Tujuan Supervisi Pendidikan Tinjauan tentang Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi Pendidikan

29 sesuatu yang tidak diharapkan. Korektif berarti memperbaiki kesalahan- kesalahan yang telah diperbuat. Kooperatif berarti bahwa mencari kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan serta usaha memperbaikinya dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang diawasi. Berdasarkan sumber diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi dilakukan secara sistematis yaitu teratur dan kontinu objektif dan nyata untuk memberikan bantuan, arahan dan bimbingan kepada guru secara ilmiah, demokrasi, kooperatif, konstruktif, kreatif, dan komprehensif. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah harus secara berkala, bertahap dan dapat memberikan umpan balik atau solusi dalam mengatasi kesulitan atau hambatan serta kendala-kendala yang ada.

5. Fungsi Supervisi Pendidikan

Suharsimi Arikunto 2004: 13 menggariskan fungsi-fungsi supervisi yaitu: a. Sebagai kegiatan membangkitkan mutu pembelajaran, b. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang terkait dengan pembelajaran, dan c. Sebagai kegiatan membina dan memimpin. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto 2009: 87 fungsi supervisi dalam bidang evaluasi adalah menguasai dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan dalam mengadakan perbaikan. Berdasarkan sumber diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari fungsi supervisi adalah ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan proses dan mutu 30 pembelajaran yang dilakukan supervisor kepada guru untuk membantu tugas guru saat kegiatan belajar mengajar serta mencapai keprofesionalitasan guru dalam menunjang tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan yang ada.

6. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Piet Sahertian dan Frans Mataheru mengemukakan yang dikutip oleh Hartati Sukirman 2009: 102 teknik-teknik supervisi pendidikan sebagai berikut: a. Teknik yang bersifat Individu, mencakup: kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. b. Teknik yang bersifat kelompok, meliputi: pertemuan orientasi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi kelompok, tukar menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, simposium, demonstration teaching, perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca langsung, mengikuti kursus, organisasi jabatan, perjalanan sekolah, dan curriculum laboratory. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana 2008: 380 teknik-teknik yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1 Kunjungan kelas classroom visitation, dibedakan atas: a Kunjungan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada guru yang akan disupervisi, b Kunjungan insidental yang dilakukan tanpa memberitahukan terlebih dahulu.