Anatomi fisiologi alat reproduksi wanita
Menurut Mardiya 1999 alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar terdiri dari 5 macam,
yaitu bibir kecil, bibir besar, keletit, vestibulum, selaput dara. a. Bibir besar Labium mayus
Terdiri dari bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak. Ke bawah dan ke belakang kedua labium mayus bertemu dan
membentuk commisure posterior. b. Bibir kecil Labium minus
Merupakan lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labium mayus. Kulit yang meliputi labium minus mengandung banyak glandulae cebacea kelenjar
lemak dan juga ujung-ujung syaraf yang menyebabkan bibir kecil ini sangat sensitif. Jaringan ikatnya banyak mengandung pembuluh darah dan beberapa
otot polos yang menyebabkan labium minus dapat mengembang. c. Keletit clitoris
Merupakan suatu organ kecil yang terdiri dari jaringan yang dapat mengembang penuh dengan pembuluh darah dan saraf, sehingga amat sensitif
dan erektif. d. Vestibulum
Adalah daerah segitiga yang dibatasi di sebelah luar lateral oleh labium minus
kanan dan kiri, di atas oleh klitoris, dan di belakang oleh perineum. Di daerah ini ditemukan orifisium urethra eksterna lubang kemih tempat
keluarnya aluran kencing. Selain itu juga terdapat dua buah muara dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelenjar ckene . Kelenjar ini pada waktu bersenggama akan mengeluarkan
getah lendir. e. Selaput dara hymen
Pada seorang perawan, liang senggama selalu dilindungi oleh labium minus. Bila labia ini dibuka akan terlihat hymen. Hymen bentuknya berbeda-beda,
dari yang berbentuk bulan sabit semilunar sampai yang berlubang-lubang, atau yang ada pemisahnya septum. Konsistensinya mulai dari yang kaku
sampai yang lunak sekali. Menurut Mardiya 1999 alat reproduksi wanita bagian dalam juga terbagi
atas 5 bagian, yaitu vagina, rahim, saluran telur, indung telur, sel telur. a. Vagina liang senggamaliang kemaluan
Merupakan saluran penghubung antara introitus vaginae di vulva dengan uterus dan merupakan bagian yang langsung digunakan untuk senggama.
b. Rahim uterus Letaknya di dalam rongga panggul, di belakang kandung kecing, di depan
rektum, besarnya sebesar telur ayam. Uterus terdiri dari fundus uretri yang merupakan bagian proksimal uterus tempat masuknya kedua falopii, corpus
uretri badan berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin, cervix uretri
leher berbentuk silindir dan bagian cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut mulut rahim portio.
c. Saluran telur tuba falopii Saluran telur ini bermuara dalam uterus bagian atas dan panjangnya ±10 cm.
saluran ini terdiri dari pars interstitialis, pars ismica, pars ampularis. Pars PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ampularis merupakan tempat terjadinya konsepsi, bagian tuba yang terbuka
kearah abdomen dan mempunyai fimbriae yang akan menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium.
d. Indung telur ovarium Pada tiap wanita umunya ada dua indung telur kanan dan kiri. Bentuknya
seperti buah kenari. Pada wanita dewasa selama masa hidupnya akan mengeluarkan kira-kira 400 butir sel telur. Setiap bulannya indung telur akan
mengeluarkan satu sel telur yang matang, kadang-kadang dua sel telur. Lepasnya sel telur dari indung telur disebut ovulasi.
e. Sel telur ovum Garis tengah 0,2 mm. Lama daya tahan sel telur untuk dapat dibuahi kira-kira
12 jam. Tidak lama setelah keluarnya sel telur, di sekelilingnya banyak
menempel sel-sel yang akhirnya terlepas pada waktu melalui saluran telur. 3. Hormon reproduksi Wanita
Sistem reproduksi dan segala aktivitasnya diatur oleh poros Hipotalamus- Pituitari-Gonad. Follicle Stimulating Hormone FSH merupakan produksi
kelenjar pituitari yang distimulasi oleh Follicle Stimulating Hormone Releasing Hormone
FSHRH. Tugas dari FSH adalah untuk menstimulasi perkembangan folikel-folikel di indung telur. Folikel-folikel tersebut memproduksi suatu hormon
yang disebut estrogen Notodihardjo, 2002. Hormon estrogen yang diproduksi oleh folikel tersebut makin lama makin
banyak sehingga kadarnya dalam darah makin tinggi. Estrogen menstimulasi sel- sel epitel di dinding rahim untuk berkembang atau berproliferasi. Disamping itu
estrogen menyebabkan perubahan pada organ kelamin, dan estrogen juga merangsang vagina memproduksi cairan mukus sehingga sekresinya menjadi
lebih banyak Notodihardjo, 2002. Tingginya estrogen dalam darah mengaktifkan mekanisme umpan balik.
Tingginya estrogen dalam darah akan meyebabkan hipotalamus memproduksi Follicle Stimulating Hormone Inhibiting Hormone
FSHIH, dimana FSHIH ini berfungsi untuk mengurangi produksi hormon FSH. Pada saat yang bersamaan
hipotalamus mengirimkan sinyal berupa Luteinizing Hormone Releasing Hormone
LHRH sehingga kelenjar pituitari mengeluarkan Luteinizing Hormone LH. Hormon LH disekresikan secara pulsatif, dan kira-kira pada hari ke-14 tiba-
tiba kadar LH menjadi tinggi dan menyebabkan folikel yang paling masak pecah dan melepaskan sel telur. Sel folikel yang pecah tersebut membentuk suatu badan
kuning yang disebut corpus luteum. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron Notodihardjo, 2002.
Produksi hormon progesteron menyebabkan meningkatnya temperatur basal tubuh. Progesteron bertugas mempersiapkan rahim untuk menerima
kehamilan, relaksasi otot polos, membuat sekresi vagina menjadi lebih kental, dan mengakibatkan penebalan dinding rahim sehingga kelenjar di dinding rahim
menjadi aktif dan siap memproduksi zat-zat yang dapat memberi makan bagi janin manakala kehamilan terjadi Notodihardjo, 2002.