38 Saifuddin Azwar 2013: 42 menerangkan bahwa kecerdasan matematis adalah
inteligensi yang digunakan untuk memecahkan problem berbentuk logika simbolis dan matematika abstrak. Sementara itu Anastasi dan Urbina 2007:
344, menyebutkan kemampuan diidentifikasikan dengan kecepatan serta ketepatan perhitungan aritmatika sederhana.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan kecerdasan matematis adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah terkait
bilangan dan pola-pola logis secara rasional, cermat dan cepat.
b. Ciri dan unsur kecerdasan matematis
Adi W. Gunawan 2003: 111 menyebutkan ciri-ciri orang dengan kecerdasan visual-spasial yang berkembang baik sebagai berikut:
1. Mampu mengamati objek yang ada di lingkungan dan mengerti fungsi objek tersebut.
2. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab- akibat.
3. Mempunyai dan menguji hipotesis yang ada. 4. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan
objek yang konkret. 5. Mampu dan menunjukkan kemampuan dalam pemecahan masalah
yang menuntut pemikiran yang logis. 6. Mampu mengamati dan mengenali pola serta hubungan.
7. Menikmati pelajaran yang berhubungan dengan operasi yang rumit seperti kalkulus, pemrograman komputer, atau metode riset.
8. Menggunakan teknologi untuk memecahkan persoalan matematika. 9. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti,
membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi yang kuat.
10. Tertarik dengan karier di bidang akutansi, teknologi, hukum, mesin dan teknik.
Menurut Gardner dalam Adi W. Gunawan, 2003: 112, kecerdasan ini sebenarnya mempunyai beberapa aspek, yaitu kemampuan melakukan
perhitungan matematis, kemampuan berpikir logis, kemampuan memecahkan masalah, pola pikir deduksi dan induksi, dan kemampuan mengenali pola dan
39 hubungan. Lex Mckee 2008: 90 menyebutkan bahwa kecerdasan
matematislogis dapat teraktifkan ketika seseorang malakukan kegiatan mengkalkulasi, berpikir, menaksir, membuat prioritas, merumuskan berbagai cita-
cita atau tujuan, menghasilkan daftar, mendukung kasus yang dihadapi dengan sebuah alasan, membenarkan posisi, menambah, mengurangi, mengalikan dan
membagi.
c. Pengukuran kecerdasan matematis
Pengukuran kecerdasan matematis merupakan pengukuran kemampuan dasar matematis seseorang. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya
pembahasan pada pengukuran kecerdasan matematis ini difokuskan pada pengukuran untuk kategori remaja dan dilakukan secara klasikal kelompok.
Andri Yanuarita 2014: 24-44, menerangkan secara umum pengukuran kemampuan matematis atau kuantitaif bertujuan untuk mengukur kecermatan,
ketelitian, ketepatan dan ketelitian seseorang dalam hal kuantitatif. Berdasarkan pembahasan di atas dan mengacu pada indikator yang disusun oleh Andrie
Yanuarita 2014: 24-44 maka dapat disimpulkan beberapa indikator pengukuran kecerdasan matematis yang dapat digunakan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut. 1. Numerik
Aritmatika Berupa perhitungan-perhitungan matematis dasar seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian. 2. Numerik Seri Angka Deret Angka
Berupa mengidentifikasi suatu urutan dengan pola matematis tertentu dan melengkapi urutan tersebut.
40 3. Konsep
Aljabar Berupa mengidentifikasi persamaan-persamaan dan logika aritmatika dasar
atau perhitungan dasar dalam bentuk persamaan.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Idha Handayani 2011 yang
berjudul “Pengaruh Intelligent Quotient IQ dan Kemampuan Tilikan Ruang
Terhadap Kemampuan Menggambar Teknik Siswa”. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
melalui teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan statistik parametrik. Subyek dalam penelitian tersebut berupa sample yang berjumlah 60
siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan IQ siswa dan kemampuan tilikan ruang dalam menggambar teknik berada pada kategori sedang. Hasil penelitiannya
menunjukkan pengaruh variabel IQ sebesar 0,30 atau sebesar 8,95 dan variabel kemampuan tilikan ruang sebesar 0,39 atau sebesar 15,37. Artinya IQ
dan kemampuan tilikan ruang siswa tidak terlalu tingi atau rendah pengaruhnya terhadap kemampuan menggambar teknik siswa.
Penelitian lainnya yang masih relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang di lakukan oleh Marfuah 2012 yang berjudul “Pengaruh
Kecerdasan Spasial dan Minat terhadap Kemampuan Menggambar Siswa Pada Mata Pelajaran Desain Eksterior Bangunan di SMK N 6 Bandung”. Metode yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif melalui teknik analisis korelasi dan regresi dengan
menggunakan statistik parametrik. Subyek dalam penelitian tersebut berupa