase Intention.
3. Mohammad Reza Jalilvand dan Neda Samiei dengan judul The Effect Of Electronic Word Of Mouth On Brand Image And Purchase Intention
menyatakan bahwa e-WOM memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat beli konsumen, sehingga dalam jurnal ini e-WOM berpengaruh
positif signifikan terhadap minat beli.
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh
Electronic Word
Of Mouth
terhadap minat
beli konsumen.
Menurut Word of mouth Marketing Association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen
ke konsumen lain Womma.com, 2007. Di dalam masyarakat word of mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut.
Komunikasi personal ini dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya atau dapat diandalkan dibandingkan dengan informasi dari
nonpersonal Gremler dan Brown, 1994; Zeithml dan Bitner, 1996. banyak dijumpai iklan yang beredar di social media Twitter, baik
berupa tweet semata, tweet bergambar ataupun video. WOM dianggap lebih handal dan dapat dipercaya dalam pengambilan keputusan dan
pemilihan merek. Sedangkan e-WOM memiliki dampak yang lebih berpengaruh dalam penyebaran iklan hingga mampu menciptakan minat
beli produk oleh konsumen. E-WOM dalam Twitter maupun social media dapat dilakukan
dengan me-Retweet, kicauan tweet yang disampaikan oleh perusahaan dan hasil retweet tersebut secara langsung akan keluar pada timeline
konsumen lain. Sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut mampu menarik masyarakat untuk melakukan pembelian
terhadap produk tersebut dan mampu mengeksplorasi persepsi mereka