33 Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan
dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan,
laboratorium, dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis,
program supervisi nonklinis, dan program supervisi kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan harus
diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan
sekolah Mulyasa, 2009: 112-113. Sehingga dapat disimpulkan supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan
oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern diperlukan supervisor khusus yang lebih
independent, dan dapat meningkatkan objektivitas dalam pembinaan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif. Jika supervisi dilaksanakan oleh
kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan
tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak
34 melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
2. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi supervisi kepala sekolah yang terdapat pada Permendiknas No.13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah menyebutkan bahwa kepala
sekolah harus memiliki kompetensi supervisi yaitu: a. Merencanakan
program supervisi
dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Dari peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus menguasai kompetensi supervisi dan dapat mengimplementasikan kompetensi
tersebut dengan baik atau sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan dikuasainya kompetensi supervisi serta kompetensi lainnya kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, dan sosial maka kepala sekolah tersebut baru dikatakan benar-benar berkompeten sebagai kepala sekolah.
3. Supervisi oleh Kepala Sekolah
Adapun peranan guru dalam kaitan dengan tugas mendidik dapat dikatakan baik, maka guru harus perlu diadakan pembinaan dengan cara dilakukan supervisi.
Supervisi dapat dilakukan baik oleh kepala sekolah, pengawas dan instansi terkait, maupun oleh rekan sebayanya.
35 Tugas kepala sekolah sebagai supervisor menurut Piet A. Sahertian 2000:
102 adalah membantu guru dalam melakukan: a. pembinaan dan peningkatan profesi mengajar,
b. pembinaan dan peningkatan sikap personal dan sikap profesional. Adapun uraian tugasnya antara lain:
a. membantu guru dalam memahami strategi belajar mengajar, b. membantu guru dalam merumuskan tujuan-tujuan belajar,
c. membantu guru dalam menyusun berbagai pengalaman belajar, d. membantu guru dalam menyusun keaktifan belajar,
e. membantu guru dalam meningkatkan keterampilan dasar mengajar, f. membantu guru dalam mengelola kelas dan mendinamisasikan kelas sebagai
suatu proses kelompok, g. membantu guru-guru dalam memecahkan keluh kesah,
h. membantu guru dalam memecahkan masalah kesejahteraan. Soebagyo 2000: 77 menjelaskan bahwa ada tiga macam pendekatan yang
dapat digunakan dalam melaksanakan usaha pembinaan dan peningkatan supervisi pengajaran, yaitu:
a. orientasi supervisi yang bersifat langsung directive, b. orientasi supervisi yang bersifat kolaborasi collaborative, dan
c. orientasi supervisi yang bersifat tidak langsung. Sebagai supervisor merupakan salah satu fungsi kepala sekolah di samping
fungsi lainnya seperti manajer, pemimpin, wirausahawan, pencipta iklim kerja, sebagai pendidik pembina tata usaha. Dalam menjalankan perannya kepala