BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dipakai sebagai masukan adalah :
Ujianto Abdurachman 2004 Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli
Konsumen Sarung Sarung di Jawa Timur”. Tehnik yang digunakan untuk mencari penyelesaian masalah adalah Analisis REGRESI Linier
Berganda. Berdasarkan hasil uji linier berganda baik uji F dan uji T disimpulkan bahwa semua faktor-faktor yang meliputi kualitas,
referensi, merek, dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada
konsumen Sarung di Jawa Timur.
Didit Darmawan 2004 dengan judul “ Pengaruh Varibel Psikologis, Harga, dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Konsumen Membeli
Produk Minuman Suplemen.” Dalam penelitian ini menggunakan analisis Struktural Equation SEM. Bahwa dari penelitian ini
diperoleh variabel psikologis, harga, dan kelompok acuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Perilaku
Konsumen
Keinginan dan kebutuhan konsumen akan suatu produk dan jasa selalu berubah – ubah secara terus – menerus, hal ini yang menjadi
pertimbangan bagi seorang manajer pemasaran selalu mempelajari perilaku konsumen dan memberikan kepuasan semaksimal mungkin
sehingga perusahaan dapat menciptakan bauran yang tepat. Menurut Lamp 2001 : 188 perilaku konsumen menggambarkan
bagaimana konsumen membuat keputusan – keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau
jasa. Menurut Swastha dan Handoko 2000 : 10 mengemukakan
perilaku konsumen adalah kegiatan – kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang–barang
dan jasa – jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan kegiatan tertentu.
Sedangkan menurut Mowen dan Minor 2002 : 6 perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian buying
units dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumen, dan pembuangan barang dan jasa, pengalaman dan ide-ide.
2.2.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sebelum konsumen melaksanakan keputusan pembelian ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pembelian. Kotler dan Amstrong, 2001 : 196 Pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik kebudayaan, social, pribadi, dan
psikologis.
2.2.2.1 Faktor – Faktor Kebudayaan
Faktor budaya memiliki pengaruh paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan, Faktor –
factor tersebut meliputi : 1.
Kebudayaan Kebudayaan adalah Hal yang paling mendasar yang mempengaruhi
keinginan dan perilaku konsumen. Menurut Lamp elemen yang sering didefisinikan dalam budaya adalah nilai – nilai yang terkandung di
dalamnya, yang menyangkut keyakinan yang dibagi melalui suatu kehidupan sosial dengan bentuk spesifik yang dikenal sebagai kepribadian
personality. 2.
Sub Budaya Setiap kebudayaan mempunyai sub budaya yang lebih kecil, atau
kelompok – kelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub budaya
adalah sekelompok orang tertentu dalam sebuah masyarakat yang sama – sama memiliki makna budaya yang sama untuk tanggapan afeksi dan
kognisi. Sub budaya meliputi : kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan
jenjang dan anggota dalam setiap jenjang itu memiliki minat dan tingkah laku yang sama. Setiap kelas sosial memiliki beberapa karakteristik
diantaranya ; orang – orang yang berada dalam kelas sosial tertentu cenderung bertingkah laku serupa, kelas sosial seseorang dapat diukur dari
jabatan, kekayaan, pendapat, pendidikan, Dll , kelas sosial bersifat elastis, artinya kelas sosial bawah dapat naik menjadi kelas sosial atas dan
sebaliknya.
2.2.2.2 Faktor – Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti : kelompok referensi, keluarga, peran dan status.
1. Kelompok Referensi
Kelompok referensi terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang – kurangnya melalui tiga jalur, diantaranya :
kelompok mengharapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru, kelompok juga mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi
seseorang, dan kelompok juga menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan
merk aktual seseorang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh disbanding dengan kelompok – kelompok lain. Keluarga memainkan
peranan dan selama dalam pembentukan sikap dan perilaku konsumen. Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar dalam kaitannya dengan
pembelian produk dan jasa, oleh karena itu manajer pemasaran berkepentingan mempelajari perilaku anggota terutama dalam
melakukan pembelian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Peter dan Olson 2000 : 112 ada bebrapa peran keluarga
dalam pengambilan keputusan :
Pemberi pengaruh Influencers memberikan informasi bagi anggota keluarga lainnya tentang suatu produk atau jasa.
Penjaga pintu Gatekeepers mengontrol aliran informasi yang
masuk ke dalam keluarga.
Pengambilan keputusan Deciders memiliki kekuasaan apakah suatu produk atau jasa akan dibeli atau tidak.
