13 komunikasi antar pribadi mengandalikan suatu perubahan dalam sikap,
pendapat  dua pikiran, perasaan dan minat maupun tindakan tertentu. Pada tahap inilah suatu kegiatan komunikasi antar pribadi dapat dirancang, apakah
komunikasi hanya mengharapkan  perubahan pikiran yang pendapat saja atau diteruskan pada mimik dan perasaan ataukah hanya pada tindakan saja.
1.5.2. Konsep Diri
Berdasarkan pernyataan Cooley 1909:34, bahwa konsep diri seseorang adalah pangan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri. Konsep
diri ini akan terbentuk saat individu tersebut berhubungan dengan orang lain. Bahkan seseorang dapat mengerti dirinya sendiri saat ia berkomunikasi dan
beinteraksi dengan orang lain. Konsep Cooley 1909:34 tersebut mengacu kepada gagasan atau
pandangan bahwa anak cenderung menginteprestasikan apa yang dipikirkan orang lain mengenai dirinya. Proses penginteprestasian tersebut terjadi
melalui rangkaian sebagai berikut : Pertama adanya imajinasi anak mengenai penampilan dan gerak-
geraknya di hadapan orang lain. Kedua, adanya imajinasi atau pandangan orang lain terhadap peran yang dilakukan anak. Ketiga, adanya perasaan yang
dialami anak sebagaimana yang diimajinasikan orang lain, misalnya perasaan bangga karena menganggap orang lain menilai  penampilan anak positif, atau
14 sebaliknya  merasa rendah diri karena menganggap orang lain mencemooh
dirinya. Konsep diri yang baik dikategorikan sebagai berikut  :
- Mampu menerima diri sendiri dengan segala keberadaannya
- Percaya pada dirinya sendiri
- Sikap terbuka  dan tidak ragu dalam tingkah lakunya
- Mudah diajak  maju
- Mudah mengembangkan konsep diri yang sehat
- Tidak pemalu
- Keputusan yang diambil berdasarkan keputusan yang matang
Buletin BKKBN, Agustus, 1991 :17
1.5.3. Kepribadian
Dengan keterangan-keterangan  yang panjang lebar, seperti yang telah dipaparkan diatas, maka sampailah kita untuk mendapatkan bahan yang
memadai untuk dapat merumuskan apa, mengapa dan bagaimana sebenarnya dengan kepribadiannya itu. Kata kepribadian berasal dari  kata personality
yang berasal dari kata personal yang berarti  kedok atau topeng, yaitu tutup muka  yang  sering  dipakai oleh pemain-pemain  panggung, yang maksudnya
untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Hal ini dilakukan oleh karena  terdapat ciri-ciri  yang khas yang hanya  dimiliki oleh
seseorang  tersebut baik dalam arti kepribadian yang angkara murka, serakah
15 dan sebagainya sering ditopengkan dengan gambar  raksasa, sedang untuk
perilaku yang baik, budi luhur, suka menolong, berani berkorban, dan sebagainya ditopengkan dengan seorang kesatria dan sebagainya.
Sementara ada pendapat bahwa sebenarnya manusia itu didalam kehidupannya sehari-hari tidak selalu membawakan dirinya sebagaimana
adanya, melainkan selalu menggunakan tutup muka, maksudnya adalah untuk menutupi kelemahannya atau ciri-cirinya  yang khas  supaya tindakannya itu
dapat diterima  oleh masyarakatnya. Di dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat, kebanyakan
orang hanya akan menunjukkan keadaannya yang baik-baik saja dan untuk itu maka dipakailah topeng, atau pesona itu. Dengan topeng itu kadang-kadang
orang akan mendapatkan kedudukan, penghasilan atau prestise yang lebih daripada bila tanpa topeng tersebut. Sekalipun ia terpaksa  harus bertindak,
berbicara atau berbuat yang bukan saja tidak sesuai dengan dirinya sendiri, melainkan kadang-kadang sama sekali bertentangan dengan hakekat
kepribadiannya sendiri.
1.5.4 Orang tua