71 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel
kecerdasan spasial X1 memiliki nilai tolerance 0,648 lebih besar dari 0,1 dan
memiliki nilai VIF sebesar 1,543 kurang dari 10, kemudian pada variabel kecerdasan matematis X2 memiliki nilai
tolerance 0,648 lebih besar dari 0,1 dan memiliki nilai VIF sebesar 1,543 kurang dari 10. Sehingga semua variabel
independen dapat dikatakan tidak terjadi multikolineritas.
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis yang telah dilakukan dan hasilnya telah memenuhi syarat, maka langkah berikutnya adalah pengujian
hipotesis. Untuk perhitungan uji hipotesis ini digunakan bantuan komputer program SPSS 22
for windows.
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan bahwa kemampuan menggambar teknik siswa yang kecerdasan spasialnya di atas rata-rata lebih tinggi dari pada siswa
yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata. Hipotesis pertama ini mengandung asumsi bahwa kecerdasan spasial siswa yang di atas rata-rata
tinggi berbeda dengan yang di bawah rata-rata rendah. Begitu juga dengan kemampuan menggambar tekniknya, terdapat perbedaan antara siswa yang
kecerdasan spasialnya di atas rata-rata dengan siswa yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata.
Sebelum melakukan uji hipotesis pertama maka perlu dipastikan terlebih dahulu adanya perbedaan antara kecerdasan spasial yang di atas rata-rata
dengan yang di bawah rata-rata. Yaitu dengan melakukan uji beda berdasarkan
72 grup tersebut. Hasil analisis menunjukan nilai F hitung sebesar 0,578 dengan
probabilitas 0,449 0,05 hal ini berarti kedua grup memiliki varians yang sama, sedangkan nilai t hitung pada asumsi varians sama adalah sebesar 14,034
dengan probabilitas 0,000 0,05 hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara kecerdasan spasial siswa yang di atas rata-rata dengan kecerdasan
spasial siswa yang di bawah rata-rata. Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis yang pertama. Hasil
analisis secara umum ditunjukan pada tabel berikut. Tabel 18. Ringkasan Grup Satistik Uji Hipotesis Pertama
Group Statistics
Spasial N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Gambar
= 12.72 49
81.3061 2.17183
.31026 12.72
46 76.9348
1.62484 .23957
Tabel analisis di atas menunjukan untuk sampel dengan skor kecerdasan spasial di atas rata-rata 12,72 ada 49 siswa, memiliki nilai kemampuan
menggambar teknik rata-rata 81,3061. Sedangkan untuk sampel dengan skor kecerdasan spasial di bawah rata-rata 12,72 ada 46 siswa, memiliki nilai
kemampuan menggambar teknik rata-rata 76,9348. Tabel 19. Ringkasan Tes Sampel Independen Hipotesis Pertama
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Gambar Equal variances
assumed 2.595
.111 11.052 93
.000 4.37134
.39554 3.58588 5.15680 Equal
variances not
assumed 11.152 88.676
.000 4.37134
.39199 3.59243 5.15025
73 Pada tabel di atas terlihat bahwa F hitung untuk kemampuan
menggambar teknik adalah 2,595 dengan probabilitas 0,111. Karena probabilitas 0,05, maka kedua varians adalah sama. Untuk itu, digunakan
Equal variances assumed diasumsi kedua varians sama pada nilai t hitung. Terlihat bahwa t
hitung untuk kemampuan menggambar teknik dengan Equal variances assumed
adalah 11,052 dengan p 2 ekor 0,000. Karena p 1 ekor 0,0002=0,000 0,05, maka H
ditolak. Dapat disimpulkan ada perbedaan kemampuan menggambar teknik yang nyata di antara siswa yang kecerdasan spasialnya di atas rata-rata
dengan siswa yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata. Dengan kata lain, siswa yang kecerdasan spasialnya di atas rata-rata mempunyai rata-rata
kemampuan menggambar teknik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata. Secara lengkap hasil analisis dapat
dilihat pada lampiran 6.1 halaman 129.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa kemampuan menggambar teknik siswa yang kecerdasan matematisnya di atas rata-rata lebih tinggi dari pada
siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata. Hipotesis kedua ini mengandung asumsi bahwa kecerdasan matematis siswa yang di atas rata-rata
tinggi berbeda dengan yang di bawah rata-rata rendah. Begitu juga dengan kemampuan menggambar tekniknya, terdapat perbedaan antara siswa yang
kecerdasan matematisnya di atas rata-rata dengan siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata.
Sebelum melakukan uji hipotesis kedua maka perlu dipastikan terlebih dahulu adanya perbedaan antara kecerdasan matematis yang di atas rata-rata
74 dengan yang di bawah rata-rata. Yaitu dengan melakukan uji beda berdasarkan
grup tersebut. Hasil analisis menunjukan nilai F hitung sebesar 0,122 dengan probabilitas 0,728 0,05 hal ini berarti kedua grup memiliki varians yang sama,
sedangkan nilai t hitung pada asumsi varians sama adalah sebesar 13,366 dengan probabilitas 0,000 0,05 hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan
antara kecerdasan matematis siswa yang di atas rata-rata dengan kecerdasan matematis siswa yang di bawah rata-rata.
Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis yang kedua. Hasil analisis secara umum ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 20. Ringkasan Grup Satistik Uji Hipotesis Kedua
Group Statistics
Matematis N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Gambar
= 13.46 48
81.0000 2.31553
.33422 13.46
47 77.3404
2.22902 .32514
Tabel analisis di atas menunjukan untuk sampel dengan skor kecerdasan matematis di atas rata-rata 13,46 ada 48 siswa, memiliki nilai kemampuan
menggambar teknik rata-rata 81,0000. Sedangkan untuk sampel dengan skor kecerdasan matematis di bawah rata-rata 13,46 ada 47 siswa, memiliki nilai
kemampuan menggambar teknik rata-rata 77,3404. Tabel 21. Ringkasan Tes Sampel Independen Hipotesis Kedua
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means F
Sig. t
df Sig.
2- tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Gambar Equal
variances assumed
.036 .851 7.845
93 .000
3.65957 .46647
2.73326 4.58589
Equal variances
not assumed
7.848 92.974 .000
3.65957 .46628
2.73363 4.58552
75 Pada tabel di atas terlihat bahwa F hitung untuk kemampuan
menggambar teknik adalah 0,036 dengan probabilitas 0,851. Karena probabilitas 0,05, maka kedua varians adalah sama. Untuk itu, digunakan
Equal variances assumed diasumsi kedua varians sama pada nilai t hitung. Terlihat bahwa t
hitung untuk kemampuan menggambar teknik dengan Equal variances assumed
adalah 7,845 dengan p 2 ekor 0,000. Karena p 1 ekor 0,0002=0,000 0,05, maka H
ditolak. Dapat disimpulkan ada perbedaan kemampuan menggambar teknik yang nyata di antara siswa yang kecerdasan matematisnya di atas rata-
rata dengan siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata. Dengan kata lain, siswa yang kecerdasan matematisnya di atas rata-rata mempunyai
rata-rata kemampuan menggambar teknik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata. Secara lengkap hasil analisis
dapat dilihat pada lampiran 6.2 halaman 130.
D. Pembahasan Hasil Penelitian