G. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis dilakukan untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini memiliki validitas sehingga
memberikan hasil analisisnya dapat dipertanggungjawabkan. Validasi metode analisis dilakukan dengan membuat 3 seri konsentrasi sebanyak 5 replikasi.
Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi yang diperoleh dari konsentrasi seri larutan baku, yaitu konsentrasi
50 gml, 200 gml, dan 350 gml. Pemilihan ketiga seri konsentrasi ini diharapkan dapat
mewakili setiap konsentrasi dari seri baku antara 50 gml sampai 350 gml.
Parameter-parameter yang digunakan dalam validasi metode analisis ini adalah selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, dan range.
1. Akurasi
Akurasi menggambarkan apakah suatu metode menghsilkan nilai pengukuran yang sama atau mendekati nilai sebenarnya. Recoveryperolehan
kembali merupakan parameter untuk akurasi suatu metode analisis. Persen recovery
merupakan persen perolehan kembali kadar terukur terhadap kadar sebenarnya.
Tabel IV. Data recovery Kadar
kurkumin gml
Recovery Rata
Rata
I II
III IV
V 50
99,1 101,26 101,2
99,97 99,49
100,21 ± 0,99
200 101,25 100,64 99,36 101,78 101,57 100,92 ± 0,97
350 98,57 101,38 99,32
99,01 99,03
99,46 ± 1,1
Nilai recovery dari ketiga seri yang diukur masuk pada rentang 98-102, artinya metode ini dikatakan memiliki akurasi yang baik sehingga bisa dikatakan
metode ini memenuhi kriteria validasi untuk akurasi. 2.
Presisi Presisi menunjukkan apakah metode yang digunakan memiliki ketelitian
sehingga pada pengulangan pengukuran akan menghasilkan nilai yang sama. Presisi dihitung sebagai persen Coefficient of Variation CV. Presisi yang baik
bila nilai CV 2.
Tabel V. Data CV k adar kurkumin gml
Kadar Kadar Terukur
SD Rata-
rata CV
kurkumin gml
I II
III IV
V 50
49.55 50.63
50.60 49.99
49.75 0.49
50.10 0.98
200
202.51 201.28 198.73 203.56 203.13 1.94
201.84 0.96
350 345.00 354.82 347.63 346.52 346.60
3.86 348.11 1.11
Dari ketiga konsentrasi memenuhi kriteria presisi yaitu 2 sehingga memenuhi kriteria validasi untuk presisi.
3. Linearitas
Linearitas merupakan kemampuannya untuk memperoleh hasil uji yang linear pada sampel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi r, dimana nilai r
ini menunjukkan korelasi hubungan antara konsentrasi dengan respon pengukuran yang dinyatakan dalam AUC. Suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang
baik apabila nilai r 0,999.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pembuatan kurva baku dari
tabel III
diperoleh nilai r untuk replikasi I = 0,9979, replikasi II = 0,9999 dan replikasi III = 0,9979. Nilai r yang baik dari ketiga replikasi ini menunjukkan
bahwa metode KLT-densitometri yang digunakan memenuhi persyaratan kriteria validasi linearitas. Hubungan linear ini menunjukkan hubungan antara konsentrasi
dengan AUC dimana dengan meningkatnya konsentrasi maka akan meningkat pula respon dalam bentuk AUC yang dihasilkan demikian juga sebaliknya.
4. Selektivitas
Selektivitas merupakan kemampuan metode penetapan kadar kurkumin dalam Temulawak secara akurat dan memisahkan secara selektif semua
komponen yang terdapat dalam sampel. Pertama kali sampel dilarutkan dalam etanol p.a., untuk mengambil kurkumin dari sampel dilakukan ekstraksi. Ekstraksi
dilakukan dengan meletakkan pada ultrasonikator. Ultrasonikator mengeluarkan gelombang ultrasonik untuk memberikan getaran maksimal yang akan mendorong
keluarnya kurkumin dari sampel. Kurkumin yang keluar tersebut akan terlarut dalam etanol. Namun terdapat komponen senyawa dalam sampel yang juga
memiliki kelarutan yang baik dalam etanol, seperti demetoksikurkumin dan bis- demetoksikurkumin, sehingga dapat ikut terekstraksi bersama kurkumin. Oleh
karena itu, selektivitas yang baik dari suatu metode sangat diperlukan untuk mengukur analit secara akurat tanpa terganggu oleh komponen lain.
Parameter dari selektivitas adalah spesifisitas, yang dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai Rf analit dari baku dengan nilai Rf analit
dari sampel. Nilai Rf ini merupakan parameter analisis kualitatif suatu senyawa