73 f.
Penguian hipotesa, dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik Person Product Moment. Untuk menguji signifikasi digunakan rumus t
test
dan untuk mengikuti tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford.
IV.3. ANALISA TABEL TUNGGAL
Pada bagian ini disajikan hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, yakni melalui kuesioner. Data penelitian disajikan
dalam bentuk tabel tunggl dengan menyajikan distribsi jawaban para responden berdasarkan kuesioner yang terdiri dari 3 jenis data, yaitu :
Karakteristik Responden Komunikasi Antar Pribadi dan pembentukan konsep diri remaja.
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden
dalam penelitian ini menyangkut jenis kelamin usia, agama, pendidikan ornag tua, pekerjaan orang tua, urutan anak
dalam keluarga, status anak, dan tempat tinggal anak. Adapun frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
a. Jenis Kelamin
Tabel 7
Jenis Kelamin Frequency
Pria 36
41.4 Wanita
51 58.6
Total 87
100.0
74 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jenis kelamin responden
yang terbanyak adalah Wanita sebanyak 51 orang 58,6 , dan selebihnya adalah pria sebanyak 36 orang 41,4.
Dapat disebutkan bahwa mayoritas responden mayoritas responden siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi dalam penelitian ini
berjenis kelamin wanita sebanyak 51 orang 58 . b.
Usia
Tabel 8
Usia Frequency
15 tahun 4
4,6 16 tahun
32 36,8
17 tahun 31
35,6 18 tahun
20 23.0
Total 87
100.0 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah responden yang
terbanyak adalah usia 16 tahun sebanyak 32 orang 36,8, usia 17 tahun sebanyak 31 orang 35,6 18 tahun sebanyak 20 orang 23,0 dan yang
paling mudah yakni 15 tahun sebanyak 4 orang 4,6. Dapat disebutkan bahwa mayoritas responden siswa Sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi dalam penelitian ini berusia 16 tahun, hal ini terlihat dari jumlah responden sebanyak 32 orang 36,8.
75 c.
Agama
Tabel 9
Jenis Kelamin Frequency
Kristen Protestan 71
81,6 Islam 13
14,9 Kristen Katolik
3 3,4
Total 87
100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah agama Kristen Protestan sebanyak 71 orang 81,6,
agama Islam sebanyak 13 orang 14, dan agama Kristen Katolik sebanyak 3 orang 3,4.
d. Pendidikan Orang Tua
Tabel 10
Pendidikan Orangtua Frequency
SD 2 2,3
SLTP 9 10.3
SLTA 43 49,4
SARJANA 33 37,9 Total
87 100.0
76 Berdasarkan
tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden yang
terbanyak adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sebanyak 43 orang 49,4, Sarjana sebanyak 33 orang 37,9, Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama sebanyak 9 orang 10.3 dan Sekolah Dasar Sebanyak 2 orang 2,3.
e. Pekerjaan Orang tua
Tabel 11
Pendidikan Orangtua Frequency
PNS 34 39,1 ABRI
4 4.6
Guru 7
8.0 Swasta 2 2.3
Petani 35 40.2 Wiraswasta 3
3.4 Ahli Profesional
2 2.3
Total 87
100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden yang
terbanyak adalah Petani sebanyak 35 orang 40,2, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 34 orang 39,1, Guru sebanyak 7 orang 8.0 ABRI sebanyak
4 orang 4,6, Wiraswasta Sebanyak 3 orang 3,4, Pegawai Swasta sebanyak 2 orang 2,3, dan ahli profesional sebanyak 2 orang 2,3
77 f.
Urutan anak dalam keluarga
Tabel 12
Urutan anak Frequency
Pertama 24 27.6
Kedua 31 35.6
Ketiga 16 18.4
Keempat 9 10.3
Kelima 7
8.0 Total 87 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah anak kedua sebanyak 31 orang 35,6, anak pertama sebanyak 24 orang
27,6, anak ketiga sebanyak 16 orang 18.4 Anak keempat sebanyak 9 orang 10,3, dan anak kelima Sebanyak 7 orang 8,0.
g. Status anak
Tabel 13
Status anak Frequency
Kandung 87 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah anak kandung sebanyak 87 orang 100.0. Sehingga diketahui semua
responden siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi adalah anak kandung.
78 h.
