3.3 42.3 4.7 20.7 4 19.8 2.2 5 11.4 11.4 11.4 6 11.7 11.7 7.2 25.7 67.2 Detail Mapping HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.11 Perhitungan skor VALSAT sumber informasi hasil pengolahan data terdapat pada lampiran F Keterangan : PAM : Process Activity Mapping SCRM : Supply Chain Response matrix PVF : Product Variety Funnel QFM : Quality Filter Mapping DAM : Demand Amplification Mapping DPA : Decision Point Analysis PS : Physical Structure Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan sesuai dengan Tabel 4.2, maka perangkingan berdasarkan skor tertinggi hingga terendah akan dilakukan. Skor tertinggi akan menjadi ranking pertama dan seterusnya hingga ranking ketujuh. Dari hasil perankingan, diperoleh urutan tools yang paling relevan untuk digunakan sesuai dengan Tabel 4.12 berikut. NO WASTE BOBOT VALSAT PAM SCRM PVF QFM DAM DPA PS 1 Produksi berlebih 3.3 3.3

9.9 3.3

9.9 9.9 2 Menunggu

4.7 42.3

42.3 4.7

14.1 14.1 3 Transportasi

2.3 20.7

2.3 4

Proses tidak sesuai

2.2 19.8

6.6 2.2

2.2 5

Persediaan tidak perlu

3.8 11.4

34.2 11.4

34.2 11.4

3.8 6

Gerakan tidak perlu

1.3 11.7

1.3 11.7

7 Kecacatan 3.7 3.7 8 Pekerja tidak mempunyai skill 0.2 0.2

0.2 0.6

0.2 1.8

0.6 1.8

9 Lingkungan kesehatan dan K3 0.8 0.8

0.8 2.4

0.8 7.2

2.4 7.2

TOTAL BOBOT 113.9

88.7 25.7

18.2 67.2

40.6 15.1

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.12 Penentuan tools VALSAT NO VALSAT BOBOT RANKING 1 Process Acivity Mapping PAM 113,9 1 2 Supply Chain Respone Matrix SCRM 88,7 2 3 Demand Amplification Mapping DAM 67,2 3 4 Decision Point Analysis DPA 40,6 4 5 Production Variety Funnel PVF 25,7 5 6 Quality Filter Mapping QFM 18,2 6 7 Physical Structure PS 15,1 7 sumber informasi hasil pengolahan data terdapat pada lampiran F Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tools yang memiliki bobot tertinggi adalah Proses activity mapping PAM dengan total bobot 113,9 sehingga tools inilah yang dpilih untuk digunakan.