Pembeli Buyers adalah orang yang akan membeli produk atau
jasa.
Pengguna Users mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
Pembuang Disposers akan membuang suatu produk atau
menghentikan penggunaan suatu jasa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam suatu kelompok ditentukan berdasarkan peran dan status, dimana peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status yang mencerminkan penghargaan umum oleh
masyarakat sesuai dengan statusnya yang dimiliki, sehingga orang membeli produk atau jasa dengan tujuan untuk mengkomunikasikan
statusnya dalam masyarakat.
2.2.2.3 Faktor – Faktor Pribadi
Keputusan seseorang dalam membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik individu termasuk usia dan tahapan siklus hidup, pekerjaan,
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep 1.
Usia dan tahapan daur hidup Pembelian akan suatu barang dan jasa seseorang selalu berubah-
ubah dalam hidupnya. Selera seseorang dalam mengubah barang dan jasa yang mereka beli seringkali dipengaruhi oleh usia. Para pemasar
seringkali menetapkan pasar sasaran mereka berdasarkan tahap siklus hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana
pemasaran untuk setiap tahapnya. 2.
Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Pemasar mencoba mengidentifikasikan kelompok – kelompok pekerja yang memiliki minat yang rata – rata lebih tinggi
pada produk dan jasa yang mereka hasilkan. Kotler dan Amstrong
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2001 : 207. Sebuah perusahaan bahkan dapat berspesialisasi menghasilkan produk – produk yang dibutuhkan satu kelompok
pekerjaan tertentu. 3.
Ekonomi Pembelian produk seseorang sangat besar dipengaruhi keadaan
ekonominya. Mereka cenderung melakukan pembelian berdasarkan tingkat pendapatan yang dimiliki. Keadaan ekonomi seseorang terdiri
dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan kekayaan yang dimiliki, kemampuan meminjam dan sikap terhadap pengeluaran
lawan. 4.
Gaya Hidup Orang – orang yang berasal dari sub budaya, kelas social, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan
pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang, Kotler, 1997 : 157 gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya. 5.
Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian tiap orang yang berbeda dapat mempengaruhi perilaku
membelinya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yagn unik, yang menghasilkan tanggapan yang relative konsisten da menetap
terhadap lingkungan seseorang. Kotler dan Amstrong, 2001 : 211.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sedangkan konsep diri adalah bagaimana konsumen mempersepsikan diri mereka sendiri yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan dan
evaluasi diri.
2.2.2.4 Faktor – Faktor Psikologis
Menurut Lamp factor psikologis menentukan bagaimana menerima dan berinteraksi dengan lingkungannya dan pengaruh pada keputusan yang
diambil. Pilihan – pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yaitu ; motivasi, perspsi, pembelajaran, keyakinan
dan sikap. 1.
Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk
mengarahkan seseorang agar dapat mencari kepuasan terhadap kebutuhan itu. Kotler, 1999 : 245. Motif yang ada pada seseorang
akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Mowen Minor, 2002 : 205. motivasi
didefinisikan sebagai keadaan yang diaktivasi atau yang digerakkan dimana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan, hal ini
termasuk dorongan, keinginan, harapan dan minat. 2.
Persepsi Seseorang yang termotivasi siap umtuk melakukan suatu
perbuatan dan bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsi terhadap sesuatu yang dihadapi.
Kotler, 2001 : 214 persepsi merupakan proses dimana seseorang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Sedangkan
menurut Sunarto 2004 : 94 persepsi adalah proses yang digunakan seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan
menginterpretasikan masukan – masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3. Pembelajaran
Hampir semua perilaku konsumen merupakan hasil pembelajaran learning yang merupakan proses penciptaan perubahan perilaku
melalui pengalaman dan latihan 2001 : 231. Proses belajar berlangsung melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan
penguatan yang saling mempengaruhi. 4.
Keyakinan dan Sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai
sesuatu, pemasaran tertarik pada keyakinan yang dirumuskan seseorang mengenai produk yang mempengaruhi perilaku pembeli.
Sebuah sikap yang menggambarkan penilaian perasaan dan kecenderungan yang relative konsisten dari seseorang atas sebuah
obyek atau gagasan. Sikap menempatkan seseorang dalam sebuah kerangka pemikiran mengenai suka atau tidaknya. Kotler, 2001 : 218.