Tempat Tinggal Anak
Tabel 14
Tempat tinggal anak Frequency
Orang tua 83
95.4 Wali
3 3.4
Sewa 1
1.1 Total
87 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah orangtua sebanyak 83 orang 95,4, wali sebanyak 3 orang 3,4, dan
sewa Sebanyak 1 orang 1,1.
2. Komunikasi Antar Pribadi
Pada bagian ini dikemukakan data tentang Komunikasi Antar Pribadi, yakni menyangkut :
a. Frekuensi berkomunikasi dengan orang tua
b. Proses komunikasi antar pribadi yang dilakukan antara remaja dengan orang tua
c. Waktu yang diperlukan untuk melakukan komunikasi antar pribadi
Tabel 15
Frekuensi komunikasi dengan orang tua
Frequency Tidak pernah
8 9.2
Jarang 20 23.0
Sering 42 48.3
Sangat sering 17
19.5 Total
87 100.0
79 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 42 responden 48,3
mengatakan sering berkomunikasi dengan orang tua, 20 responden 23,0 mengatakan jarang berkomunikasi dengan orang tua, 17 responden 19,5
mengatakan sangat sering berkomunikasi dengan orang tua, selebihnya 8 responden 9,2 mengatakan tidak pernah berkomunikasi dengan orangtua.
Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan sering berkomunikasi dengan orang tua, hal
ini dapat dilihat dari jumlah data responden sebanyak 12 orang 43,3. Berkomunikasi dengan orang tua merupakan salah satu faktor
pendorong terciptanya konsep diri yang positif, dari komunikasi inilah orang tua dapat memberikan arahan dan pesan yang baik dengan anak sehinga anak
dalam menghadapi lingkungan luasnya tidak canggung.
Tabel 16
No
Waktu Komunikasi
Sangat sering
Sering Jarang
Tidak pernah
Jumla h
F F F F
1 Makan Pagi
9 10.3
33 37.9
39 44.8
5 6.9
87 2 Makan
siang 13 14.9
17 19.5 50 57.5 7 8.0
87 3 Makan
malam 31 35.6
37 42.5 18 20.7 1 1.1 87
4 Saat santai
34 39.1 35 40.2 16 18.4
2 2.3 87
5 Menonton TV 26 29.9
41 47.1 19 21.8 1 1.1
87 6 Saat
Liburan 22 25.3
25 28.7 31 35.6 9 10.3 87
7 Saat ada
masalah 11 12.6
21 24.1 39 44.8 16 18.4
87
80 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa waktu berkomunikasi
yang sangat sering dilakukan anak dengan orang tua adalah saat santai dengan jumlah 34 responden 39,1, pada saat makan malam 31 responden
35,6, pada saat menonton TV 26 responden 29.9, pada saat liburan 22 responden 25,3, pada saat makan siang 13 responden 14,9, pada saat
ada masalah 11 responden 12,6, pada saat makan pagi 9 responden 10,3.
Sedangkan waktu
komunikasi yang sering dilakukan anak dengan orang tua adalah menonton TV 41 responden 47,1, pada saat makan
malam 37 responden 42,5, saat santai 35 responden 40,2, pada saat makan pagi 33 responden 37,9, saat liburan 25 responden 28,7, saat
ada masalah 21 responden 24,1. Waktu komunikasi yang jarang dilakukan anak dengan orangua adalah
makan siang 50 responden 57,5, pada saat makan pagi dan ada masalah 39 responden 44,8, pada saat liburan 31 responden 31 responden 35,6,
menonton TV 19 responden 21,8, makan malam 18 responden 20,7, saat santai 16 responden 18,4.
Tabel 17
Topik pembicaraan Frequency
Kesulitan menerima pelajaran 36
41.4 Cita-cita 17
19.5 Kesulian keuangan
20 23.0
81 Kegiatan di luar sekolah
14 16.1
Total 87
100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 36 responden 41,4 mengatakan topik komunikasi dengan orang tua adalah kesulitan
menerima pelajaran, 20 responden 23,0 mengatakan topik komunikasi dengan orang tua adalah kesulitan keuangan, 17 responden 19,5
mengatakan topik komunikasi dengan orang tua adalah cita-cita, selebihnya 14 responden 16,1 mengatakan topik komunikasi dengan orangtua adalah
mengenai kegiatan di luar sekolah. Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa Sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan topik komunikasi dengan orang tua adalah mengenai kesulitan menerima pelajaran, hal ini dapat dilihat
dari jumlah data responden sebanyak 36 orang 41,4. Hal ini dikarenakan responden masih merupakan siswa dan masih
menerima pelajaran di sekolah. Disinilah komunikasi dilakukan agar anak merasa yakin bahwa ia pasti mampu menerima pelajaran dan orang tua
memberikan jalan keluarg agar anak mengikuti pelajaran tambahan atau lebih giat dan disiplin dalam belajar. Orang tua berperan sebagai pendorong anak
agar lebih maju dan tidak merasa rendah diri.