4.2.3 Process Activity Mapping PAM

Proses activity mapping menggambarkan seluruh proses secara detail. Peta ini merupakan pendekatan teknik yang digunakan pada lantai produksi perusahaan manufaktur. Langkah-langkah dalam pembuatan proses activity mapping adalah pertama-tama dilakukan pengamatan secara langsung bagaimana persiapan dari proses kemudian dilakukan pencatatan secara detail akan informasi yang ada tiap proses. Mesin yang digunakan untuk tiap aktifitas dicatat, berikut dengan perpindahan, waktu yang dibutuhkan dan tenaga kerja yang terlibat. Kemudian hasil dari pengamatan tersebut dikelompokkan dalam 5 lima macam tipe aktivitas operasi, transportasi, inpeksi, storagepenyimpanan, dan delaymenunggu. Langkah terakhir adalah langkah analisis dari jenis aktivitas yang ada. Perlu dihitung seberapa besar proporsi aktivitas yang tidak bernilai tambah dibanding dengan aktivitas bernilai tambah. Dalam hal ini aktivitas yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tidak bernilai tambah adalah delay. Aktivitas transportasi, inspeksi dan storage merupakan aktivitas penting tetapi tidak bernilai tambah. Dasar dari pendekatan ini adalah mencoba untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak perlu, menyederhanakan, mengkombinasikan serta mencari perubahan rangkaian yang akan mengurangi pemborosan. Adapun proses activity mapping untuk plat baja ABS-A 12 x 1524 x 6096 mm adalah sebagai berikut: a. Seminggu sebelum proses cutting slab dimulai, slab harus sudah standby di area cutting slab. Umumnya untuk membuat plat baja ini, plat-plat tersebut akan dipotong-potong kurang lebih menjadi 7 potongan slab. Dalam hal ini terdapat 2 unit gas cutting slab yang tiap-tiap unitnya dioperasikan oleh 2 orang yaitu 1 orang operator dan 1 orang bagian pengukuran dan pengecekan. Adapun kecepatan pemotongannya sendiri adalah 12 menitpotongan. b. Proses cutting slab dilaksanakan 3 hari sebelum proses pre-reheating furnace dimulai. Proses pre-reheating furnace ini biasa dilakukan 16 jam sebelum keseluruhan proses produksi dimulai. Disinilah baru terjadi antrian potongan- potongan slab yang menunggu selama proses pre-reheating furnace tersebut berlangsung. c. Setelah keseluruhan proses produksi dimulai, maka dikeluarkanlah 1 potongan slab matangsiap proses dari skid-1. Adapun lama waktu pengeluaran antara potongan slab 1 dengan yang lainnya dari dapur furnace bergantung dari lamanya proses rolling mill. Artinya 1 menit sebelum proses rolling mill selesai, barulah 1 potongan slab matangsiap proses dari skid-2 dikeluarkan, demikian dan seterusnya. Proses reheating furnace ini dioperasikan oleh 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. orang operator. Kemudian potongan slab matangsiap proses yang dikeluarkan satu per satu melalui skid-1 dan skid-2 secara bergantian akan memasuki proses descaler. Proses penyemprotan ini dilakukan dalam waktu yang relatif cepat, yaitu ± 1 menit yang dilakukan oleh 1 operator. d. Setelah slab tersebut dibersihkan dengan descaler, kemudian barulah proses rolling mill. Proses pengerolan ini membutuhkan waktu ± 8 menit yang dilakukan oleh 2 operator. Setelah melalui proses rolling mill, kemudian dilanjutkan ke proses hot leveler. Proses ini membutuhkan waktu ± 8 menit yang dilakukan oleh 2 operator. Dari hot leveler, kemudian plat dipotong- potong sesuai dengan pesanan dengan mesin dividing shear. Proses ini membutuhkan waktu ± 4 menit untuk membagi plat menjadi 2 lembar plat yang dilakukan oleh 2 operator. e. Setealah plat dipotong-potong dengan mesin dividing shear, sebelum dilakukan inspeksi, sebanyak 2x10 plat harus disusun berjajar diatas cooling bed terlebih dahulu untuk didinginkan selama ± 1 jam dengan bantuan udara alami dan kipas angin oleh 1 operator. Setelah suhu plat turundingin, barulah dilakukan inspeksi oleh 1 tim inspektor yang terdiri dari 2 orang selama ± 5 menitplat. Disini plat yang sudah dingin lainnya menunggu untuk di inspeksi berikutnya. f. Plat baja yang telah diinspeksi kemudian dirapikan sisi-sisinya dengan mesin cropping side shear. Proses ini membutuhkan waktu ± 10 menit plat yang dilakukan oleh 4 operator 2 operator cropping shear machines dan 2 operator side shear machines. Setelah dirapikan, plat-plat tersebut kemudian diproses Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. marking. Proses ini dilakukan oleh 2 operator 1 unit paint brush selama ± 3 menitplat. g. Adapun lama penyimpanan produk jadi plat baja di gudang selama ± 30 hari sebelum dikirimkan ke customer sambil menunggu selama 2 hari untuk mengetahui hasil laboratorium, yaitu hasil dari ultrasonic test UT test dan mechanical test spectro and metallography.

