Tahap reconnaissance Proses pengembangan metode penugasan

4.3 Proses pengembangan metode penugasan

primary nursing di ruang Raflesia RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Proses pengembangan metode penugasan primary nursing akan diuraikan menjaadi dua tahap penelitian action research. Tahap pertama menjelaskan tentang tahap reconnaissance yaitu mulai dari pendekatan kepada lokasi penelitian sampai dengan mendapatkan masalah yang akan diteliti. Pada tahap kedua akan diuraikan tentang siklus action research mulai dari planning, action, observation dan refection.

4.3.1 Tahap reconnaissance

Penelitian ini adalah penelitian yang pertama kali dilaksanakan di ruang Raflesia sehingga perlu dilakukan satu tahapan reconnaissance phase sebagai tahapan untuk membuat analisis awal dan mendapatkan permasalahan- permasalahan yang dialami oleh perawat ruang Rafesia khususnya lantai 1 untuk memutuskan perencanaan dan tindakan yang akan dijalankan di ruang Raflesia lantai 1. Tahap ini telah dilaksanakan dalam rentang waktu 1 bulan yaitu dilaksanakan pada bulan April 2013. Peneliti sebagai kepala ruangan menjelaskan kepada partisipan tentang penelitian action research dengan judul “Pengembangan Metode Penugasan Primary Nursing di ruangan Raflesia Lantai 1 RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan”. Selain itu, peneliti sebagai kepala ruangan yang sudah lama mengenal semua partisipan ± 2 tahun sehingga kepercayaan terjalin saling percaya antara peneliti dengan partisipan. Pendekatan dengan pihak manajemen Universitas Sumatera Utara juga dilakukan terkait dengan upaya mendapatkan izin penelitian dan dukungan dalam penelitian ini. Tahap reconnaissance dilakukan untuk mendapatkan data:1 setting tempat penelitian dan partisipan, 2 persepsi perawat tentang metode penugasan tim, 3 kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. 1 Setting tempat penelitian dan partisipan Ruang Raflesia diserahkan dari pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan kepada kepala ruangan pada bulan Oktober tahun 2011. Ruang Raflesia terdiri dari 4 lantai dan merupakan ruang VIP bagi pasien umum, ASKES, dan perusahaan tagihan. BOR Bed Occupancy Rate ruang Raflesia per bulan 100 dan average length of stay Av Loss adalah 4-6 hari. Jumlah perawat di ruangan Raflesia sebanyak 24 orang. Perawat dengan tingkat pendidikan Ners sebanyak 12 orang, D-IV Medical Bedah 1 orang, D-III Kep 7 orang, D-III Kebidanan 4 orang. Kepala ruangan Raflesia 1 orang memiliki pendidikan Ners dan sedang melanjutkan jenjang pendidikan S-2 Kep di USU jurusan Manajemen Keperawatan. Di lantai 1 terdapat 9 ruangan 8 kamar pasien, 1 ruang kepala ruangan dan perawat yang bertugas 8 orang seluruhnya ners. Setiap lantai memiliki nurse station, lemari obat emergency, tempat sampah medis dan non-medis, wastafel, dan kamar mandi. Fasilitas setiap kamar pasien adalah tempat tidur pasien, sofa, lemari pakaian, lemari makanan, kulkas, meja makan pasien, televisi, AC, dan kamar mandi. Universitas Sumatera Utara Setiap pasien yang dirawat di ruang Raflesia berhak mendapatkan pelayanan dari dokter spesialis, visit dokter dilakukan hanya 1 kali per hari yaitu setiap pagi. Jika ada permasalahan atau pasien baru di luar jam kerja pagi hari, dokter jaga yang bertugas adalah dokter jaga kelas yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Penunjang kelancaran administrasi ruang Raflesia dibantu oleh 2 orang tenaga administrasi. Diet pasien dipantau oleh 2 ahli madya gizi. Pengamprahan kebutuhan sehari-hari, pengantaran kain kotor dan pengambilan kain bersih dilakukan oleh 1 orang PRT pembantu rumah tangga. Kebersihan ruangan Raflesia dilakukan oleh tim cleaning services yang disediakan oleh pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Pelaksanaan tugas keperawatan dipimpin