Tabel 18 Kebebasan dari orangtua
Frequency
Disiplin belajar 1
1.1
82 Bergaul dengan teman
17 19.5
Cita-cita 49
56.3 Menggunakan uang
20 230
Total 87
100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 49 responden 53,3 mengatakan kebebasan yang diberikan orang tua adalah cita-cita, 20
responden 23,0 mengatakan kebebasan yang diberikan orang tua adalah menggunakan uang, 17 responden 19,5 mengatakan kebebasan yang
diberikan orang tua adalah bergaul dengan teman, selebihnya 1 responden 1,1 mengatakan kebebasan yang diberikan orangtua adalah disiplin
belajar. Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa Sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan kebebasan yang diberikan orang tua adalah mengenai cita-cita, hal ini dapat dilihat dari jumlah data
responden sebanyak 49 orang 56,3. Hal ini dikarenakan sifat orang tua yang demokrasi terhadap anak dan
tidak adanya otoriter dari orang tua yang berlebihan. Dalam kebebasan ini adalah akan lebih giat karena mencapai cita-cita yang diinginkan anak akan
menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap apa yang digemarinya.
Tabel 19 Cara Berkomunikasi
Frequency
Dialog 21 24.1
83 Diskusi 10
11.5 Humor 8
9.2 Cerita 48
55.2 Total
87 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 48 responden 55,2 mengatakan cara berkomunikasi yang dilakukan orang tua adalah
cerita, 21 responden 24,1 mengatakan cara berkomunikasi yang dilakukan orang tua adalah dialog, 10 responden 11,5 mengatakan cara
berkomunikasi yang dilakukan orang tua adalah diksusi, selebihnya 8 responden 9,2 mengatakan cara berkomunikasi yang dilakukan orangtua
adalah humor. Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa Sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan cara berkomunikasi yang dilakukan orang tua adalah mengenai cerita, hal ini dapat dilihat dari jumlah
data responden sebanyak 48 orang 55,2. Hal ini dikarenakan berkomunikasi dengan bercerita membuat anak
tetap mengingat pesan-pesan dari cerita. Dengan bercerita anak dibawa dalam situasi yang informal dimana anak senang mendengarkan cerita, dan
memperoleh pandangan baru terhadap masalah yang dihadapi. Anak pada saat ini memiliki minat terhadap peristiwa-peristiwa yang dialaminya, minat ini
diungkapkan terutama melalui pembicaraan dengan orang tua.
Tabel 20
84
No
Bentuk perhatian
Sangat sering
Sering Jarang
Tidak pernah
Jumla h
F F F F
1 Memberi tugas
rumah 29 33.
3 40 46.0 17 19.5 1 1.1 87
2 Makan malam
bersama 28 32.
3 35 40.2 24 27.6 - -
87 3 Berkunjung
ke keluarga besar
9 103 44 50.6 32 36.8 2 2.3 87
4 Ketempat ibadah
1 1.1 38 43.7 38 43.7 10 11.5 87
5 Mengikuti kegiatan
agama 1 1.1 23 26.4 51 58.6 12
13.8 87
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk perhatian yang sangat sering dilakukan orang tua dengan anak adalah memberikan tugas
dirumah dengan jumlah 29 responden 33,3, pada saat makan malam 28 responden 32,2, berkunjung ke rumah keluarga besar 9 responden
10.3, ke tempat beribadah dan mengikuti kegiatan agama 1 responden 1,1.
Sedangkan bentuk perhatian yang sering dilakukan orangtua dengan anak adalah adalah berkunjung ke rumah keluarga besar 44 responden
50,6, memberi tugas di rumah 40 responden 46,0, ke tempat beribadah 38 responden 43.7, pdpada makan malam bersama 35 responden 40,2
mengikuti kegiatan agama 23 responden 26,4. Bentuk perhatian yang jarang dilakukan orang tua dengan anak adalah
mengikuti kegiatan 51 responden 58,6, ke tempat beribadah 38 responden 43,7, berkunjung ke rumah keluarga besar 32 responden 36,8, saat
85 makan malam bersama 24 responden 27,6, memberi tugas di rumah
dengan jumlah 17 responden 19,5.
