Uji disolusi Tata Cara Penelitian

ditambahkandengan etanol p.a. hingga tanda. Dilakukan replikasi sebanyak 5 kali. 3 Pengembangan dan pengukuran Larutan sampel dan larutan adisi diberi perlakuan seperti pada poin masing-masing ditotolkan dengan volume penotolan 3 µL pada plat KLT fase diam silika gel GF 60 yang sudah dikeringkan dahulu menggunakan oven dan setelah totolan kering kemudian dikembangkan dalam chamber kromatografi yang telah dijenuhi dengan fase gerak. Jarak rambat yang dicapai hingga 6,5 cm. Setelah mencapai jarak rambat yang dikehendaki plat dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan menggunakan oven. Plat hasil pengembangan kemudian dianalisis dengan alat KLT-densitometer, dimana pada alat tersebut terlihat AUC. Kadar baku kurkumin dalam sampel adalah selisih larutan adisi dengan kadar larutan sampel kemudian dihitung recovery dan CVnya.

F. Analisis Hasil

1. Validasi metode

Validasi metode yang digunakan berdasarkan parameter berikut. a. Akurasi Akurasi metode analisis dinyatakan sebagai recovery dan dihitung dengan rumus berikut: recovery = �� � � �� � ℎ� � x 100 Metode digunakan untuk menganalisis bahan obat dengan kadar lebih dari 0,1 dan kurang dari 1, maka rentang recovery yang digunakan yaitu 80-120 Rohman, 2009. b. Presisi Presisi dinyatakan dengan koefisien variasi, dengan rumus: CV = �� � x 100 Metode ini dikatakan baik bila nilai CV yang diperoleh 2. Semakin kecil nilai CV, presisi metode yang digunakan semakin baik Rohman, 2009.. c. Linearitas Parameter linearitas dilihat dari nilai koefisien korelasi r hasil pengukuran larutan seri baku kurkumin. Metode dikatakan memiliki linearitas yang baik bila r 0,99 atau r Rohman, 2009.

2. Analisis statistik penetapan kadar kurkumin terlarut

Data uji disolusi kurkumin dibuat dalam bentuk kurva hubungan antara jumlah persen terdisolusi kurkumin terhadap waktu. Kemudian dilakukan perhitungan statistik hasil dari Disolusi Efisiensi DE dalam waktu 120 menit yang dibandingkan tiap formulanya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 / Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin.

2 7 60

Pengaruh rasio poloxamer 407/Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin.

0 2 64

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying.

0 2 87

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin

1 2 58

Pengaruh rasio poloxamer 407 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin

2 2 62

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator.

1 3 90

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying

1 3 85

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying

0 2 94

Pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)-PVP K-25 - USD Repository

0 1 102

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator - USD Repository

0 0 88