4.3 Detail Mapping

Setelah dipilih mapping tools yang akan digunakan langkah selanjutnya adalah melakukan detail mapping yaitu memetakan pemborosan waste tersebut secara detail di sepanjang value stream sistem produksi perusahaan. Adanya pemetaan aliran nilai ini akan memberikan gambaran yang sistematis, terfokus, dan detail dari data yang ada. Terdapat 2 mapping yaitu big picture mapping dan process activity mapping. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. PPIC Departemen produksi QC MARKETING Gudang slab Production lead time = 14952 menit VALUE ADDED TIME = 114 menit Rolling mill 8 menit 1 unit Rolling mill 1 potong slab cycle time Hot leveller 8 menit 1 unit Hot leveller 1 potong slab cycle time Dividing shear 4 menit 1 unit Dividing shear 2 potong plat cycle time Descaller 1 menit 1 unit descaller 1 potong slab cycle time Reheating furnace 8 menit 1 unit Dapur furnace 1 potong slab cycle time Cutting slab 12 menit 2 unit Gas cutting 2 potong slab cycle time Cooling bed 60 menit 1 unit Cooling bed 20 lembar plat cycle time Cropping side shear 10 menit 1 unit Cropping side shear 1 lembar plat cycle time Marking 3 menit 1 unit Paint brush 1 lembar plat cycle time Kedatangan inspeksi slab Pengiriman pesanan order Supplier Customer distributor Gudang plat baja 10080 menit 4752 menit 12 menit 8 menit 1 menit 8 menit 8 menit 4 menit 60 menit 10 menit 3 menit I 594 potong slab Area persiapan 0,25 menit 0,25 menit 0,25 menit 0,25 menit 5 menit Q Q Gambar 4.1 Big Picture Mapping BPM Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari big picture mapping yang telah dijelaskan dan diilustrasikan pada sub bab sebelumnya, diperoleh informasi-informasi penting mengenai pemoborosan yang akan dianalisa sebagai berikut : 1. Adanya kebijakan perusahaan, dimana 1 minggu sebelum proses cutting slab dimulai, slab harus sudah standby di area cutting slab. Apabila dianalisa, kebijakan ini akan menimbulkan tingginya waiting di area cutting slab yang harus menunggu selama 7 hari sebelum diproses. Padahal apabila dilihat dari waktu prosesnya dapat diketahui bahwa cycle time dari proses cutting slab masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan cycle time proses reheating furnace. Seharusnya perusahaan merubah kebijakan yang mulanya slab harus sudah standby 7 hari sebelum proses cutting slab di mulai menjadi 1 shift 0,29 hari sehingga dapat menekan waiting di area cutting slab dari 7 hari menjadi 0,29 hari. perhitungan data ada pada lampiran G 2. Adanya kebijakan perusahaan, dimana proses cutting slab dilaksanakan 3 hari sebelum proses reheating furnace dimulai. Apabila dianalisa, kebijakan ini akan menimbulkan tingginya overproduction dan waiting di area hasil cutting slab dari 630 potongan slab overproduction = 594 potongan slab yang harus menunggu selama 4752 menit untuk diproses reheating furnace. Selain itu juga terjadi unnecessary inventory, hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai days phisycal stock di area ini adalah sebesar 17,5 hari dengan leadtime sebesar 4752 menit. Seharusnya perusahaan merubah kebijakan yang mulanya proses cutting slab dilaksanakan 3 hari sebelum proses pre-reheating furnace dimulai menjadi 1 shift 0,29 hari sebelum proses pre-reheating furnace dimulai, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sehingga dapat menekan overproduction dan waiting di area hasil cutting slab dari 630 potongan slab 0verproduction = 594 potongan slab yang harus menunggu selama 4752 menit untuk di proses reheating furnace menjadi 70 potongan slab overproduction = 34 potongan slab yang harus menunggu selama 272 menit untuk diproses reheating furnace dan nilai days phisycal stock di area ini menjadi 1,9 hari. perhitungan data ada pada lampiran G 3. Dari big picture mapping dapat dilihat production lead time selama 14952 menit dengan value added time sebesar 114 menit. Disini tampak bahwa banyak sekali pemborosan waktu pada proses ini. Setelah merubah kebijakan maka production lead time menjadi 812 menit dengan value added time sebesar 114 menit. Selanjutnya adalah gambar process activity mapping seperti yang dijelaskan pada tabel dibawah ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.13 Process Activity Mapping PAM No. Aktivitas Mesin alat Jarak Waktu Operator Mesin alat Jenis aktivitas Kategori aktivitas meter menit orang unit O T I S D 1 Pengambilan slab dari gudang slab Trukkontainer 65 6 1 1 NNVA 2 Menyimpan dan menyiapkan slab untuk di cutting slab 10080 NNVA 3 Proses cutting slab Gas cutting slab 12 4 2 VA 4 Memindahkan potongan slab ke area hasil cutting slab Crane 25 4 1 1 NNVA 5 Menyimpan dan menyiapkan potongan slab untuk pre-reheating furnace 4320 NNVA 6 Memindahkan potongan slab menuju skid pusher Crane 25 7 1 1 NNVA 7 Potongan slab yang menunggu sebelum proses reheating furnace dimulai 960 NVA 8 Memindahkan potongan slab menuju skid pusher Crane 5 7 1 1 NNVA 9 Proses reheating furnace Dapur