III. Konsep Diri
Pada bagian ini dikemukakan data tentang konsep diri, yakni menyangkut :
a. Perhatian attention
b. Efek kognitif
c. Efek Positif
d. Efek behavioral
Tabel 21
No Orang yang dibutuhkan
F 1 Ayah
5 5.7
2 Ibu 53
60.9 3 Kakakadik
1 1.1 4 Lainnya
28 32.2
Total 87
100.0
Berdasarkan tabel
diatas bahwa sebanyak 53 responden 60,9
mengatakan orang yang dibutuhkan adalah Ibu 28 responden 32,2 mengatakan orang yang dibutuhkan adalah lainnya teman dan pacar, 5
responden 5,70 mengatakan orang yang mengatakan orang yang
86 dibutuhkan adalah ayah, selebihnya 1 responden 1,1 mengatakan orang
yang dibutuhkan mayoritas siswa sekolah menengah. Dengan
demikian dapat disebutkan mayoritas siswa sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan orang yang dibutuhkan adalah ibu, hal ini dapat dilihat dari jumlah data responden sebanyak 53
responden 60,9. Hal ini dikarenakan setiap anak anak memiliki ikatan batin dengan
ibunya. Faktor ibu yang dominan dalam keluarga dimana ibu berperan sebagai orang yang paling mengerti kondisi anak karena dari kecil hingga
besar kehidupan anak diatur oleh ibu baik itu tingkah laku hingga kedisplinan anak Ibu merupakan yang dapat yang dapat dipercaya dalam segala urusan.
Tabel 22
No Tingkat keyakinan
diri sendiri F
1 Yakin Bisa
35 40.2 2 Bisa
49 56.3
3 Tidak bisa
1 1.1 4 Tidak
Tahu 2 2.3
Total 87
100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 49 responden 56,3 mengatakan bisa dalam mengatasi masalah, 35 responden 40,2
87 mengatakan yakin bisa dalam mengatasi masalah, 2 responden, selebihnya 1
responden 11 mengatakan tidak bisa dalam menghadapi masalah. Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa sekolah Menengah
Umum Negeri 1 Berastagi mengatasi bisa dalam mengatasi masalah, hal ini dalam jumlah data responden yang tercipta adalah poisitif dimana anak
menganggap dirinya bisa dalam mengatasi masalah. Konsep diri ini tidak terlepas dari peranan orang tua yang menanggap anak mampu serta sudah
dewasa dalam mengambil keputusan. Komunikasi yang dilakukan orang tua terhadap anak akan mempengaruhi rasa percaya diri dan kemampuan anak
dalam mempertanggungjawabbkan tindakannya.
Tabel 23
No Kepercayaan terhadap
orang tua
F
1 Sangat menerima
35 40,2
2 Menerima 49 56,3
3 Kurang menerima
6 3,4
4 Tidak menerima
- -
Total 87
100.0
88 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 49 responden
56,3 mengatakan sangat mengerima terhadap arahan dan pesan dari orangtua, 35 responden 40,2, mengatakan menerima terhadap arahan dan
pesan dari orang tua, 3 responden 3,4 mengatakan kurang menerima terhadap arahan dan pesan dari orang tua, 3 responden 2,4 mengatakan
menerima terhadap arahan dan pesan dari orangtua. Dengan
demikian dapat disebutkan mayoritas siswa sekolah
menengah umum negeri 1 Berastagi mengatakan sangat menerima terhadap arahan dan pean dari orang tua, hal ini dapat dilihat dari jumlah data
responden sebanyak 49 responden 55,3. Hal ini dikarenakan orang tua masih dianggap sebagai tumpuan dan
pencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi atau akan dihadapi anak. Kreadibilitas orang tua masih sangat terperaya dikarenkan
adanya suasana komunikasi yang nyaman bagi anak terpercaya dikarenakan adanya suasana komunikasi yag nyaman bagi naka serta kondisi rumah
sebagai tempat yang menyenangkan bagi anak. Pesan atau arahan yang diberikan sebagai tempat yang menyenangkan bagi anak. Pesan atau arahan
yang diberikan ornag tua dianggap sebagai saran dan kritikan yang membangun diri anak.