2.2.3 Pengertian Minat Beli
Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu. Kotler, 2000 : 174. Sedangkan minat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
beli adalah kecenderungan tingkah laku seseorang karena rasa tertarik oleh sekelompok aktifitas tertentu. Guilford, 1997 : 20. Rasa tertarik ini
menyebabkan seeorang menaruh perhatian dan mencari atau berusaha mendapatkan obyek yang sesuai dengan minatnya. Jelas bahwa daya tarik
sangat berperan dalam usaha seseoarang untuk mencapai suatu tujuan karena didalam minat terkandung unsure dan perhatian, sehingga kemauan
yang terdapat dalam minat itu bukan kemauan yang dipaksa, akan tetapi merupakan kemauan yang disertai perasaan senang.
Minat beli diartikan sebagai dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang mampu membuat individu melakukan tindakan pembelian,
minat beli timbul karena adanya kebutuhan pribadi, keinginan, tuntutan masyarakat, pengaruh-pengaruh dari iklan serta pikiran dan perasaan
terhadap produk tersebut. Dari pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
minat beli adalah pikiran seseorang yang merupakan dorongan yang bersifat intrinsik yang mampu membuat seseorang secara sadar menaruh
perhatian terhadap suatu barang atau jasa karena dia merasa bahwa barang atau jasa tersebut mempunyai sangkut paut dengan dirinya.
Dengan kata lain, minat beli dapat timbul dari kebutuhan- kebutuhan pribadi individual needs dan tuntutan masyarakat social
demands serta dari pikiran dan perasaan terhadap barang atau jasa yang dinginkan timbul dari dalam diri individu tersebut atau dapat juga berasal
dari luar dirinya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Indikator-indikator Minat Beli adalah, Augusty, 2006 : 206 sebagai berikut :
1. Intensi pencarian informal, informasi mengenai suatu produk
2. Keinginan segera membeli, keinginan untuk membeli atau memiliki
produk. 3.
Keinginan Preferensial, produk tertentu inilah yang diinginkan dan bersedia mengabaikan yang lainnya.
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap
dalam perilaku membeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan faktor penting untuk proses perilaku pembelian secara
keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu harga, merek, serta kualitas produk. Abduracman,
2004 : 40.
2.2.4.1 Faktor - Faktor Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh barang dan jasa. Masalah kebijakan harga juga turut
menentukan keberhasilan permasalahan produk. Kebijakan dapat dilakukan pada setiap tingkatan distribusi, seperti oleh produsen, oleh
grosir dan retailer pedagang eceran, Banyak strategi harga dapat dilakukan oleh ketiga lembaga distribusi tersebut, antara lain strategi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
interved pricing. Dalam hal ini produsen mencoba menetapkan harga eceran tertinggi HET. Setelah HET ditetapkan, produsen mencoba
mengkalkulasi harga untuk retrailer, harga untuk grosir,dan akhirnya harga untuk pabrik. Dengan demikian, produsen menetapkan value added atau
nilai tambah untuk masing-masing lembaga penyalur dan mengawasi harga jual produknya.
Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diikuti oleh produsen, tergantung keadaan produknya. Strategi adalah :
1. Skiming Price
Adalah menetapkan harga setinggi-tingginya. Strategi ini hanya mungkin, apabila produknya diarahkan kepada konsumen yang
berpenghasilan tinggi, dan ini merupakan produk baru yang sangat istimewa. Untuk memperoleh produk tersebut, telah dikeluarkan biaya
eksperimen dan laboratorium yang sangat tinggi. Kemudian, harga barang-barang tersebut berangsur-angsur diturunkan.
2. Penetrasion Price
Bertujuan meneroboskan produk ke pasar, karena banyak barang sejenis yang sudah ada dipasar. Oleh sebab itu produsen mencoba
merebut pasar dengan harga rendah. 3.
Live and Let Live Policy strategi yang mencoba mengikuti harga pasar
Walaupun misalnya produsen dapat menghasilkan barang dengan harga pokok rendah, dan mampu menjualnya dengan harga yang lebih
murah, namun produsen tidak mau menurunkan harganya. Akan lebih
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
baik baginya mengikuti harga pasar, karena ada kekhawatiran jika harga diturunkan akan timbul perang harga dan ini sangat berbahaya.
Penetapan harga biasanya berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memaksa.
Harga adalah jumlah uang atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa. Tjiptono, 1995 : 151. Pada saat ini dalam mengukur nilai barang melalui suatu
pertukaran digunakan uang. Jumlah uang yang digunakan mencerminkan tingkat harga dari suatu barang. Dimana harga yang dibayarkan oleh
pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang sudah diberikan penjual. Beberapa tujuan penetapan harga produk antara lain :
a. Mendapatkan laba maksimum.
Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar kemungkinan penjual
mendapatkan laba. b.
Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjual untuk menutupi investasi secara berangsur-
angsur. c.
Mencegah atau mengurangi persaingan. Dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini bisa diketahui bila para
penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. d.
Mempertahankan dan memperbaiki market share.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bila kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih longgar.
Indikator-indikator harga adalah sebagai berikut, Abdurachman, 2004 : 40 :
1. Harga relatif murah, harga yang ditawarkan murah.
2. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk.
Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan oleh konsumen
sebelum melakukan pembelian.
2.2.4.2. Faktor - Faktor Merek
Merek adalah nama, istilah, symbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau
jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Kotler, 2002 : 460.
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek dapat memiliki 6 level pengertian : 1.
Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik,
dirancang dengan baik,tahan lama, bergengsi tinggi. 2.
Manfaat : suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka memberi manfaat. Atribut “tahan lama” dapat
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. “saya tidak perlu membeli
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mobil baru setiap beberapa tahun”. Atribut “mahal” mungkin diterjemahkan sebagai manfaat emosional, “mobil ini membuat saya
merasa penting dan dihargai”. Atribut “dibuat dengan baik” diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, “saya aman
seandainya terjadi kecelakaan”. 3.
Nilai : Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.
Pemasar merek harus mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana mencari nilai-nilai ini.
4. Budaya : Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili
budaya Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi. 5.
Kepribadian : Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal orang, singa
yang memerintah binatang, istana yang agung obyek. Jika merek merupakan orang, binatang atau suatu obyek, apa yang dipikir oleh
kita. 6.
Pemakai : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Indikator – indikator merek adalah sebagai berikut, Abdurachman, 2004 : 40 :
2. Merek mudah diingat oleh pelanggan
3. Merek mudah dibedakan oleh pelanggan
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek dapat menimbulkan rasa percaya konsumen sebelum melakukan pembelian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.3. Faktor - Faktor Kualitas Produk
Kualitas dan mutu merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan. Setiap produk harus memiliki tingkat kualitas yang
baik, karena akan membantu usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu dalam pasar sasarannya.
Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan atau fungsinya, termasuk didalamnya daya tahan, ketidak ketergantungan pada produk
lain. Selain itu kualitas ditinjau dari beberapa hal, antara lain kemasan, rasa, bentuk, warna dan lain-lain.
Kualitas adalah keseluruhan cirri serta sifat dari produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau yang bersifat. Kotler, 1997 : 49. Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang
menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan meksud untuk apa produk itu diproduksi.
Konsumen mempunyai persepsi terhadap keseluruhan kualitas atau mutu atas keunggulan suatu produk berkenan dengan maksud yang
diharapkan. Artinya kemampuan dari suatu hasil yang diterima konsumen selama mengkonsumsi produk benar-benar sudah sesuai fungsinya dengan
yang diharapkan atau belum. Bila sudah sesuai dengan harapan, persepsi tentang kualitas produk akan positif.
Mengidentifikasi indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang, Mowen dan Minor, 2002 : 91,
sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Kinerja
2. Daya tahan
3. Estetika
Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas sangat diperhatikan konsumen dalam melakukan pembelian.
2.2.5. Pengaruh Faktor Harga Terhadap Minat Beli
Harga sebuah produk akan mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Penetapan harga bagi sebuah produk merupakan faktor yang
mempengaruhi strategi pemasaran, karena harga mempengaruhi posisi persaingan dan peningkatan laba perusahaan. Stanton, 1995 : 113 dalam
Fatihudin 2004 : 16 . Harga merupakan aspek penentu yang diperhatikan oleh penjual
dalam usaha memasarkan produknya. Dari sisi pembeli harga merupakan salah satu aspek yang ikut menentukan pilihan untuk memenuhi
kebutuhan. Harga sebuah produk dapat ditetapkan atas dasar biaya, permintaan ataupun persingan. Harga dalam bauran pemasaran satu-
satun6ya unsure yang dapat menghasilkan pendapatan produsen. Fatihuddin, 2004 : 17.
Faktor harga merupakan faktor yang mempengaruhi minat beli dalam menentukan pembelian produk. Harga yang rendah merupakan
sebab utama sebuah produk dibeli, meskipun kualitasnya rendah. Karena, konsumen menyadari untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang
baik tentunya memiliki harga yang mahal. Tom, 1998. Harga memang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan faktor penting dan merupakan sebuah batasan penelitian, karena faktor harga tidak menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan
pembelian. Wee, 1993. Tetapi, konsumen akan memilih sebuah produk jika memiliki kelebihan mengenai harga dengan kualitas yang
baik,konsumen akan berfikir ulang jika akan pindah ke produk lainnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif antara harga terhadap minat beli.