oleh 1 orang KaTim untuk lantai 1,2,3 dan 4. Kinerja KaTim dimonitor dan dievaluasi oleh kepala ruangan setiap hari. Ruang Raflesia lantai 1 terdiri dari 9 kamar 1 kamar untuk ruang kepala ruangan, 8 kamar untuk ruangan pasien VIP. Nurse station berada di samping ruang kepala ruangan, lift berada di damping nurse station dan posisinya di tengah- tengah untuk menuju lantai 2, 3 dan 4. Di lantai 1 juga terdapat gudang dan tempat penyimpanan kain, lemari emergency obat berada di nurse station, terdapat juga tangga menuju lantai 2, 3 dan 4, ditengah-tengah terdapat ruang tunggu keluarga pasien. Secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar 7. Universitas Sumatera Utara 2 Gambar 7. Denah ruang Raflesia lantai 1 Ruang Raflesia lantai 1 memakai metode penugasan Tim yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan tingkat pendidikan Ners dan sedang mengikuti jenjang pendidikan S-2 Manajemen Keperawatan, wakil kepala ruangan 1 orang tingkat pendidikan Ners, KaTim 1 orang tingkat pendidikan Ners, perawat pelaksanalanjutan 6 orang tingkat pendidikan Ners. Metode penugasan Tim sudah berjalan dengan baik selama berdirinya ruang Raflesia selama 2 tahun. Struktur metode penugasan Tim ruang Raflesia lantai 1 dapat diihat pada gambar 8. LIFT Ruang Tunggu Keluarga JALAN MASUK 1.1 1.2 1.3 1.7 1.8 1.9 1.6 Nurse Station R. KaRu 1.4 1.5 Tangga GDG KAIN Universitas Sumatera Utara 3 4 jumlah Pasien 8 orang Gambar 8. Struktur Metode Penugasan Tim ruang Raflesia lantai1 Peneliti yang memiiki pengalaman sebagai kepala ruangan Raflesia selama 2 tahun mencari data awal dan masalah yang diteliti. Pendekatan dengan pihak manajemen terkait juga diupayakan untuk mendapatkan izin penelitian. Tahap reconnaissance dilakukan untuk mendapatkan data deskripsi lokasi penelitian dan karakteristik demografi perawat ruang Raflesia lantai 1. Pada tahap ini, peneliti melakukan FGD Focus Group Discussion kepada perawat yang bertugas di ruang Raflesia lantai 1. Hasil FGD disimpulkan bahwa ruang Raflesia lantai 1 - Gizi - Dokter - Farmasi - Radiologi - Laboratorium - dll Tata Usaha Administrasi Wakil Kepala Ruangan KaTim Dinas Pagi 2 perawat Dinas Sore 2 perawat Dinas Malam 2 perawat PRT Kepala Ruangan Universitas Sumatera Utara selama ini memakai metode penugasan Tim dan dalam pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik. Para perawat memberi masukan kepada peneliti untuk mengembangkan metode penugasan yang baru. Peneliti memberikan masukan kepada perawat di ruang Raflesia lantai 1 untuk mengembangkan metode penugasan primary nursing dengan alasan perawat yang bertugas di ruang raflesia di lantai 1 seluruhnya memiliki tingkat pendidikan Ners sebanyak 8 orang, memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun, pernah mengikuti pelatihan yang dilakukan pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. 2 Persepsi perawat tentang metode penugasan Tim Focus Group Discussion FGD dilaksanakan untuk menggali persepsi perawat tentang metode penugasan Tim. Kategori yang ditemukan selama FGD adalah : 1 pengertian metode penugasan Tim, 2 manfaat metode penugasan Tim, 3 hambatan metode penugasan Tim, 4 pengembangan dalam menggunakan metode penugasan Tim, dan 5 harapan terkait aplikasi metode penugasan Tim. 1 Pengertian metode penugasan Tim Perawat ruang Raflesia lantai 1 menyatakan mereka mempunyai pengalaman tentang metode penugasan tim dalam pelaksanaannya sudah teraplikasi dengan baik. “Metode penugasan tim menurut saya adalah metode penugasan yang dilakukan oleh perawat dalam satu tim dan diketuai oleh ketua….”