Tabel 24
No Orang yang dibutuhkan
F 1 Sangat
menerima 29
33.3
89 2 Menerima
48 55.2 3 Kurang
menerima 10
11.5 4 Tidak
Menerima -
- Total
87 100.0
Berdasarkan tabel diatas dikethaui bahwa sebanyak 48 responden 55,2 mengatakan menerima terhadap penerimaan keluhan kepada
orangtua, 29 responden 33,3 mengatakan sangat menerima terhaap penerimaan keluhan orang tua 10 responden 11,5 mengatakan kurang
menerima terhadap penerimaan keluhan kepada orang tua. Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa Sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan menerima terhadap penerimaan keluhan kepada orang tua, hal ini dapat dilihat dari jumlah data
responden sebanyak 48 responden 55,2. Hal ini dikarenakan orang tua sebagai tempat diskusi yang baik,
dimana orang tua menerima keluhan yang disampaikan anak bukan sebagai perbandingan atau sikap remaja yang terlampau kritis terhdap diri mereka
dan terhadap pola kehidupan keluarga. Setiap remaja memperoleh rasa aman bila berada diantara orang tua dan membicarakan hal-hal yang menarik atau
yang mengganggunya. Persetujuan seperti ini merupakan kesempatan untuk mengeluarkan isi hati dan memperoleh pendangan batu terhadap masalah
yang dihadapi.
Tabel 25
90 No
Perlakuan Orang tua F
1 Sangat Baik
48 55.2 2 Baik
36 41.4
3 Kurang Baik
3 3.4
4 Tidak Baik
- -
Total 87
100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 48 responden 55,2 mengatakan perlakuan orang tua terhadap anak di rumah sangat baik
36 responden 41,4 mengatakan perlakuan orang tua terhadap anak di rumah baik, 3 responden 3,40 mengatakan perlakuan orang tua terhadap
anak di rumah kurang baik. Dengan
demikian dapat disebutkan mayoritas siswa sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan perlakuan orangtua terhadap anak di rumah sangat baik, hal ini dilihat dari jumlah data responden
sebanyak 48 responden 55,2. Hal ini dikarenakan orang tua masih memiliki kewajiban memberikan
rasa rasa lebih kasih sayang terhadap anaknya serta adanya rasa tanggung jawab terhaap pemenuhan kebutuhan anak akan cinta kasih orang tua di
rumah.
Tabel 26
No Hubungan keluarga
F 1 Sangat
harmonis 35
40.2
91 2 Harmonis
42 48.3 3
Kurang harmonis 9
10.3 4 Tidak
harmonis 1
1.1 Total
87 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 42 responden 48,3 mengatakan hubungan keluarga adalah harmonis, 35 responden
40,2 mengatakan hubungan keluarga sangat harmonis, 9 responden 10,3, mengatakan hubungan keluarga kurang harmonis, 1 responden
1,1 mengatakan hubungan keluarga tidak harmonis. Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa Sekolah
Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan hubungan keluarga harmonis hal ini dpat dilihat dari jumlah data responden sebanyak 42
responden 48,3. Hal ini dikarenakan rumah masih dianggap sebagai tempat yang
menyenangkan dan tempat yang sangat baik untuk berkomunikasi. Hubungan keluarga apabila hubungan keuarga harmonis maka konsep diri yang akan
didpat adalah positif dan sebaliknya. Komunikasi yang dilakukan orang tua terhadap anak memberikan kesempatan pada anak untuk dapat
mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan dan perilakukanya. Sehingga orang tua dapat memahami kebutuhan anak dan tidak terjadinya
kesalahpahaman diantara anak dan orang tua.
Tabel 27
92 No Harapan
F 1 Melanjutkan
Sekolah 32
36.8 2 Bekerja
1 1.1 3 Orang
berhasil 50
57.5 4 Mendapat
pengakuan 4
4.6 Total
87 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 50 responden 57 mengatakan harapan utama responden adalah menjadi orang berhasil,
32 responden ,36,8 mengatakan harapan utama responden adalah melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, 4 responden 4.6 mengatakan
harapan utama responden adalah mendapat pengakuan dari orang lain 1, responden 11 mengatakan harapan utama responden adalah bekerja.
Dengan demikian dapat disebutkan mayoritas siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi mengatakan hubungan keluarga
harmoni, hal ini dapat dilihat dari jumlah data responden diri anak yang positif dimana ia mengetahui.
Hal ini dikarenakan konsep diri anak yang positif dimana ia mengetahui apa yang diinginkannya dan mempunyai optimisme dalam
memandang masa depan. Remaja juga mempunyai tujuan untuk taraf perkembangan yang diinginkannya, disamping itu remaja juga memiliki
kebutuhan, harapan, dan tuntutan dalam dirinya, yang harus diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan.
