40
C. Kerangka Berpikir
Pada latar belakang masalah diatas terungkap adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Harapan dalam pembelajaran mata
pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk kelas VIII khusunya mata pelajaran materi pendidikan seks dirancang untuk
memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara untuh. Sesuai dengan kompetensi inti KI dan kompetensi
dasar KD materi pendidikan seks untuk siswa SMP kelas VIII, harapannya siswa mampu memahami prinsip-prinsip pencegahan bahaya
seks bebas. Siswa juga diharapkan mampu melakukan tindakan pencegahannya. Dari hal tersebut dapat dikatakan bawa siswa diharapkan
mampu memilki pemahaman serta pengetahuan terhadap materi kesehatan pendidikan seks agar apa yang tercantum dalam KI dan KD dapat dicapai
dengan baik. Namun dalam kenyataannya, siswa merasa kesulitan untuk
memahami dan menguasai materi yang seharusnya siswa pahami dan kuasai dalam materi pendidikan seks, karena guru tidak bisa
memperlihatkan secara langsung beberapa contoh materi pendidikan seks yang seharusnya diperlihatkan kepada siswa didalam kelas ketika proses
pembelajaran. Sebut saja, beberapa contoh yang tidak bisa diperlihatkan oleh guru dalam proses pembelajaran kepada siswa mengenai materi
pendidikan yaitu tidak bisa memperlihatkan secara langsung bebera contoh dari macam-macam bahaya dari seks bebas seperti mendatangkan
41 seseorang yang hamil diluar nikah akibat seks bebas, mendatangkan
seseorang yang hilang keperawanannya akibat seks bebas, mendatangkan seseorang yang melakukan aborsi akibat seks bebas, mengalami infeksi
saluran reproduksi, mengalami penularan penyakit kelamin dan HIVAIDS akibat seks bebas, dan contoh-contoh yang lainnya akibat seks bebas.
Terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan tersebut tentunya perlu dicari solusi pemecahannya, pengembangan multimedia
pembelajaran materi pendidikan seks sebagai salah satu sumber belajar siswa merupakan solusi yang dapat dikembangkan dan diterapkan guna
mengatasi permasalahan tersebut. Pengembangan multimedia pembelajaran materi pendidikan seks di
SMP akan dikembangkan peneliti sesuai dengan: 1 teori belajar, 2 teori pengembangan media, 3 karakteristik peserta didik. Hal ini dimaksudkan
untuk melihat apakah produk hasil pengembangan tersebut sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan
produk hasil pengembangan yang baik, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan validasi, yaitu validasi kepada ahli media
media dan validasi kepada ahli materi serta dilakukan serangkaian uji coba produk. Dalam uji coba tersebut dilakukan penilaian kualitas produk yang
sedang dikembangan pada tahap uji coba terahrir uji coba lapangan untuk mengetahui layak tidaknya pengembangan multimedia pembelajaran
digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan materi pendidikan seks untuk siswa SMP kelas VIII.
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan Research and Development yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2011: 297.
Desain penelitian pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Borg dan Gall dapat dilakukan dengan lebih sederhana
melibatkan 5 langkah utama: 1 Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan 2 Mengembangkan produk awal 3 Validasi ahli dan
revisi 4 Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk 5 Uji coba
lapangan skala besar dan produk akhir Tim Puslitjaknov, 2008: 11.
Gambar 1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode R D Adaptasi Borg and Gall, 1983
Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
Mengembangkan produk awal
Validasi ahli dan revisi
Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
Uji coba lapangan skala besar
produk akhir