pengukuran dengan kuisioner dapat dipercaya. Dari hasil perhitungan didapat hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil uji reliabilitas
Data kuisioner Pemborosan
r
hitung
r
alpha
r
table
0,851 0,729
Sumber : lampiran E
Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai alpha 0,851 lebih besar dari nilai r
tabel
0,729 sehingga dapat dikatakan bahwa data yang didapatkan reliabel. Hasil uji reliabilitas nilai pembobotan pemborosan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran E.
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Pembobotan Pemborosan
Setelah data hasil kuisioner dikatakan reliabel maka langkah selanjutnya adalah menghitung bobot masing-masing jenis pemborosan. Dari hasil
penyebaran kuisioner, diketahui bahwa bobot pemborosan yang terjadi mulai yang terbesar sampai yang terkecil adalah seperti tertera pada Tabel 4.8 sebagai
berikut: Tabel 4.9 Rekap hasil waste workshop
NO WASTE
RESPONDEN BOBOT
RANGKING 1
2 3
4 5
6 1
Produksi berlebih 5
5 5
4 4
5 4,7
1 2
Menunggu 4
4 3
4 4
4 3,8
2 3
Transportasi 4
4 3
4 3
4 3,7
3 4
Proses tidak sesuai 3
4 3
3 3
4 3,3
4 5
Persediaan tidak perlu 2
3 2
2 3
2 2,3
5 6
Gerakan tidak perlu 2
3 2
2 2
2 2,2
6 7
Kecacatan 1
2 1
1 1
2 1,3
7 8
Pekerja tidak mempunyai skill 2
1 1
1 0,8
8 9
Lingkungan kesehatan dan K3 1
0,2 9
sumber informasi : hasil pengolahan data pada lampiran D
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jumlah responden Contoh perhitungan bobot pemborosan :
Waiting = Total skor pemborosan jenis waiting
=
7 ,
4 6
5 4
4 5
5 5
= +
+ +
+ +
=
7 ,
4
Dari hasil perhitungan kuisioner yang telah dibagikan, didapatkan jenis pemborosan yang memiliki rata-rata skor paling besar sampai yang paling kecil
secara berurutan yaitu menunggu 4,7, persediaan yang tidak perlu 3,8, defect 3,7, produksi berlebihan 3,3, transportasi 2,3, proses yang tidak sesuai 2,2,
gerakan yang tidak perlu 1,3, lingkungan kesehatan dan keselamatan 0,8, serta pekerja yang kurang professional 0,2.
4.2.2 Pemilihan Tools dengan VALSAT
Identifikasi dengan waste workshop akan menjadi dasar untuk pemilihan tools yang relevan dengan pendekatan VALSAT. Bobot yang diperoleh dari hasil
waste workshop akan dikalikan dengan nilai korelasi antara tools dengan pemborosan yang terjadi sehingga diperoleh skor untuk setiap tools yang ada pada
VALSAT. Pemilihan tools dilakukan berdasarkan nilai skor terbesar yang diperolehnya kemudian dilakukan pengolahan data, dengan pengali untuk H
high adalah 9 karena sering terjadi pemborosan yang tinggi di lantai produksi, M medium adalah 3 karena masih sering terjadi pemborosan dengan kategori
sedang dan L low adalah 1 karena jarang terjadi pemborosan di lantai produksi. Hasil perhitungan skor untuk setiap tools secara lebih lengkapnya terdapat pada
Tabel 4.10 berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.9 Value Stream Analysis Tools
Keterangan : H high correlation : faktor pengali = 9 M medium correlation: faktor pengali = 3
L low correlation : faktor pengali = 1
Produksi berlebih : - Process Activity Mapping = bobot waste x L
= 3,3 x 1 = 3,3
- Supplychain Response matrix = bobot waste x M
= 3,3 x 3 = 9,9
- Quality Filter Mapping = bobot waste x L
= 3,3 x 1 = 3,3
- Demand Amplification Mappimg
= bobot waste x M = 3,3 x 3
= 9,9 -
Decision Point Analysis = bobot waste x M
= 3,3 x 3 = 9,9
process activity
mapping supply
chain response
matrix production
variety funnel
quality filter
mapping demand
amplification mapping
decision point
analysis phisical
structure Jenis
pemborosan Produksi
berlebih L
M L
M M
Menunggu H
H L
M M
Transportasi H
L Proses tidak
sesuai H
M L
L Persediaan
tidak perlu M
H M
H M
L Gerakan tidak
perlu H
L H
Kecacatan L
Jenis pemborosan
lainnya L
L M
L H
M H
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.11 Perhitungan skor VALSAT
sumber informasi hasil pengolahan data terdapat pada lampiran F
Keterangan : PAM
: Process Activity Mapping SCRM
: Supply Chain Response matrix PVF
: Product Variety Funnel QFM
: Quality Filter Mapping DAM
: Demand Amplification Mapping DPA
: Decision Point Analysis PS
: Physical Structure Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan sesuai dengan Tabel 4.2, maka
perangkingan berdasarkan skor tertinggi hingga terendah akan dilakukan. Skor tertinggi akan menjadi ranking pertama dan seterusnya hingga ranking ketujuh.
Dari hasil perankingan, diperoleh urutan tools yang paling relevan untuk digunakan sesuai dengan Tabel 4.12 berikut.
NO WASTE
BOBOT VALSAT
PAM SCRM
PVF QFM
DAM DPA
PS 1
Produksi berlebih
3.3 3.3