2.2.6. Pengaruh Faktor Merek Terhadap Minat Beli
Penentuan merek dagang yang dipasarkan merupakan salah satu teknik kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini
karena merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produki pesaing. Oleh karena itu merek dapat
mempengaruhi konsumen dalam minat belinya terhadap suatu produk. Bahwa merek selain mempermudah konsumen mengisentifikasi produk
atau jasa, merek juga dapat membuat pembeli yakin akan memperoleh mutu barang yang sama jika mereka melakukan pembelian. oleh Stanton,
Y.Lamarto 1991 : 270. Bahwa dalam suatu proses pengambilan keputusan cenderung
dipengaruhi oleh asosiasi merek brand. Aaker, 1997 : 210. Merek adalah nama, istilah, lambang, atau desain atau gabungan dari semua yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diharapkan dapat mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual dan membedakannya dari milik pesaing.
Mengenai variabel merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Merek tidak hanya sekedar symbol namun sebenarnya merek
adalah ekuitas bagi perusahaan. Berkenaan dengan ekuitas merek, Aaker yang dikutip oleh Tjiptono 2000 mengembangkan konsep ekuitas merek
yang menyatakan bahwa sebuah merek bisa memiliki posisi yang sangat kuat dan menjadi modal atau ekuitas, apabila merek tersebut memiliki
empat faktor utama, yaitu brand awareness dikenal secara luas oleh konsummen, strong brand association memiliki asosiasi merek yang
baik, perceived quality dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk yang berkualitas, dan brand loyalty memiliki pelanggan yang setia.
Fakta yang ditemukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa merek sebagai atribut produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
struktur keputusan pembelian, berarti didukung oleh teori ini. Secara empirik hasil penelitian ini mempunyai persamaan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Purnomo, 2000 yang menyatakan bahwa secara parsial merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif antara merek terhadap minat beli.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7. Pengaruh Faktor Kualitas Produk Terhadap Minat Beli
Dalam proses pengembangan suatu produk harus ditetapkan derajat kualitas tertentu bagi produknya karena hal itu dapt mempengaruhi minat
beli konsumen terhadap suatu produk. Bahwa mutu sangat erat hubungannya dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
Sebelum membeli suatu produk, konsumen akan memutuskan tentang bentuk produk yang diputuskan dengan mutu produk. Oleh Stanton 1996 :
269. Kualitas dapat dinyatakan sebagai harapan dan persepsi para
konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan
dalam bauran pemasaran. Bagi calon pemakai kualitas produk ini memang harus dikomunikasika dengan baik kareana dapat membangun minat
pelanggan untuk membeli produk yang dimaksud. Bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli. Bernard
NM, 2004. Kualitas produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipaka, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kotler,
2006. Didalam mengembangkan sebuah produk, produsen harus menentukan mutu yang akan mendukung posisi produk itu di pasaran.
Mutu dapat didefinisikan sebagai memberikan yang lebih besar atau lebih unggul dalam suatu produk sebagai pembanding dengan alternative
bersaing dari pandangan pasar. Garvin, 1998: Zeithami, 1988 dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sethi, 2000. Mutu juga merupakan konsep sentral dalam strategi pemasaran karena dapat membangun kepuasan konsumen.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas produk terhadap minat beli, maka semakin tinggi
kualitas produk akan berpengaruh terhadap tingginya minat beli konsumen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. HIPOTESIS
Berdasarkan perumusan masalah diatas dan landasan teori yang digunakan maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Harga berpengaruh positif terhadap minat beli produk Hemaviton.
b. Merek berpengaruh positif terhadap minat beli produk Hemaviton.
c. Kualitas berpengaruh positif terhadap minat beli produk Hemaviton.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasinal
Definisi operasi variabel penelitian adalah untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel penelitian diukur. Variabel –
variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Harga XI
Merupakan jumlah uang atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang diberikan oleh konsumen untuk memperoleh atau
memiliki sebuah produk. Indikator Harga, Menurut Abduracman 2004 : 40
X1.1 : Harga yang ditawarkan kompetetif
X1.2 : Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk
Merek X2
Merupakan nama, istilah, tanda, simbol rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau
jasa seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Indikator Merek, Menurut Abdurachman 2004 : 40.
X2.1 : Merek mudah diingat oleh pelanggan X2.2 : Merek mudah dibedakan oleh pelanggan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.