METODOLOGI PENELITIAN Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja pada Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi.

58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Sejarah perkembangan Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi. Pada tahun 1963 dibangun Sekolah Menengah Umum Negeri 1 pertama di Kota Berastagi pada tahun 1972 terjadi pemekaran dimana satu sekolah dibagi menjadi dua sekolah yakni Sekolah Menengah Umum Negeri Berastagi dan Sekolah Teknik Menengah Negeri 1 Berastagi berlokasi dikota Berastagi. Di tahun 1975 Sekolah Teknik Menengah Umum Negeri 1 Berastagi sudah menjadi sekolah yang bisa mekar dari Sekolah Menegah Umum Negeri 1 Berastagi. Lokasi Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi yang bersebelahan dengan Sekolah Teknik Negeri 1 Berastagi dapat menimbulkan perkelahian dan pertikaian antar siswa sehingga diambil kebijakan pada tahun 1980 Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi melakukan pemekaran dimana Sekolah Teknik Menengah Negeri 1 memisahkan diri. Pada saat terjadinya pemisahan antara Sekolah Menengah Negeri 1 Berastagi dan Sekolah Tehnik Menengah Negeri 1 Berastagi, guru dan pegawai sebagian tetap mengajar di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi dan sebagian di sekolah Teknik Menengah Negeri 1 Berastagi berlanjut dan bertambah guru-guru kejuruan di sekolah Menengah sebab 59 terjadinya pemisahan satu sekolah menjadi dua sekolah dikarenakan jumlah pendaftaran yang ingin bersekolah dan keinginan untuk sekolah di sekolah kejuruan sudah semakin banyak sehingga sewajarnya dibagi menjadi dua sekolah. Dimulai dari tahun 1963 sampai sekarang sudah 10 kepala sekolah yang memimpin di Sekolah Menengah Negeri 1 Berastagi. Hingga saat ini guru yang mengajar di Sekolah Menengah Negeri 1 Berastagi adalah 60 dimana 59 guru dari Pendidikan Nasional dan 1 guru dari Departemen Agama. Sedangkan guru tidak tetap atau horoner 8 guru, Pegawai tetap 8 orang dan tenaga Administratif 8 orang. Tabel 4 Kepala Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi 1. Amir Hamzah Ginting 01 Juli 1963 sd 31 Juli 1974 2. Drs. Basyaruddin Harahap 01 Agustus 1974 sd 31 Mei 1978 3. Drs. Syahrial. Sinukaban 01 Juni 1978 sd 06 Agustus 1985 4. Abu Bakar Nasution 07 Agustus 1985 sd 21 Desember 1988 5. Drs. Tinggi Sembiring 22 Desember 1988 sd 07 juli 1989 6. Manonga Seragih 08 juli 1989 sd 28 Januari 1993 7. Drs. Tobang Ginting 01 Februari 1993 sd 30 April 1993 8. Machluk 01 Mei 1993 sd 12 November 1999 9. Drs. Mison Kaban 13 November 1999 sd 10 Oktober 2000 10. Drs. Sastra Tarigan 11 Oktober 2000 sd sekarang Riwayat singkat Sekolah Menengah Negeri 1 Berastagi Nama Sekolah : Sekolah Menengah Negeri 1 Berastagi Nomor Statistik : 30.10.7100.106 60 Provinsi : Sumatera Utara Otonomi Daerah : Berastagi Kecamatan : Tanah Karo DesaKelurahan : Gundaling II Berastagi Jalan dan Nomor : Jaming Ginting No. 186 Kode Pos : 22156 Daerah : Perkotaan Status : Negeri Kelompok Sekolah : A Surat KeputusanSK : No. 59MPDKBIII Tanggal 25 Maret 1963 Akreditasi : A Penerbit Sk : Ditanda tangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun berdiri : 1963 Tahun Penegerian : 1963 Kegiatan Belajar mengajar : Pagi Bangungan sekolah : Milik Sendiri Lokasi Sekolah : 0.900 Km Jarak ke Pusat Otoda : 0.900 Km Terletak pada lintasan : Provinsi Jumlah keanggotaan rayon : 3 tiga Organisasi penyelenggaraan : Pemerintah 61 III.2. WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Negeri 1 Berastagi yang berlamat di Jalan Jamin Ginting No.83. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2008 sd Mei 2008. III.3. METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini menggambarkan tentang cara pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan penelitian ilmiah ini. Metodologi adalah penting untuk menentukan secara teoritis tehnik operasional yang digunakan sebagai pegangan dalam mengambil langkah-langkah sehingga di ketahui hal-hal sebagai berikut : - Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. - Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara dua objek. - Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah “Komunikasi Antar Pribadi” dengan pembentukan konsep diri remaja. 