Prosedur Load Oriented Order Release

3.2.2.4. Prosedur Load Oriented Order Release

Pada awal setiap periode perencanaan, umumnya satu minggu prosedur load oriented order release memutuskan planned order mana yang akan direlease dalam periode perencanaan berikutnya. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: 1. Waktu operasi dari setiap order. 2. Tersedianya material yang diperlukan. 3. Tersedianya peralatan yang diperlukan. 4. Kapasitas mesin WC ada setiap periode perencanaan sudah diketahui. Prosedur load oriented order release dapat dibagi menjadi beberapa tahap antara lain: 1. Penentuan loading sequence Tujuan: menentukan urutan pembebanan berdasarkan aturan prioritas. Data yang diperlukan: jenis order, waktu pengerjaan order. Hasil: data urgent order 2. Konversi beban Tujuan: menentukan besarnya beban yang akan diterima stasiun kerja pada setiap periode perencanaan. Mekanisme: a. Data yang diperlukan: urgent order, persentase loading. b. Tahap inisialisasi Menentukan beban kerja di setiap order pada periode pertama dengan rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara BK ijk =TO ij × � 100 LPG � j-1 Dimana: BK ijk = beban kerja order ke i pada operasi j di periode k LPG = load percentage TO ij = waktu operasi order i pada urutan operasi j c. Melakukan loading periode 1 d. Melakukan sequencing periode 1 e. Melakukan konversi beban untuk periode k+1 k=1….t f. Evaluasi order apakah order yang direlease di periode 1 sudah selesai diproses Hasil: beban yang akan diterima WC mesin berikutnya. 3. Loading Tujuan: menentukan order yang akan direlease pada satu periode berdasarkan batas beban yang dimiliki setiap stasiun kerja, batas beban didapatkan dari rumus berikut: LL ij = LPG 100 × C ij Dimana: LL ij = load limit batas beban work center i pada periode ke j LPG = kapasitas work center i pada periode ke j C ij = waktu operasi order i pada urutan operasi j Mekanisme: Universitas Sumatera Utara a. Data yang diperlukan: urgent order, beban yang sudah dikonversi, load limit. b. Membuat bar chart berdasarkan work center. c. Mengurutkan order berdasarkan prioritas. d. Bebankan order yang mempunyai prioritas lebih tinggi ke dalam setiap work center yang digunakan dengan ukuran beban sesuai dengan hasil konversi beban. e. Lakukan pembebanan hingga ditemukan salah satu operasi suatu order tidak dapat dibebankan lagi karena pembebanan order sebelumnya sudah melebihi load limit. f. Jika salah satu operasi suatu order tidak dapat dibebankan maka order tersebut belum dapat direlease pada periode tersebut. Hasil: daftar urutan order yang dapat direlease ke dalam shoop floor pada satu periode.

3.2.3. Sequencing