Tabel 2.9. Peralatan Equipment Lanjutan
No. Nama Peralatan Kegunaan
11. Bucket Sebagai tempat pasir, kerikil, dan semen sebelum
dipindahkan ke batching plant 12. Impact Tool
Untuk mengencangkan dan mengendurkan baut Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia
2.5.3. Utilitas
Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam suatu bangunan atau gedung. Untuk kelancaran kegiatan produksi pada PT. Jaya
Beton Indonesia diperlukan unit pendukung seperti pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Utilitas No.
Utilitas Kegunaan
1. Genset
Pembangkit listrik bagi perusahaan apabila terjadi pemadaman arus oleh PLN
2. Boiler
Sebagai penghasil uap air yang digunakan pada proses steam curing
3. Kompresor
Untuk menghasilkan udara bertekanan yang diperlukan oleh impact tool
Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia
2.5.4. Safety and Fire Production
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan di dalam pabrik yang sedang beroperasi. Kecelakaan kerja akan dapat
mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengagn menggunakan alat pelindung diri. Alat-alat
Universitas Sumatera Utara
pelindung diri yang terdapat pada PT. Jaya Beton Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Helm
Helm berfungsi untuk melindungi kepala pekerja dari benda yang terjatuh dari atas.
2. Sepatu
Sepatu berfungsi sebagai pengaman atau pelindung kaki. 3.
Sarung tangan Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari benda-benda yang
tajam, permukaan kasar, dan sebagainya. 4.
Masker Masker berfungsi untuk melindungi hidung dan mulut dari debu.
2.5.5. Waste Treatment
Setiap perusahaan perlu memperhatikan masalah limbah agar tidak mencemari lingkungan. Limbah dari proses pembuatan produk di PT. Jaya Beton
Indonesia berupa limbah cair dan padat yaitu air, sisa potongan PC Bar, dan sisa potongan iron wire. Air merupakan hasil buangan dari cetakan setelah proses
spinning. Air ini kemudian dialirkan ke bak pengolahan limbah untuk disaring dalam 3 tahap. Selanjutnya air dialirkan ke kolam. Sisa potongan PC Bar dan sisa
potongan iron wire yang tidak dapat dipakai lagi dijual karena ukurannya tidak cukup untuk membuat tulangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Pengendalian Manufaktur Berorientasi Beban
Load Oriented Manufacturing Control
Salah satu tujuan dari suatu sistem manufaktur yang cukup penting adalah mengurangi lead time dan tingkat persediaan setengan jadi. Untuk mencapai
tujuan tersebuat telah dikembangkan suatu konsep dalam pengendalian sistem manufaktur yaitu konsep beban kerja. Salah satu konsep beban kerja yang
dikembangkan adalah Load Oriented Manufakturing Control pengendalian manufaktur berorientasi beban.
Beban yang berlebih akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk terhadap competitor order yang mengantri serta pengurutan operasi akan semakin
tidak menentu.
3.2. Prosedur
Load Oreiented Manufacturing Control
Prosedur dari Load Oriented Manufacturing Control adalah sebagai berikut:
2
1. Perencanaan Kapasitas Capacity Planning
2. Perencanaan Release Order Pelepasan order
3. Sequencing
4. Memonitoring perhitungan data monitoring data calculation
2
Wiendahl, Hans-Peter.1995. Load Oriented Manufacturing Control, Berlin: Springer-Verlarg, Hannover.
Universitas Sumatera Utara