Kompetensi Kepala Sekolah Tinjauan tentang Kepala Sekolah 1. Pengertian Kepala Sekolah
22 Dalam melakukan supervisi terhadap hal-hal di atas, pengawas sekaligus
juga dituntut melakukan pematauan terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan yang meliputi delapan komponen, yaitu: a standar isi, b standar
kompetensi lulusan, c standar proses, d tandar pendidik dan tenaga kependidikan, e standar sarana dan prasarana, f standar pengelolaan, g
standar pembiayaan, dan h standar penilaian. Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar sekolah terakreditasi dengan baik dan
dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Salah satu fokus penting lainnya dalam dalam supervisi manajerial oleh
pengawas terhadap sekolah, adalah berkaitan pengelolaan atau manajemen sekolah. Sebagaimana diketahui dalam dasa warsa terakhir telah dikembangkan
wacana manajemen berbasis sekolah MBS, sebagai bentuk paradigma baru pengelolaan dari sentralisasi ke desentralisasi yang memberikan otonomi
kepada pihak sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat Sudarwan Danim, 2006: 4.
Pengawas dituntut dapat menjelaskan sekaligus mengintroduksi model inovasi manajemen ini sesuai dengan konteks sosial
budaya serta kondisi internal masing-masing sekolah. b. Supervisi Akademik
Supervisi diambil dari bahasa inggris yaitu ”supervision” yang berarti pengawasankepengawasan. Orang yang melakukan supervisi
disebut supervisor. Menurut Ngalim Purwanto 2009: 98 supervisi ialah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melaksanakan pekerjaan secara efektif.
23 Untuk itu, supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama
antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.
Dengan demikian esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan
membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto 2009: 89 menyatakan bahwa supervisi di dalam dunia pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
supervisi umum dan supervisi pengajaran. Disamping kedua jenis supervisi tersebut juga mengenal pula istilah supervisi klinis, pengawasan melekat, dan
pengawasan fungsional. Untuk memperjelas pengertian dan perbedaan jenis-jenis supervisi tersebut maka berikut penjelasannya:
a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran Yang dimaksud dengan supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan
terhadapa kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan engajaran seperti supervisi terhadap
kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor,
supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan, dan sebagainya.
Sedangkan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personil maupun