furnace 8 2 2 VA 10 Pemindahan slab yang telah dibakar ke descaler box Hidrolik estraktor 12 0,25 1 NNVA 11 Proses descaler Descaller 1 1 1 VA 12 Pemindahan dari descaler menuju ke proses Rolling Mill Hidrolik estraktor 10 0,25 1 NNVA 13 Proses rolling mill Rolling mill 8 2 1 VA 14 Pemindahan dari rolling mill menuju ke proses Hot leveler Hidrolik estraktor 10 0,25 1 NNVA 15 Proses Hot leveler Hot leveler 8 2 1 VA 16 Pemindahan dari hot leveller menuju proses dividing shear Hidrolik estraktor 10 0,25 1 NNVA Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. No. Aktivitas Mesin alat Jarak Waktu Operator Mesin alat Jenis aktivitas Kategori aktivitas meter menit orang unit O T I S D 17 Proses dividing shear Dividing shear 4 2 1 VA 18 Proses cooling bed Cooling bed 60 1 VA 19 Plat yang menunggu sebelum di inspeksi 55 NVA 20 Inpeksi 5 2 NNVA 21 Proses cropping side shear Cropping side shear machines 10 4 1 VA 22 Proses marking Paint brush 3 2 VA 23 Pemindahan ke gudang plat baja Crane 20 5 1 1 NNVA Keterangan : O = Operation VA = Value Adding Activity T = Transportation NVA = Non-Value Adding Activity I = Inspection NNVA = Necessary but Non-Value Adding Activity S = Storage D = Delay Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari hasil pembuatan proses activity mapping untuk produk plat baja, didapatkan keadaan yang berhubungan dengan value stream proses produksi plat baja sebagai berikut : Tabel 4.14 Jumlah kegiatan tipe aktivitas proses produksi plat baja ABS-A Aktivitas Jumlah Operasi O Transportasi T Inspeksi I Storage S Delay D Jumlah kegiatan 9 9 1 2 2 23 Prosentase 39,13 39,13 4,35 8,70 8,70 100 Operation = 100 x 23 9 = 39,13 Storage = 100 x 23 2 = 8,70 Transportation = 100 x 23 9 = 39,13 Delay = 100 x 23 2 = 8,70 Inspection = 100 x 23 1 = 4,35 Selain itu dari pembuatan proses activity mapping juga diketahui kebutuhan waktu yang dihabiskan untuk tiap tipe aktivitas yang ada dalam proses produksi plat baja sebagai berikut : Tabel 4.15 Jumlah waktu tipe aktivitas proses produksi plat baja ABS-A Aktivitas Jumlah Operasi O Transportasi T Inspeksi I Storage S Delay D Jumlah total waktu menit 114 30 5 14400 1015 15564 Prosentase 0,73 0,19 0,03 92,52 6,52 100 Operation = 100 x 15564 114 = 0,73 Storage = 100 x 15564 14400 = 92,52 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Transportation = 100 x 15564 30 = 0,19 Delay = 100 x 15564 1015 = 6,52 Inspection = 100 x 15564 5 = 0,03 Dan dalam pembuatan plat baja diketahui value stream activity ditunjukkan dalam sebagai berikut : Tabel 4.16 Value stream activity proses produksi plat baja ABS-A Value Activity Waktu menit Persentase Value Added Operation 114 0,73 Necessary But Non Value Added Transportation, Inpection dan Storage 14435 92,74 Non Value Added Waktu tunggu Delay 1015 6,52 Total 15564 100 Dari tabel-tabel diatas dapat dianalisa beberapa hal yang terjadi dalam proses produksi sebagai berikut : a. Operasi O - Proses produksi plat baja melibatkan 23 aktivitas, dimana hanya terdapat 9 aktivitas yang bernilai tambah value adding activitty atau sekitar 39,13 - Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan aktivitas yang bernilai tambah value adding activity adalah 114 menit atau sekitar 0,73 - Jumlah tenaga kerja dalam proses produksi plat baja dalam 1 shiftnya sebanyak 27 orang - Jarak yang ditempuh selama melakukan proses produksi antara 5 – 65 m. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Transportasi T - Aktivitas transportasi tercatat sebanyak 9 kali melakukan aktivitas transportasi - Total jarak yang ditempuh dalam aktivitas transportasi internal adalah 187 meter sedangkan waktu yang dibutuhkan adalah 30 menit atau sekitar 0,19 c. Inspeksi I - Aktivitas inspeksi dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada saat inspeksi di cooling bed. Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan inspeksi adalah 5 menit atau sekitar 0,03 d. Storage S - Aktivitas paling besar adalah aktivitas storage yaitu digunakan untuk menyimpanan dan menyiapkan slab dan hasil potongan slab. Dimana total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas storage di atas 14400 menit atau 92,52 - Ketidaktepatan kebijakan dalam hal penyusunan rencana produksi menyebabkan terjadinya waiting dan unnecessary inventory e. Delay D - Aktivitas delay ini terjadi pada saat slab menunggu untuk di proses cutting slab, potongan-potongan slab menunggu untuk dipindahkan menuju skid- pusher, slab menunggu pada saat pre-reheating furnace dan pada saat lembaran-lembaran plat yang sudah didinginkan di cooling bed menunggu untuk diproses inspeksi. Adapun total waktu dari aktivitas delay sendiri adalah 1015 menit atau 6,52 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Adanya perbedaan antara kapasitas produksi stasiun yang satu dengan yang lain menyebabkan tingginya waiting, overproduction dan unnecessary inventory.

4.4 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Pemborosan Dengan