Loading Sequence Konversi Beban

produksi paling kecil, yaitu 120 unit per hari. Work center V merupakan acuan untuk melakukan balancing loading, balancing loading dilakukan untuk menghindari terjadinya bottleneck pada setiap work center.

5.2.4. Loading Sequence

Urutan loading sequence ditentukan dengan aturan prioritas FCFS First Come First Serve. Order yang direlease adalah order yang pertama tiba. Aturan ini digunakan karena waktu kedatangan order tidak datang bersamaan. Dengan menggunakan aturan prioritas FCFS First Come First Serve dan dengan melihat data waktu kedatangan order pada Tabel 5.1. maka urutan loading sequence yang pertama adalah PC A 400 1 , kemudian disusul dengan order PC A 400 2 , PC A 400 3 , PC A 350 1 , PC A 350 2 , dan PC A 300. Pada Tabel 5.20. dapat dilihat urutan yang terlebih dahulu dibebankan. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Data Urutan Pembebanan Jenis Order WC I WC II WC III WC IV WC V WC VI WC VII WC VIII WC IX WC X Loading Sequence TO jam TO jam TO jam TO jam TO jam TO jam TO jam TO jam TO jam TO jam PC A 400 1 29,22 47,98 15,5 5,63 15,91 28,52 3,63 20,62 43,31 13,63 1 PC A 400 2 34,01 55,84 18,03 6,55 18,51 33,19 4,22 24 50,40 15,86 2 PC A 400 3 113,87 186,96 60,38 21,92 61,98 111,12 14,14 80,37 168,75 53,12 3 PC A 350 1 50,12 94,61 30,15 9,03 31,15 58,82 6,59 40,76 85,13 26,57 4 PC A 350 2 76,94 145,24 46,68 13,86 47,82 90,29 10,12 62,57 130,67 40,78 5 PC A 300 58,67 120,83 37,75 13,38 38,76 69,65 8,67 51,79 108,57 33,32 6 Universitas Sumatera Utara

5.2.5. Konversi Beban

Pengkonversian beban dilakukan untuk melihat besarnya beban yang akan diterima oleh stasiun kerja. Sebelum melakukan konversi beban, terlebih dahulu diketahui persentasi loading LPG. ��� = ���� ����� ℎ���� ������� ������ ℎ���� � 100 Dari data kapasitas dan batas beban dari perusahaan maka dapat diperoleh bahwa LPG adalah sebesar 123,5 . Sebagai contoh pada WC I kapasitas tersedia sebesar 81 jam, sedangkan batas bebannya jam kerja hari x jumlah mesin adalah 20 jam hari x 5 = 100 jam, maka LPG nya sebesar 10081 x 100 = 123,5. Nilai persentase pembebanan LPG akan digunakan untuk melakukan konversi beban. Jika diketahui nilai LPG adalah 123,5, maka beban kerja order tipe PC A 400 1 untuk periode 1 operasi 1 adalah sebagai berikut. BK ijk =TO ij × � 100 LPG � j-1 BK 300,1,1 = 29,22 × � 100 123,5 � 1-1 = 29,22 jam Kemudian dengan cara yang sama secara berturut-turut beban kerja order tipe PC A 400 1 pada periode 1 untuk operasi ke-2 = 38,85 jam, operasi ke-3 = 10,162 jam, operasi ke-4 = 2,989 jam, operasi ke-5 = 6,839 jam, operasi ke-6 = 9,927 jam, operasi ke-7 = 1,023 jam, operasi ke-8 = 4,706, operasi ke-9 = 8,003 jam, dan operasi ke-10 = 2,039 jam. Dengan cara yang sama dilakukan Universitas Sumatera Utara perhitungan konversi beban untuk order tipe PC A 400 1 , PC A 400 2 , PC A 400 3 , PC A 350 1 , PC A 350 2 dan PC A 300 pada periode 1. Hasil konversi beban pada periode 1 dapat dilihat pada Tabel 5.21. Sebelum dilakukan konversi beban pada periode 2, terlebih dahulu dilihat hasil sequencing pada periode 1. Dari hasil sequencing pada periode 1 order PC A 400 1 operasi 1 sampai dengan operasi 10 telah selesai dikerjakan , sedangkan order PC A 400 2 operasi 1 sampai 10 belum selesai dikerjakan, sehingga terjadi perubahan beban kerja untuk operasi 1 sampai 10. Beban kerja pada periode 2 dapat dihitung kembali dengan menggunakan rumus konversi beban diatas. Hasil keseluruhan dari perhitungan konversi beban untuk setiap order pada periode 1 sampai periode 14 dapat dilihat pada Tabel 5.21. sampai Tabel 5.34. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Konversi Beban Periode 1 Tipe Order Operasi No. 1 Operasi No. 2 Operasi No. 3 Operasi No. 4 Operasi No. 5 Operasi No. 6 Operasi No. 7 Operasi No. 8 Operasi No. 9 Operasi No. 10 Status Order Release No release TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm PC A 400 1 29,22 38,85 10,162 2,989 6,839 9,927 1,023 4,706 8,003 2,039 R PC A 400 2 34,01 45,215 11,821 3,477 7,957 11,552 1,189 5,477 9,313 2,373 R PC A 400 3 113,87 151,385 39,588 11,637 26,643 38,677 3,985 18,341 31,182 7,948 X PC A 350 1 50,12 76,607 19,768 4,794 13,39 20,473 1,857 9,302 15,731 3,975 X PC A 350 2 76,94 117,603 30,605 7,358 20,556 31,427 2,852 14,279 24,146 6,102 X PC A 300 58,67 97,838 24,75 7,103 16,662 24,243 2,444 11,819 20,062 4,985 X Tabel 5.22. Konversi Beban Periode 2 Tipe Order Operasi No. 1 Operasi No. 2 Operasi No. 3 Operasi No. 4 Operasi No. 5 Operasi No. 6 Operasi No. 7 Operasi No. 8 Operasi No. 9 Operasi No. 10 Status Order Release No release TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm TO Jm PC A 400 1 R PC A 400 2 33,002 54,184 17,494 6,354 17,962 32,206 4,096 23,288 48,908 15,388 R PC A 400 3 113,87 151,385 39,588 11,637 26,643 38,677 3,985 18,341 31,182 7,948 X PC A 350 1 50,12 76,607 19,768 4,794 13,39 20,473 1,857 9,302 15,731 3,975 X PC A 350 2 76,94 117,603 30,605 7,358 20,556 31,427 2,852 14,279 24,146 6,102 X PC A 300 58,67 97,838 24,75 7,103 16,662 24,243 2,444 11,819 20,062 4,985 X Universitas Sumatera Utara

5.2.6. Loading