Gambaran Umum SMK N II Depok Sleman

73 “Secara pribadi menjadi kepala sekolah banyak tugas diluar supervisi terutama tentang kegiatan-kegiatan administrasi ini sangat menyita waktu sehingga terkadang terlewatkan. Sehingga ada guru-guru yang masih diperlukan binaan secara tepat kepada mereka”. Hasil wawancara, tanggal 28 Agustus 2013. Pelaksanaan supervisi manajerial pada unsur-unsur yang dilakukan kepala sekolah SMK N II Depok meliputi supervisi bidang kurikulum, keuangan, kesiswaan, personalia, fasilitas, tata usaha, organisasi dan humas. 4.2.1. Pelaksanaan Supervisi Bidang Kurikulum Terkait dengan pendidikan tentu banyak ke arah pendidikan, sehingga kepala sekolah harus melakukan supervisi pada akademik atau kurikulum karena jika tidak bagaimana kepala sekolah bisa mengontrol kemajuan perkembangan pendidikan yang di peroleh siswa oleh guru. Pelaksanaan supervisi dilakukan pada pertengahan dan akhir semester. Biasanya diakhir semester itu sudah pada ranah tindak lanjut jika ada temuan dan membuat laporan untuk pengawas dari Dinas Pendidikan Kab. Sleman. Lebih lanjut Bapak Aragani menjelaskan bahwa kepala sekolah memantau dan membina sehingga guru dapat bekerja secara profesional baik untuk pribadi guru dan juga perkembangan pendidikan secara umum. Kepala sekolah melakukan supervisi kurikulum ini diperlukan karena untuk mengetahui kemajuan kemampuan guru dan siswanya. Untuk pelaksanaan kurikulum sekolah menerapkan dua kurikulum yaitu untuk kelas XI, XII, XIII masih menggunakan kurikulum KTSP dan sedangkan untuk kelas X saat ini sudah menggunakan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Secara umum 74 pelaksanaan supervisi yaitu kepala sekolah mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah kurikulum jika terdapat temuan-temuan dan kendala-kendala serta masih ada yang memerlukan penanganan khusus maka kepala sekolah perlu melakukan pembinaan-pembinaan di lapangan dan solusisnya berupa bersifat klinis dan supervisi secara kelompok. Hasil wawancara, tanggal 28 Agustus 2013. Sementara itu Bapak Sriyana selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum menjelaskan bahwa kepala sekolah melakukan supervisi walaupun secara tidak secara langsung: “iya, pada kurikulum kepala sekolah melakukan supervisi walaupun secara tidak secara langsung seperti menanyakan “bagaimana?, sampai mana?, sudah selesai atau belum?” misalnya seperti kemarin kan ada kurikulum 2013 sehingga diadakan pelatihan, kepala sekolah menanyakan “sudah sejauh mana untuk kurikulum 2013? dan sudah diimplementasikan belum? Sudah diworkshopkan?” seperti itulah bentuk-bentuk supervisi secara tidak langsung oleh kepala sekolah.” biasanya kurikulum itu dilakukan setiap saat, misalnya saja saat awal tahun kepala sekolah menanyakan “bagaimana jadwalnya sudah siap atau belum? Ada kendalanya tidak?, bagaimana dengan kalender akademik?, jika pada pertengahan kepala sekolah menanyakan kapan diadakan kegiatan MID Semester? Kesiapan sudah sejauh mana?” nanti diakhir semester ada ujian semester, kenaikan kelas, ujian dsb itu bentuk supervisi” Hasil wawancara, tanggal 20 September 2013. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi bidang kurikulum adalah: “kendala yang dihadapi yaitu guru terlalu banyak sehingga kepala sekolah perlu mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah kurikulum untuk melakukan supervisi untuk melihat profesional guru ketika guru melakukan pengajaran dikelas.” Hasil wawancara, tanggal 28 Agustus 2013 .