93
IV. 4. Analisa Tabel Silang
Pada bagian ini disajikan tabel yang silang, tabel silang memuat beberapa data data lainnya atau untuk memberikan beberapa keadaan data-
data. Dalam penelitian ini teradapat 2 tabel silang yaitu menggabarkan aplikasi terdapat hubungan antara komunikasi anak dengan keluarga dengan
konsep diri yang tercipta.
Tabel 28
Hubungan anak dengan
orang tua Mampu menerima diri
sendiri Mampu menerima diri
sendiri Optimis
Perubahan pola pikir TT KP P SP TT KP P SP TT KP P SP TT KP P SP
Ayah 2 0 18 7 1 0 0 1 0 0 5 4 0 2 6 4
Ibu 1 4 18 2 0 1 5 2 1 5 11 6 1 3 20 7
Abangkakak 1 0 2 0 1 4 19 1 0 6 20 7 1 2 17 5
Adik 0 1 17 14 0 4 38 1 0 0 8 14 0 3 9 7
Total 4 5 55 23 2 9 62
14 1 11 44 31 2 10 52 23
Keterangan : TT :
Tidak tahu
KP : Kurang positif P :
Positif SP :
Sangat positif
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hubungan dengan ayah terhadap sikap mampu menerima diri sendiri adalah positif dengan jumlah 18
responden 20,6, sikap terbuka adlah sangat positif dengan jumlah 1 respnden 1,1, sikap optimis adalah positif dengan 5 reponden 5,7,
perubahan pola pikir adalah positif dengan 6 responden 6,8.
94 Sedangkan hubungan dengan ibu terhadap sikap mampu menerima
sedniri adalah positif degnan jumlah 18 responden 20,6, sikap terbatas positif dengan jumlah 5 respnden 5,7 sikap optimis adalah positif dengan
jumlah 11 respondern 12,6, perubahan pola pikir adalah positif dengan jumlah 20 responden 22,9.
Sedangkan hubungan dengan abangkakak terhadap sikap mampu menerima diri sendiri adalah positif dengan jumlah 2 responden 2,2,
sikap terbuka adalah positif dengan jumlah 19 respnden 22,9, perubahan pola pikir adalah positif dengan jumlah 17 responden 19,5.
Sedangkan hubungan dengan adik terhaap sikap mampu menerima diri sendiri adalah pisitif dengan jumlah 17 respnden 19,5, sikap terbuka
adlah positif dengan jumlah 38 responden 43,6, sikap optimis adalah sangat positif dengan jumlah 14 responden 16,1, perubahan pola pikir
adalah positif dengan jumlah 9 responden 10,3
Tabel 29
Kebiiasaan Merokok Berkelahi dengan
saudara Berbicara Kasar
Lari dari rumah remaja
TP J S SS TP J S SS TP J S SS TP J S SS
melakukan 1
42 23
9 8
6 1
2 23
9 5
2 7
20 45
Kesalah Tidak
6 3
1 22
25 5
1 20
18 3
6 5
Disiplin Nilai belajar
1 1
7 6
5 2
2 1
1 Menurut
Melawan 1
1 2
- -
- -
Orang tua Total
1 50
26 10
1 37
38 11
3 47
29 8
3 7
26 51
Keterangan :
TP : Tidak
pernah S : Sering
95 J
: Jarang SS
: Sangat sering
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa melakukan kesalahan dan merokok adalah jarang dengan jumlah 42 responden 48,2, berkelahi
dengan sudara adalah jarang dengan jumlah 8 responden 9,19, berbicara kasar adalah jarang dengan 23 responden 26,4, lari dari rumah adalah
sangat sering dengan 45 responden 51,7. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tidak disiplin dan merokok
adalah jarang dengan jumlah 6 responden 6,8, berkelahi dengan saudara adalah sering dengan jumlah 25 responden 28,7, berbicara kasar adalah
jarang dengan 20 responden 22,9, lari dari rumah adalah sering dengan 6 responden 6,8.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai belajar menurun dan merokok adalah jarang dengan jumlah 1 responden 1,10, berkelahi dengan
saudara adalah jarang dengan jumlah 7 responden 8,4, berbicara kasar adalah jarang dengan 2 responden 2,3, lahir dari rumah adalah tidak
pernah dengan 1 responden 1,1.
IV.5. ANALISA KORELASI