62 III.4. POPULASI DAN SAMPEL a. Populasi Merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 1995 : 141. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdaftar sebagai siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi karena mereka masih aktif dalam proses belajar mengajar. Jumlah siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi adalah 630 orang, jumlah siswa kelas X adalah 214 orang, jumlah siswa kelas XI adalah 215 orang, jumlah siswa kelas XII adalah 201 orang, jadi total keseluruhan adalah 630 siswa. Sumber : Tata Usaha Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi, dimana jumlah tersebut terbagi dalam tiga 3 tingkat kelas yaitu kelas X, XI dan XII. Jika dibuat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 5 Jumlah Siswa Kelas Jumlah X-1 43 X-2 42 X-3 43 X-4 43 X-5 43 XI IPA 1 44 63 XI IPA 2 43 XI IPA 3 43 XI IPS 1 43 XI IPS 2 42 XII IPA 1 40 XII IPA 2 41 XIII IPA 3 41 XII IPS 1 39 XII IPS 2 40 Sumber : Tata Usaha Sekolah Menengah Negeri 1 Berastagi b. Sampel Sampel diartikan sebagian bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian atau bisa juga diartikan sebagai bagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi Nawawi, 1991 : 144. Berdasarkan data populasi yang ada maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90 yakni sebagai berikut : n = 1 2  d N N n = 1 1 . 630 630 2  n = 1 01 . 630 630  n = 1 30 . 6 630  64 n = 30 . 7 630 n = 86.301 n = 86 Orang Setelah jumlah sampel ditentukan, kemudian diproporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap tingkat kelas dengan menggunakan rumus Arikunto, 1998 : 120 n = N n x n 1 1 Keterangan : n = Jumlah sampel tiap tingkatan kelas n1 = Jumlah siswa tiap tingkatan kelas ni = Jumlah sampel keseluruhan N = Jumlah populasi Kelas X-1 = 630 86 43 x = 5.86 Kelas X-2 = 630 86 42 x = 5.73 Kelas X-3 = 630 86 43 x = 5.86 Kelas X-4 = 630 86 43 x = 5.86 65 Kelas X-5 = 630 86 43 x = 5.86 Kelas XI IPA-1 = 630 86 42 x = 6.0 Kelas XI IPA-2 = 630 86 43 x = 5.86 Kelas XI IPA-3 = 630 86 43 x = 5.86 Kelas XI IPS-1 = 630 86 43 x = 5.86 Kelas XI IPA-2 = 630 86 42 x = 5.73 Kelas XII IPA-1 = 630 86 40 x = 5.46 Kelas XII IPA-2 = 630 86 41 x = 5.59 Kelas XII IPA-3 = 630 86 41 x = 5.59 Kelas XII IPS-1 = 630 86 39 x = 5.32 Kelas XII IPS-2 = 630 86 40 x = 5.46 Tidak mustahil kelebihan atau kekurangan sampel dalam pendistribusiannya. Demikian halnya pada penjumlahan di atas, dikarenakan jumlahnya belum mencapai total sampel, maka pada beberapa tingkatan kelas 66 diberikan pembulatan ke satu angka diatasnya. Dengan demikian distribusi sampel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel6 Distribusi Sampel No Tingkatan Kelas Populasi Sampel 1 X-1 43 6 2 X-2 42 6 3 X-3 43 6 4 X-4 43 6 5 X-5 43 6 6 XI IPA-1 44 6 7 XI IPA-2 43 6 8 XI IPA-3 43 6 9 XI IPS-1 43 6 10 XI IPS-2 42 6 11 XII IPA-1 40 5 12 XII IPA-2 41 6 13 XII IPA-3 41 6 14 XII IPS-1 39 5 15 XII IPS-2 40 5 Jumlah 630 87 III.5. TEHNIK PENARIKAN SAMPEL Penarikan sampel pada penelitian ini adalah tehnik Stratified random sampling, penarikan sampel dengan tehnik ini adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memisah-misahkan elemen-elemen populasi kedalam kelompok-kelompok yang relatif homogen, yang disebut strata dan setelah itu dari setiap strata, pengambilan sampel dipilih dengan menggunakan random sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan 67 dengan cara mengambil sampel siapa saja yang secara kebetulan ditemukan atau dijumpai setelah jumlahnya diperkirakan sudah mencukupi maka penelitian dihentikan. Sampel yang digunakan disesuaikan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun kriteria sampel yang dimaksudkan adalah : o Sampel adalah siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi o Usia 15 sd 18 tahun III.6. TEHNIK PENGUMPULAN DATA Data adalah bahan keterangan suatu objek penelitian. Yang diperoleh dilokasi penelitian. Dalam penelitian ini, tehnik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari : a. Penelitian kepustakaan Library Research b. Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun dan mempelajari data dari buku-buku sumber bacaan lain yang relevan dan mendukung penelitian. c. Penelitian lapangan Field Research Yaitu pengumpulan data dilapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui : 68  Kuesioner Yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden Nawawi, 1991 : 117. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi.  Interview Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Fungsi interview pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam tiga 3 bentuk yakni : 1 Sebagai metode primer, 2 Sebagai metode pelengkap, dan 3 Sebagai kriteria. Dalam penelitian ini tehnik Interview berfungsi sebagai kriteria yang menguji kebenaran dan kemantapan suatu data, yang diperoleh dengan cara kuesioner. III.7. Tehknik Analisa Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun,1989:263. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam tiga 3 tahap analisa yaitu : 69 a. Analisa Tabel Tunggal Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasr frekwensi. Tabel tunggal merupakan langah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom yaitu sejulah frekwensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1989 : 266. b. Analisa Tabel Silang Tehnik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel terebut bernilai positif atau negataif Singarimbun, 1989 ; 2730 c. Analisa korelasi Untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variael lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1989 : 273. Rumus untuk koefisien korelasinya adalah korelai product Moment pearson : r xy =    2 2 2 2 y y n x x n y x xy n          dimana : r xy = koefisien korelasi 70 n = jumlah sampel x = variabel bebas y = variabel terikat Notasi r menunjukkan bilangan antara – 1,00 hingga = 1,00. jika tidak ada hubungan sama sekali diantara variabel x dan y, maka nilai r = 0. jika tanda r positif maka variabel-variabel dikatakan berkorelasi secara positif, sedangkan jika r negatif maka variabel dikatakan berkorelasi negatif. d. Uji Hipotesa Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untu mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan uji statistik t dengan rumus : t = 2 1 2 r n r   Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Gilfoord Rakhamat, 2004 : 27. 0,20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,40 : Hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 : Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : Hubungan yang tinggi, kuat 0,91 : Hubungan sangat tinggi 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Pola Perilaku Anak Dalam Menonton Televisi Di Perumahan Taman Setia Budi Indah.

5 37 92

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Pembentukan Konsep Diri Siswa/Siswi (Studi Korelasional Pada Siswa/Siswi Madrasah Aliyah Negeri Kisaran

0 39 90

Peran Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif (Studi Kasus Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat)

3 84 217

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dengan Anak Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keluarga Untuk Memilih Pasangan Hidup Dengan Syaid Atau Syarifah

1 52 126

Hubungan antara pola komunikasi orang tua - remaja dengan konsep diri remaja

4 12 129

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN RESILIENSI REMAJA PADA KELUARGA ORANG TUA TUNGGAL Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Resiliensi Remaja Pada Keluarga Orang Tua Tunggal.

0 2 17

KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK, KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI, KONSEP DIRI TERHADAP INTERAKSI Kontribusi Layanan Bimbingan Kelompok Komunikasi Antar Pribadi Konsep Diri Terhadap Interaksi Sosial Di Sekolah Pada Siswa kelas VII SMPN Di Kecamatan Punung

0 1 13

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA DENGA

0 0 11