. Partisipan 1, L 26-30 Universitas Sumatera Utara “Kepala ruangan dan ketua tim selalu memberikan masukan dan pengarahan demi peningkatan pelayanan keperawatan kepada pasienkeluarga” Partisipan 4, L 41-46 “Metode penugasan tim yang dilaksanakan di ruangan ini sudah berjalan dengan sangat baik dengan tidak ditemukannya permasalahan pasienkeluarga.” Partisipan 5, L 47-50 2 Manfaat metode tim Perawat menyatakan manfaat dan keuntungan metode tim sangat baik bagi pasien, perawat, dokter dan tim kesehatan lain. “Tidak pernah ada masalah yang timbul antara perawat dengan pasienkeluarga…..” Partisipan 3, L 77-80 “…..kepala ruangan dan ketua tim dalam pemberian tanggung jawab antara perawat dengan pasienkeluarga ….” Partisipan 6, L 90-94 “dokter dan tim penunjang kesehatan lainnya tidak pernah komplin terhadap perawat ….” Partisipan 7, L 95-97 3 Hambatan metode Tim Perawat seluruhnya menyatakan hambatan metode penugasan tim tidak pernah ditemukan. “tidak ada hambatan yang kami temukan dalam metode penugasan tim…” Partisipan 1- Partisipan 8, L 106-107 Universitas Sumatera Utara 4 Pengembangan dalam menggunakan metode Tim Perawat menyatakan bahwa pengembangan diri dan karir dalam penggunaan metode tim sudah dirasakan. “rasa percaya diri yang tinggi dalam mengaplikasikan ilmu yang saya miliki…” Partisipan 2, L 115-117 “kepala ruangan dan ketua tim selalu menghargai pekerjaan yang sudah kami lakukan dengan benar …..” Partisipan 3, L 118-122 “pengakuan dari kepala ruangan secara jelas dan langsung disampaikan kepada pimpinan pada saat pimpinan terjun ke ruangan …” Partisipan 6, L 131-135 5 Harapan terkait aplikasi metode Tim Perawat menyatakan memiliki banyak harapan karena metode penugasan tim sudah teraplikasi dengan benar. Perawat mengharapkan pihak manajemen memperhatikan terutama dalam hal jasa, pengembangan karir, peningkatan pendidikan, pelatihan dan seminar. Seluruh perawat menginginkan suatu metode penugasan yang baru. “tingkat kepedulian dan keprofesionalan yang lebih tertantang …” Partisipan 4, L 157-160 “…. mencoba metode penugasan primary nursing” Partisipan 6, L 169-170 Universitas Sumatera Utara “…… dituntut kinerja yang optimal jika nantinya metode PN primary nursing akan dilaksanakan di ruangan ini” Partisipan 8, L 171-174 3 Pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing Berdasarkan hasil kuesioner pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing KPP-PN diperoleh data dari 8 partisipan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 partisipan 90 dan memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 partisipan 10. Secara rinci dapat diihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat tentang Metode Penugasan Primary Nursing No Tingkat Pengetahuan F 1 2 Baik Cukup 7 1 90 10 Total 8 100 4 Kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan Hasil kuesioner kepuasan pasien KKPn tentang pelayanan keperawatan berdasarkan komunikasi interpersonal antara perawat dengan pasien sebagian besar 61,5 merasa puas dan sebagian kecil 38,5 merasa cukup puas. Berdasarkan keterampilan perawat sebagian besar 65 pasien merasa puas dan sebagian kecil 35 pasien merasa cukup puas. Mean kepuasan pasien 63,25 merasa puas. Universitas Sumatera Utara Pada tahap reconnaissance yang sudah dilaksanakan, ditemukan fenomena yang ada di ruang Raflesia lantai 1 terkait dengan metode penugasan tim. Secara garis besar fenomena yang muncul pada tahap reconnaissance yaitu: 1. Pelaksanaan metode penugasan tim sudah berjalan dengan baik di ruang Raflesia lantai 1 2. Perawat ruang Raflesia lantai 1 membutuhkan struktur metode penugasan baru yaitu primary nursing 3. Pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing menunjukkan sebagian besar memiliki pengetahuan baik 90 dan sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup 10. 4. Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di ruang Raflesia lantai 1 merasa puas 63,5. Dari fenomena yang ditemukan, maka disusunlah tahap planning untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.

4.3.2 Tahap Action Research