3.2.2. Release Order Pelepasan Order
Release order merupakan awal dimulainya fase produksi. Perencanaan pelepasan order tersebut didasarkan pada prioritas, persediaan dari bahan dan
perkakas tooling, dan pembebanan ditetapkan dengan perencanaan input output. Pelepasan suatu order dilengkapi dengan:
1. Daftar permintaan bahan serta komponen yang dibutuhkan setiap order.
2. Dokumen pesanan produksi untuk pabrik, biasanya meliputi gambar-gambar
teknik, spesifikasi teknis dan urutan proses produksi. 3.
Daftar permintaan peralatan yang dibutuhkan.
3.2.2.1. Pengendalian Prioritas
Keputusan untuk melepaskan order ke pabrik menimbulkan pertanyaan, order mana yang harus dilepaskan dan kalau sudah direlease dalam urutan yang
bagaimana mereka diproses. Berbagai urutan prioritas yang berbeda tersedia untuk menentukan urutan order mana yang akan dijalankan. Beberapa diantaranya
yang umum digunakan adalah:
4
1. FCFS First Come First Serve
Prioritas order yang direlease adalah order yang pertama tiba pada departemen tersebut. Aturan ini hanya bisa digunakan apabila pekerjaan
order tidak datang pada waktu bersamaan. 2.
SPT Shortest Processing Time
4
Forgaty, Donald W.1991. Production Inventory Management, Cincinnati: South Western Publishing Co.
Universitas Sumatera Utara
Prioritas order yang direlease adalah order yang mempunyai waktu pengerjaan yang paling singkat. Aturan ini akan tepat digunakan apabila
pekerjaan order tidak tergantung pada batas due date. 3.
STPT Shortest Total Processing Time Remaining Urutan pengerjaan ditentukan oleh jumlah waktu proses yang tersisa dari
suatu produk. Aturan ini tidak digunakan pada awal perencanaan produksi, karena yang diperhatikan adalah waktu proses yang tersisa dari suatu
produk. 4.
EDD Earliest Start Date Urutan pengerjaan ditentukan dengan mengerjakan pekerjaan yang memiliki
tanggal penyerahan due date terdekat. Aturan ini berjalan dengan baik jika waktu prosesnya relatif sama.
5. ST Slack Time
Urutan pengerjaan ditentukan dengan mendahulukan pekerjaan yang waktu tenggangnya slack time lebih kecil. ST= waktu penyerahan – waktu
penyelesaian produk. Aturan ini mendukung jadwal penyerahan produk. 6.
CR Critical Ratio Urutan pekerjaan ditentukan dengan mendahulukan CR yang paling kecil.
CR= tanggal penyerahan – tanggal saat ini dibagi sisa waktu penyelesaian produk. CR prinsipnya hampir sama dengan STPT.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.2. Load Oriented Order Release
5
Salah satu tahap Load Oriented Manufacturing Control LOMC adalah order release. Secara konseptual order release adalah salah satu tahap
pengendalian aktivitas produksi yang mengawali fase eksekusi dalam suatu proses produksi.
Load oriented order release memilih order mana yang dapat dikerjakan secara periodik berdasarkan kapasitas yang tersedia dalam periode perencanaan
jangka pendek. Pada tahap ini juga dilakukan pembatasanbeban kerja dan juga dapat mengidentifikasi adanya bottleneck serta penyesuaian kapasitas jika
mungkin sehingga order release dan perencanaan jangka pendek dilakukan secara simultan.
Load oriented order release merupakan metode untuk mengendalikan flow time dilantai pabrik dengan mengendalikan inputan aktual versus output
terencana. Gambar 3.1. menunjukkan keadaan pada akhir periode penjadwalan pada sebuah stasiun kerja. Pada gambar sebelah kiri dapat dilihat bagian dari
kurva input dan output masa lalu dan diagram throughput yang ideal untuk periode selanjutnya.
Inventori awal yang sebenarnya, disebut leftover inventory ILO dalam Gambar 3.1., adalah penyimpangan dari planned mean inventory. Jadi, pekerjaan
yang direlease bukan input terencana disebut planned input INP tapi lebih kepada Load Limit LL dikurangi Leftover Inventory ILO.
5
Wiendahl, Hans-Peter.1995. Load Oriented Manufacturing Control, Berlin: Springer-Verlarg, Hannover.
Universitas Sumatera Utara
Penjumlahan dari planned mean inventory dan planned output disebut Load Limit LL. Selisih antara LL dan ILO ini disebut release REL. Metode
yang dikembangkan dari hal ini disebut load-oriented order release. Tidak seperti metode penjadwalan kapasitas secara konvensional, metode ini tidak mencoba
untuk menjadwalkan satu order selama kurva output penjadwalan dengan tingkat akurasi hari atau jam, tapi mengharapkan performansi keseimbangan antar periode
pada dasar dari input dan output. INP + Im = OUT + Im
REL + ILO = OUT + Im LL = OUT + I
REL = LL – ILO dimana:
REL = pekerjaan yang direlease untuk satu periode penjadwalan dalam jam LL
= batas beban dalam jam OUT = output terjadwal dalam periode penjadwalan dalam jam
Im = rata-rata inventory terencana dalam jam
ILO = leftover inventory pada awal periode penjadwalan dalam jam INP = input dalam periode penjadwalan dalam jam.
Satu karakteristik penting dari metode ini adalah hanya memakai satu rumus perhitungan untuk setiap stasiun kerja, dan hal ini diupdate setiap periode.
Jadi, metode konvensional yang memakai beberapa perhitungan dari beberapa periode, tidak dibutuhkan lagi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Throughput Model dari Load Oriented OrderRelease untuk Satu
Stasiun Kerja
3.2.2.3. Teknik Konversi Beban