Validasi metode Analisis Hasil

pemisahan komponen-komponen dalam sampel yang akan dianalisis. Sistem kromatografi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan kromatografi fase normal, karena fase gerak pada penelitian ini bersifat non polar, sedangkan fase geraknya, yaitu silika gel GF 60 yang bersifat polar.

D. Pembuatan Larutan Baku

Penelitian ini menggunakan 7 seri konsentrasi baku kurkumin, yaitu 50 gml, 100 gml, 150 gml, 200 gml, 250 gml, 300 gml dan 350 gml. Larutan baku kurkumin dibuat dengan melarutkan baku kurkumin menggunakan etanol p.a. Pemilihan seri konsentrasi ini disesuaikan dengan melihat respon detektor terhadap peak yang dihasilkan. Ketika konsentrasinya terlalu kecil, maka sinyal tersebut dapat terganggu oleh noise yang dihasilkan alat. Pemilihan seri konsentrasi ini juga bertujuan agar respon analit yang terdapat dalam sampel yang kita teliti dapat masuk ke dalam range respon seri larutan baku. Dengan diperolehnya persamaan kurva baku yang diperoleh dapat digunakan untuk penetapan kadar analit dalam sampel.

E. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Kurkumin

Penetapan panjang gelombang maksimum kurkumin dilakukan dengan tujuan didapatkan panjang gelombang kurkumin yang memberikan respon maksimum, sehingga memberikan hasil yang reprodusibel pada pengulangan pengukuran, memiliki sensitivitas pengukurannya tinggi, dan diharapkan dapat meminimalkan kesalahan pada pengukuran. Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan pada konsentrasi tengah, yaitu konsentrasi 200 gml. Tujuan penggunaan 3 seri konsentrasi ini adalah untuk melihat apakah ketiga konsentrasi yang mewakili ini menghasilkan spektrum serapan maksimum yang sama. Scanning panjang gelombang maksimum kurkumin dilakukan pada panjang gelombang 200-700 nm, karena panjang gelombang maksimum teoritis kurkumin adalah 425 nm. Kurkumin memiliki gugus kromofor yang panjang serta auksokrom, sehingga dapat memberikan serapan pada panjang gelombang visibel. Dari hasil scanning dengan densitometer, diperoleh panjang gelombang maksimum maks ketiga seri konsentrasi pada 425 nm. Gambar 3. Spektra max kurkumin 425 nm konsentrasi 200 gml

Dokumen yang terkait

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 / Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin.

2 7 60

Pengaruh rasio poloxamer 407/Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin.

0 2 64

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying.

0 2 87

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin

1 2 58

Pengaruh rasio poloxamer 407 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin

2 2 62

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator.

1 3 90

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying

1 3 85

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying

0 2 94

Pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)-PVP K-25 - USD Repository

0 1 102

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator - USD Repository

0 0 88