Penggunaan Kontrasepsi yang Rasional

sesuai dengan kurun reproduksi sehat. Jadi pemilihan jenis kontrasepsi sebaiknya disesuaikan dengan kurun reproduksi pemakainya Rukanda dkk, 1993. Untuk mencapai tujuan dari pelayanan kontrasepsi yaitu pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB dihayatinya NKKBS dan tercapainya penurunan angka kelahiran yang bermakna, maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran. Tiga fase tersebut yaitu fase menunda perkawinan atau kesuburan, fase menjarangkan kehamilan, dan fase menghentikan kehamilan Hartanto, 2004. Fase menundamencegah 2 ----- 4 th fase mengakhiri kesuburan kehamilan kehamilan fase menjarangkan kehamilan 20 tahun 30-35 tahun Gambar 3: Pola perencanaa keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional Hartanto, 2004 Sesuai gambar diatas menurut Rukanda dkk 1993 pola penggunaan kontrasepsi yang rasional ini disusun sesuai dengan masa-masa pola kontrasepsi keluarga serta ciri-ciri masing-masing kontrasepsi, sebagai berikut: 1. masa menunda kehamilankesuburan Yang termasuk dalam fase ini adalah wanita dengan usia kurang dari 20 tahun. Bila belum menikah disarankan untuk menunda pernikahannya dan bila sudah menikah disarankan untuk menunda kehamilan sampai usia 20 tahun Rukanda dkk, 1993. Pertimbangannya adalah bahwa wanita yang berumur kurang dari 20 tahun apabila ditinjau dari segi fisik alat reproduksinya masih lemah. Secara psikis jiwanya belum cukup dewasa serta belum siap untuk hamil dan melahirkan Mardiya, 1999. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini menurut Rukanda dkk 1993 adalah: 1 reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin hampir 100 karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak. 2 efektivitas yang tinggi, artinya tingkat terjadinya kegagalan pada pemakaian alat kontrasepsi ini kecil karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi. Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan adalah pil KB disusul dengan IUD kemudian metode sederhana Rukanda dkk, 1993. 2. Masa mengatur kehamilankesuburan: Yang termasuk fase ini adalah wanita dengan usia 20-3035 tahun. Bagi wanita yang berusia antara 20-3035 tahun dianjurkan untuk mengatur kehamilannya dengan jarak kelahiran 3-4 tahun dengan jumlah anak 2 orang saja Rukanda dkk, 1993. Pertimbangan dari pernyataan diatas yaitu pada fase ini wanita sudah siap secara fisik dan mental untuk hamil dan melahirkan anak Mardiya, 1999. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini yaitu kontrasepsi yang mempunyai efektivitas cukup tinggi, reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3 sampai 4 tahun sesuai dengan jarak kehamilan yang direncanakan, tidak menghambat ASI karena pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fase ini kemungkinan si ibu habis melahirkan dan sedang menyusui. Pemberian ASI tidak boleh dihambat oleh kontrasepsi yang dipakai pada saat menyusui karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak. Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini adalah IUD, disusul pil atau suntikan, metode sederhana, implant, dan kontrasepsi mantap Rukanda dkk, 1993. 3. Masa mengakhiri kehamilankesuburan Yang termasuk pada fase ini adalah wanita dengan usia diatas 30 tahun terutama diatas 35 tahun. Bagi wanita yang telah berusia diatas 30 tahun terutama diatas 35 tahun atau sudah mempunyai anak dua dianjurkan untuk tidak melahirkan tidak hamil lagi Rukanda dkk, 1993. Pada masa ini wanita harus mengakhiri kehamilannya atau kesuburannya, sebab jika dipaksakan hamil akan beresiko tinggi bagi jiwa si ibu maupun anak yang akan dilahirkannya, mengingat kondisi fisik si ibu yang sudah tidak memungkinkan untuk melahirkan karena otot panggul sudah tidak lentur dan elastis lagi, dan masih banyak alasan lainnya Mardiya, 1999. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada masa ini yaitu kontrasepsi yang mempunyai efektivitas sangat tinggi, karena kegagalam kontrasepsi menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping itu memang peserta tidak mengharapkan punya anak lagi, dapat dpakai untuk jangka panjang, tidak menambah kelainan yang sudah ada. Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini adalah kontrasepsi mantap, disusul implant, IUD, Suntikan KB, Pil KB dan metode sederhana Rukanda dkk, 1993. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk dapat mewujudkan tujuan Keluarga Berencana, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh dokter, murah, dapat diterima oleh orang banyak, dan pemakaiannya untuk jangka panjang Hartanto, 2004. Menurut Hartanto 2004 diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi yaitu: 1. faktor pasangan, meliputi umur, gaya hidup, frekwensi senggama, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan kontraseptivum lain, sikap kewanitaan, sikap kepriaan. 2. faktor kesehatan kontraindikasi absolut atau relatif, meliputi status kesehatan, riwayat haid, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul. 3. faktor metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian berkesinambungan dari metode kontrasepsi, meliputi efektivitas, efek samping umum, kerugian, komplikasi-komplikasi yang potensial, biaya yang dibutuhkan.

H. Pelayanan Kontrasepsi

Tujuan diadakannya program pelayanan kontrasepsi ini adalah untuk menyelenggarakan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas, yang dimaksudkan dengan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas adalah untuk memberikan perlindungan kepada para akseptor KB dari kemungkinan terjadinya kehamilan. Dengan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas tersebut diharapkan dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menunjang tercapainya akseptor KB yang berkualitas, meningkatnya akseptor KB yang mandiri, serta tercapainya kepuasan akseptor Anonim, 1994. Peningkatan kualitas pelayanan harus bermuara pada kepuasan para akseptor KB sehingga mereka bersedia mempergunakan kontrasepsi dengan kelangsungan yang tinggi. Bahkan kalau kontrasepsi itu meragukan, mereka bersedia untuk menukarkanya dengan kontrasepsi lain yang mempunyai daya perlindungan ekstra atau efektivitas yang lebih tinggi Rukanda, dkk,1993. Menurut Rukanda dkk 1993 pelayanan kontrasepsi diarahkan untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan maupun pemakaian kontrasepsi dan kemandirian dalam kegiatan pelayanan kontrasepsi maupun mengikuti cara- cara kontrasepsi. Untuk itu dikembangkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. pola pelayanan kontrasepsi rasional yang berpedoman pada masa reproduksi sehat yaitu dengan menganjurkan penggunaan cara-cara kontrasepsi yang lebih rasional bagi mereka yang berusia dibawah 20 tahun, antara 20-30 tahun dan diatas 30 tahun sesuai dengan kondisinya masing-masing. b. pelayanan kontrasepsi ditujukan agar cara-cara KB baik bagi wanita maupun pria dapat lebih mantap dengan mengarah pada metode yang efektif dan terpilih. c. mengusahakan pemerataan tempat dan tenaga pelayanan kontrasepsi, serta mendekatkan tempat pelayanan kepada saran dengan memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat di sekitarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI