Patient Safety EKG Terapi Cairan Outcome Action Research

25, 2 perawatan luka modern sebanyak 2 orang 25, 3 PPGD Pelatihan Perawat Gawat Darurat sebanyak 4 orang 50, 4 patient safety sebanyak 1 orang 12,5, 5 pemakaian dan pembacaan EKG sebanyak 2 orang 25, 6 pemberian terapi cairan sebanyak 1 orang 12,5. Berdasarkan status pernikahan sudah menikah sebanyak 6 orang 75, belum menikah sebanyak 2 orang 25. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Karakteristik demografi partisipan n=8 No Karakteristik Frekuensi f Persentase 1 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2 Umur 20-40 tahun 41-60 tahun 3 Pengalaman Bekerja 5 tahun 5-10 tahun 10 tahun 4 Agama Islam Kristen 1 7 7 1 2 5 1 7 1 12,5 87,5 87,5 12,5 25 62,5 12,5 87,5 12,5 5 Pelatihan yang pernah diikuti a. ACLS Diikuti

b. Perawatan luka

Diikuti

c. PPGD

Diikuti

d. Patient Safety

Diikuti

e. EKG

Diikuti

f. Terapi Cairan

Diikuti 6 Status Pernikahan 2 2 4 1 2 1 25 25 50 12,5 25 12,5 Menikah Belum Menikah 6 2 75 25 Universitas Sumatera Utara Pasien yang dirawat di ruang Raflesia lantai 1 sebanyak 26 pasien. Pasien lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang 57,7. Pasien paling banyak berumur 41-60 pasien sebanyak 23 orang 88,5. Pasien paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 17 orang 65,4. Pasien paling banyak beragama islam sebanyak 15 pasien 57,7. Pasien paling banyak bersuku batak sebanyak 19 pasien 73,1. Seluruh pasien berkebangsaan Indonesia sebanyak 26 orang 100. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Karakteristik demografi pasien n=26 No Karakteristik Frekuensi f Persentase 1 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2 Umur 21-40 tahun 41-60 tahun 3 Pendidikan SD SMP SMA D-III S-1 4 Agama Islam Kristen 15 11 3 23 2 - 17 1 6 15 11 57,7 42,3 11,5 88,5 7,7 - 65,4 3,8 23,1 57,7 42,3 5 Suku Jawa Batak Melayu 6 Lama dirawat 7 hari 7-14 hari 15-21 hari 21 hari 6 19 1 14 2 4 6 23,1 73,1 3,8 53,8 7,7 15,4 23,1 7 Kebangsaan Indonesia 26 100 Universitas Sumatera Utara

4.3 Proses pengembangan metode penugasan

primary nursing di ruang Raflesia RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Proses pengembangan metode penugasan primary nursing akan diuraikan menjaadi dua tahap penelitian action research. Tahap pertama menjelaskan tentang tahap reconnaissance yaitu mulai dari pendekatan kepada lokasi penelitian sampai dengan mendapatkan masalah yang akan diteliti. Pada tahap kedua akan diuraikan tentang siklus action research mulai dari planning, action, observation dan refection.

4.3.1 Tahap reconnaissance

Penelitian ini adalah penelitian yang pertama kali dilaksanakan di ruang Raflesia sehingga perlu dilakukan satu tahapan reconnaissance phase sebagai tahapan untuk membuat analisis awal dan mendapatkan permasalahan- permasalahan yang dialami oleh perawat ruang Rafesia khususnya lantai 1 untuk memutuskan perencanaan dan tindakan yang akan dijalankan di ruang Raflesia lantai 1. Tahap ini telah dilaksanakan dalam rentang waktu 1 bulan yaitu dilaksanakan pada bulan April 2013. Peneliti sebagai kepala ruangan menjelaskan kepada partisipan tentang penelitian action research dengan judul “Pengembangan Metode Penugasan Primary Nursing di ruangan Raflesia Lantai 1 RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan”. Selain itu, peneliti sebagai kepala ruangan yang sudah lama mengenal semua partisipan ± 2 tahun sehingga kepercayaan terjalin saling percaya antara peneliti dengan partisipan. Pendekatan dengan pihak manajemen Universitas Sumatera Utara juga dilakukan terkait dengan upaya mendapatkan izin penelitian dan dukungan dalam penelitian ini. Tahap reconnaissance dilakukan untuk mendapatkan data:1 setting tempat penelitian dan partisipan, 2 persepsi perawat tentang metode penugasan tim, 3 kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. 1 Setting tempat penelitian dan partisipan Ruang Raflesia diserahkan dari pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan kepada kepala ruangan pada bulan Oktober tahun 2011. Ruang Raflesia terdiri dari 4 lantai dan merupakan ruang VIP bagi pasien umum, ASKES, dan perusahaan tagihan. BOR Bed Occupancy Rate ruang Raflesia per bulan 100 dan average length of stay Av Loss adalah 4-6 hari. Jumlah perawat di ruangan Raflesia sebanyak 24 orang. Perawat dengan tingkat pendidikan Ners sebanyak 12 orang, D-IV Medical Bedah 1 orang, D-III Kep 7 orang, D-III Kebidanan 4 orang. Kepala ruangan Raflesia 1 orang memiliki pendidikan Ners dan sedang melanjutkan jenjang pendidikan S-2 Kep di USU jurusan Manajemen Keperawatan. Di lantai 1 terdapat 9 ruangan 8 kamar pasien, 1 ruang kepala ruangan dan perawat yang bertugas 8 orang seluruhnya ners. Setiap lantai memiliki nurse station, lemari obat emergency, tempat sampah medis dan non-medis, wastafel, dan kamar mandi. Fasilitas setiap kamar pasien adalah tempat tidur pasien, sofa, lemari pakaian, lemari makanan, kulkas, meja makan pasien, televisi, AC, dan kamar mandi. Universitas Sumatera Utara Setiap pasien yang dirawat di ruang Raflesia berhak mendapatkan pelayanan dari dokter spesialis, visit dokter dilakukan hanya 1 kali per hari yaitu setiap pagi. Jika ada permasalahan atau pasien baru di luar jam kerja pagi hari, dokter jaga yang bertugas adalah dokter jaga kelas yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Penunjang kelancaran administrasi ruang Raflesia dibantu oleh 2 orang tenaga administrasi. Diet pasien dipantau oleh 2 ahli madya gizi. Pengamprahan kebutuhan sehari-hari, pengantaran kain kotor dan pengambilan kain bersih dilakukan oleh 1 orang PRT pembantu rumah tangga. Kebersihan ruangan Raflesia dilakukan oleh tim cleaning services yang disediakan oleh pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Pelaksanaan tugas keperawatan dipimpin oleh 1 orang KaTim untuk lantai 1,2,3 dan 4. Kinerja KaTim dimonitor dan dievaluasi oleh kepala ruangan setiap hari. Ruang Raflesia lantai 1 terdiri dari 9 kamar 1 kamar untuk ruang kepala ruangan, 8 kamar untuk ruangan pasien VIP. Nurse station berada di samping ruang kepala ruangan, lift berada di damping nurse station dan posisinya di tengah- tengah untuk menuju lantai 2, 3 dan 4. Di lantai 1 juga terdapat gudang dan tempat penyimpanan kain, lemari emergency obat berada di nurse station, terdapat juga tangga menuju lantai 2, 3 dan 4, ditengah-tengah terdapat ruang tunggu keluarga pasien. Secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar 7. Universitas Sumatera Utara 2 Gambar 7. Denah ruang Raflesia lantai 1 Ruang Raflesia lantai 1 memakai metode penugasan Tim yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan tingkat pendidikan Ners dan sedang mengikuti jenjang pendidikan S-2 Manajemen Keperawatan, wakil kepala ruangan 1 orang tingkat pendidikan Ners, KaTim 1 orang tingkat pendidikan Ners, perawat pelaksanalanjutan 6 orang tingkat pendidikan Ners. Metode penugasan Tim sudah berjalan dengan baik selama berdirinya ruang Raflesia selama 2 tahun. Struktur metode penugasan Tim ruang Raflesia lantai 1 dapat diihat pada gambar 8. LIFT Ruang Tunggu Keluarga JALAN MASUK 1.1 1.2 1.3 1.7 1.8 1.9 1.6 Nurse Station R. KaRu 1.4 1.5 Tangga GDG KAIN Universitas Sumatera Utara 3 4 jumlah Pasien 8 orang Gambar 8. Struktur Metode Penugasan Tim ruang Raflesia lantai1 Peneliti yang memiiki pengalaman sebagai kepala ruangan Raflesia selama 2 tahun mencari data awal dan masalah yang diteliti. Pendekatan dengan pihak manajemen terkait juga diupayakan untuk mendapatkan izin penelitian. Tahap reconnaissance dilakukan untuk mendapatkan data deskripsi lokasi penelitian dan karakteristik demografi perawat ruang Raflesia lantai 1. Pada tahap ini, peneliti melakukan FGD Focus Group Discussion kepada perawat yang bertugas di ruang Raflesia lantai 1. Hasil FGD disimpulkan bahwa ruang Raflesia lantai 1 - Gizi - Dokter - Farmasi - Radiologi - Laboratorium - dll Tata Usaha Administrasi Wakil Kepala Ruangan KaTim Dinas Pagi 2 perawat Dinas Sore 2 perawat Dinas Malam 2 perawat PRT Kepala Ruangan Universitas Sumatera Utara selama ini memakai metode penugasan Tim dan dalam pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik. Para perawat memberi masukan kepada peneliti untuk mengembangkan metode penugasan yang baru. Peneliti memberikan masukan kepada perawat di ruang Raflesia lantai 1 untuk mengembangkan metode penugasan primary nursing dengan alasan perawat yang bertugas di ruang raflesia di lantai 1 seluruhnya memiliki tingkat pendidikan Ners sebanyak 8 orang, memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun, pernah mengikuti pelatihan yang dilakukan pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. 2 Persepsi perawat tentang metode penugasan Tim Focus Group Discussion FGD dilaksanakan untuk menggali persepsi perawat tentang metode penugasan Tim. Kategori yang ditemukan selama FGD adalah : 1 pengertian metode penugasan Tim, 2 manfaat metode penugasan Tim, 3 hambatan metode penugasan Tim, 4 pengembangan dalam menggunakan metode penugasan Tim, dan 5 harapan terkait aplikasi metode penugasan Tim. 1 Pengertian metode penugasan Tim Perawat ruang Raflesia lantai 1 menyatakan mereka mempunyai pengalaman tentang metode penugasan tim dalam pelaksanaannya sudah teraplikasi dengan baik. “Metode penugasan tim menurut saya adalah metode penugasan yang dilakukan oleh perawat dalam satu tim dan diketuai oleh ketua….”. Partisipan 1, L 26-30 Universitas Sumatera Utara “Kepala ruangan dan ketua tim selalu memberikan masukan dan pengarahan demi peningkatan pelayanan keperawatan kepada pasienkeluarga” Partisipan 4, L 41-46 “Metode penugasan tim yang dilaksanakan di ruangan ini sudah berjalan dengan sangat baik dengan tidak ditemukannya permasalahan pasienkeluarga.” Partisipan 5, L 47-50 2 Manfaat metode tim Perawat menyatakan manfaat dan keuntungan metode tim sangat baik bagi pasien, perawat, dokter dan tim kesehatan lain. “Tidak pernah ada masalah yang timbul antara perawat dengan pasienkeluarga…..” Partisipan 3, L 77-80 “…..kepala ruangan dan ketua tim dalam pemberian tanggung jawab antara perawat dengan pasienkeluarga ….” Partisipan 6, L 90-94 “dokter dan tim penunjang kesehatan lainnya tidak pernah komplin terhadap perawat ….” Partisipan 7, L 95-97 3 Hambatan metode Tim Perawat seluruhnya menyatakan hambatan metode penugasan tim tidak pernah ditemukan. “tidak ada hambatan yang kami temukan dalam metode penugasan tim…” Partisipan 1- Partisipan 8, L 106-107 Universitas Sumatera Utara 4 Pengembangan dalam menggunakan metode Tim Perawat menyatakan bahwa pengembangan diri dan karir dalam penggunaan metode tim sudah dirasakan. “rasa percaya diri yang tinggi dalam mengaplikasikan ilmu yang saya miliki…” Partisipan 2, L 115-117 “kepala ruangan dan ketua tim selalu menghargai pekerjaan yang sudah kami lakukan dengan benar …..” Partisipan 3, L 118-122 “pengakuan dari kepala ruangan secara jelas dan langsung disampaikan kepada pimpinan pada saat pimpinan terjun ke ruangan …” Partisipan 6, L 131-135 5 Harapan terkait aplikasi metode Tim Perawat menyatakan memiliki banyak harapan karena metode penugasan tim sudah teraplikasi dengan benar. Perawat mengharapkan pihak manajemen memperhatikan terutama dalam hal jasa, pengembangan karir, peningkatan pendidikan, pelatihan dan seminar. Seluruh perawat menginginkan suatu metode penugasan yang baru. “tingkat kepedulian dan keprofesionalan yang lebih tertantang …” Partisipan 4, L 157-160 “…. mencoba metode penugasan primary nursing” Partisipan 6, L 169-170 Universitas Sumatera Utara “…… dituntut kinerja yang optimal jika nantinya metode PN primary nursing akan dilaksanakan di ruangan ini” Partisipan 8, L 171-174 3 Pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing Berdasarkan hasil kuesioner pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing KPP-PN diperoleh data dari 8 partisipan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 partisipan 90 dan memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 partisipan 10. Secara rinci dapat diihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat tentang Metode Penugasan Primary Nursing No Tingkat Pengetahuan F 1 2 Baik Cukup 7 1 90 10 Total 8 100 4 Kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan Hasil kuesioner kepuasan pasien KKPn tentang pelayanan keperawatan berdasarkan komunikasi interpersonal antara perawat dengan pasien sebagian besar 61,5 merasa puas dan sebagian kecil 38,5 merasa cukup puas. Berdasarkan keterampilan perawat sebagian besar 65 pasien merasa puas dan sebagian kecil 35 pasien merasa cukup puas. Mean kepuasan pasien 63,25 merasa puas. Universitas Sumatera Utara Pada tahap reconnaissance yang sudah dilaksanakan, ditemukan fenomena yang ada di ruang Raflesia lantai 1 terkait dengan metode penugasan tim. Secara garis besar fenomena yang muncul pada tahap reconnaissance yaitu: 1. Pelaksanaan metode penugasan tim sudah berjalan dengan baik di ruang Raflesia lantai 1 2. Perawat ruang Raflesia lantai 1 membutuhkan struktur metode penugasan baru yaitu primary nursing 3. Pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing menunjukkan sebagian besar memiliki pengetahuan baik 90 dan sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup 10. 4. Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di ruang Raflesia lantai 1 merasa puas 63,5. Dari fenomena yang ditemukan, maka disusunlah tahap planning untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.

4.3.2 Tahap Action Research

Siklus action research metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan melalui empat tahapan yaitu: planning, action, observation dan reflection. Pada setiap tahapan action research peneliti melakukan beberapa tahapan. Peneliti melaksanakan satu siklus action research dalam waktu lebih kurang 9 minggu dimulai tanggal 25 April 2013 sampai dengan tanggal 26 Juni 2013. Universitas Sumatera Utara Tahap Planning. Untuk mewujudkan harapan dari perawat ruang Raflesia lantai 1 dalam menghasilkan sebuah metode penugasan primary nursing yaitu metode penugasan yang memiliki struktur kerja perawat dimana seorang perawat primer harus memiliki empat kriteria yaitu: 1 memiliki tanggung jawab, 2 mampu mengambil keputusan, 3 mampu berkomunikasi secara interpersonal, dan 4 mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh dari mulai pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah: 1 pertemuan dengan tim manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, 2 pertemuan dengan kepala bidang keperawatan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, 3 pembentukan tim perumus metode penugasan primary nursing, 4 pembentukan struktur metode penugasan primary nursing ruang Raflesia lantai 1, 5 seminar tentang metode penugasan primary nursing, 6 aplikasi metode penugasan primary nursing secara role play dalam pengawasan, 7 aplikasi metode penugasan primary nursing secara mandiri, 8 finalisasi metode penugasan primary nursing. Tahap Action. Pada tahap action ada delapan kegiatan yang dilakukan yaitu: 1 pertemuan dengan tim manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, 2 pertemuan dengan kepala bidang keperawatan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, 3 pembentukan tim perumus metode penugasan primary nursing, 4 pembentukan struktur metode penugasan primary nursing ruang Raflesia lantai 1, 5 seminar tentang metode penugasan primary nursing, 6 aplikasi metode penugasan primary nursing secara role play dalam pengawasan, 7 aplikasi Universitas Sumatera Utara metode penugasan primary nursing secara mandiri, 8 finalisasi metode penugasan primary nursing. 1. Pertemuan dengan tim manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Pada tanggal 25 April 2013 diadakan pertemuan dengan kepala bidang keperawatan, kepala instalasi rawat inap, supervisor dan peneliti sebagai kepala ruangan Raflesia. Peneliti menyampaikan keinginan perawat ruang Raflesia lantai 1 untuk memiliki metode penugasan yang baru yaitu metode penugasan primary nursing dan mendeskripsikan siklus action research yang akan dijalankan di ruang Raflesia lantai 1 dengan selalu berkolaborasi dengan partisipan. Kepala bidang keperawatan, kepala instalasi rawat inap, supervisor sangat mendukung kegiatan penelitian pembuatan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1. Kepala bidang keperawatan juga merekomendasikan agar partisipan di ruang Raflesia lantai 1 dipilih yang benar-benar memiliki kriteria yang mampu melaksanakan metode penugasan primary nursing. Supervisor selalu mendampingi kegiatan penelitian dengan tujuan hasil dari pembentukan metode penugasan primary nursing mencapai finalisasi sesuai dengan kebutuhan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 dan memiliki desain yang paling efisien sehingga memiiki peluang besar disetujui pihak manajemen untuk dilaksanakan di ruang Raflesia lantai 2, 3, 4 secara khusus dan di ruangan lain di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan secara umum. Universitas Sumatera Utara 2. Pertemuan dengan kepala bidang keperawatan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Pada tanggal 1 Mei 2013 pada saat sosialisasi seluruh kepala ruangan yang diadakan secara rutin setiap hari rabu di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, peneliti menemui kepala bidang keperawatan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dalam kaitannya mendeskripsikan kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapat dukungan terkait dengan pelaksanaan siklus action research terhadap metode penugasan baru yang akan dilakukan di ruang Raflesia lantai 1 yaitu metode penugasan primary nursing. Kepala bidang keperawatan menyambut baik kegiatan ini dan memberi dukungan penuh atas kegiatan action research yang sedang dilaksanakan di ruang Raflesia lantai 1 dalam rangka membantu perawat ruang Raflesia lantai 1 menghasilkan metode penugasan yang baru yaitu metode penugasan primary nursing. Kepala bidang keperawatan menyampaikan harapan penelitian ini mampu meningkatkan kesembuhan pasien, meningkatkan tingkat kepuasan pasien, serta meningkatkan kinerja perawat terkait dengan pemberian pelayanan keperawatan kepada pasienkeluarga. Kepala bidang keperawatan juga berharap kegiatan hasil penelitian dapat diseminarkan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 3. Pembentukan tim perumus metode penugasan primary nursing Pembentukan tim dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013 dihadiri oleh 8 orang partisipan, supervisor dan peneliti. Tim pembentuk metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 terdiri dari 8 orang yaitu supervisor, wakil kepala ruangan, ketua Tim dan 5 orang perawat pelaksana dari ruang Raflesia lantai 1. Kepala bidang keperawatan menyerahkan sepenuhnya kepada kepala ruangan ruang Raflesia tentang pembentukan tim metode penugasan primary nursing. Tim perumus metode penugasan primary nursing sepakat untuk mengadakan pertemuan untuk mendeskripsikan metode penugasan primary nursing yang akan disusun sampai mencapai finalisasi sebanyak 3 kali pertemuan. Untuk itu setiap minggu dijadwalkan pertemuan tim dalam merumuskan metode penugasan primary nursing tentative dan terus menerus memperbaharui struktur metode penugasan primary nursing tersebut. 4. Pembentukan struktur metode penugasan primary nursing ruang Raflesia lantai 1 tentative Pembentukan struktur metode penugasan primary nursing tentative dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2013 di ruang diskusi ruang Raflesia lantai 1 yang dihadiri oleh peneliti dan 8 orang partisipan. Peneliti dan partisipan mendiskusikan secara bersama-sama, membahas terkait kesulitan yang dirasakan dan memperbaiki tentative sehingga dapat dihasilkan metode primary nursing sesuai kemampuan perawat ruang Raflesia lantai 1. Universitas Sumatera Utara Pada diskusi tersebut berlangsung dalam waktu 60 menit. Metode penugasan primary nursing tentative adalah sebuah metode penugasan yang dimodifikasi dari Manthey model Manthey, 1980. Partisipan memberikan koreksi dan masukan terhadap metode penugasan primary nursing tentative, dirasakan oleh partisipan sangat besar tanggung jawab yang harus dilakukan terhadap pelayanan keperawatan terhadap pasienkeluarga. Partisipan masih merasa kesulitan dalam melaksanakan metode primary nursing karena harus mampu memiliki empat kriteria yaitu: 1 bertanggung jawab, 2 komunikasi interpersonal, 3 mengambil keputusan, dan 4 memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh. Pada akhir diskusi ditemukan kesimpulan bahwa metode penugasan primary nursing tentative perlu dilaksanakan secara role play di dalam pengawasan dan melaksanakan primary nursing secara mandiri di ruang Raflesia lantai 1. Hasil diskusi juga mendapatkan kesepakatan dari tim perumus bahwa metode penugasan primary nursing harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di ruangan terkait dengan perawatan pasien secara parsial dan total di ruang Raflesia lantai 1. 5. Pelaksanaan kegiatan seminar tentang metode penugasan primary nursing Seminar keperawatan dilaksanakan pada tanggal 8 Juni pukul 15.00 – 16.30 WIB di ruangan diskusi ruang Raflesia lantai 1 dengan tema Universitas Sumatera Utara “pengembangan metode penugasan primary nursing”. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan perawat ruang Raflesia lantai 1 tentang metode penugasan primary nursing dan meningkatkan kemampuan perawat ruang Raflesia lantai 1 dalam melaksanakan metode penugasan primary nursing. Seminar ini dihadiri oleh 8 orang partisipan perawat ruang Raflesia lantai 1. Materi yang diberikan dalam seminar ini adalah tentang metode penugasan primary nursing. Pembicara dalam seminar ini adalah peneliti sendiri dengan waktu presentasi 45 menit. Selama pemberian materi peserta memperhatikan penjelasan dari narasumber. Pada saat diskusi peserta memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang diberikan dan beberapa perawat ruang Raflesia lantai 1 menanggapi bahwa sebenarnya perawat ruang Raflesia lantai 1 sudah mengerti tentang metode penugasan primary nursing tetapi belum dilaksanakan di ruang Raflesia lantai 1. Perawat ruang Raflesia lantai 1 juga menyampaikan bahwa dalam melaksanakan tugas sudah memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasien, berkomunikasi secara interpersonal baik kepada pasienkeluarga, dokter dan tim kesehatan lain dan memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh walaupun belum sempurna. 6. Aplikasi metode penugasan primary nursing Aplikasi metode penugasan primary nursing secara role play dalam pengawasan dilaksanakan selama 15 hari kerja yaitu sejak tanggal 21 Mei 2013 sampai dengan tanggal 8 Juni 2013. Peneliti beserta supervisor melakukan Universitas Sumatera Utara pengawasan kepada partisipan dalam pelaksanaan role play dalam pelaksanaan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 terutama pada perawat primer yang harus mampu melaksanakan: 1 perawat primer mampu melakukan komunikasi interpersonal, 2 perawat primer mampu bertanggung jawab, 3 perawat primer mampu mengambil keputusan, dan 4 perawat primer mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada pasienkeluarga. Peneliti mendampingi partisipan dalam mengimplementasikan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1. Peneliti setiap hari hadir pada jadwal shift pagi, shift sore dan shift malam dengan pertimbangan dapat bertemu dengan semua partisipan baik dengan perawat primer maupun dengan perawat pelaksanalanjutan. Peneliti juga dapat mengevaluasi pelaksanaan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 yang dilaksanakan oleh partisipan. Pelaksanaan metode penugasan primary nursing secara role play dalam pengawasan di ruang Raflesia lantai 1, perawat primer dan perawat pelaksana hanya mampu melakukan komunikasi interpersonal dan memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh secara baik namun dalam mengambil keputusan dan tanggung jawab masih kurang. Peneliti mendiskusikan kendala yang dihadapi partisipan terkait pelaksanaan metode penugasan primary nursing dan memberi penjelasan serta masukan kepada partisipan agar kekurangan dapat diperbaiki dan dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara Beberapa kali dilakukan diskusi dan bimbingan terhadap partisipan dalam melaksanakan metode penugasan primary nursing terutama kepada dua orang perawat primer yang telah ditunjuk dan dipilih. Peneliti selalu memberi motivasi dan semangat kepada perawat primer yang memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap pasienkeluarga, dan tim kesehatan yang lain demi tercapainya peningkatan kesembuhan dan kepuasan pasienkeluarga. 7. Aplikasi metode penugasan primary nursing secara mandiri Aplikasi metode penugasan primary nursing secara mandiri di ruang Raflesia lantai 1 selama 15 hari kerja yaitu sejak tanggal 10 Juni 2013 sampai dengan tanggal 26 Juni 2013. Peneliti mengevaluasi pelaksanaan metode penugasan primary nursing secara 3 shift yaitu shift pagi, shift sore dan shift malam. Peneliti melihat kesungguhan dari partisipan baik sebagai perawat primer dan sebagai perawat pelaksana di dalam melaksanakan metode penugasan primary nursing secara mandiri. Pelaksanaan metode primary nursing secara mandiri juga mendapat pengakuan dari direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada saat kontrol rutin setiap hari jumat karena di depan kamar pasien tertulis nama perawat primer yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasienkeluarga. Direktur juga memberi apresiasi positif terhadap perubahan yang sudah dilakukan dimana apresiasi tersebut diucapkan langsung di depan partisipan, dokter, dan pasienkeluarga. Dokter juga mengakui metode penugasan primary nursing secara mandiri menunjukkan kinerja perawat yang benar-benar professional karena perawat Universitas Sumatera Utara primer mampu menguasai secara menyeluruh tentang kondisi pasien. Kepala bidang keperawatan juga mengakui pelaksanaan metode penugasan primary nursing mampu menunjukkan penghematan SDM perawat dan berjanji akan meningkatkan jasa bagi perawat primer. Supervisor juga merasa puas atas kinerja perawat yang melaksanakan metode penugasan primary nursing secara mandiri terbukti tidak ditemukan komplen dari pasienkeluarga. 8. Finalisasi metode penugasan primary nursing Metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 sudah mencapai finalisasi yaitu lahirnya metode penugasan yang baru “metode penugasan primary nursing”. Metode penugasan primary nursing terdiri dari empat bagian yaitu : 1 perawat primer mampu melakukan komunikasi interpersonal, 2 perawat primer mampu bertanggung jawab, 3 perawat primer mampu mengambil keputusan, dan 4 perawat primer mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada pasienkeluarga. Tahap Observation. Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan metode penugasan primary nursing. Observasi dilakukan pada 8 orang partisipan dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan pada dua tahap yaitu pada tahap pelaksanaan metode penugasan primary nursing secara role play dalam pengawasan dan observasi dalam pelaksanaan metode penugasan primary nursing secara mandiri. Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan menggunakan lembar checklist mendapatkan hasil terjadi peningkatan dari metode penugasan primary Universitas Sumatera Utara nursing role play dalam pengawasan ke metode penugasan primary nursing secara mandiri. Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan data pelaksanaan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 dari 56 menjadi 100. Tahap Reflection. Pada tahap ini peneliti melaksanakan FGD Focus Group Discuss dengan jumlah peserta 8 orang partisipan. FGD dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2013 yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang kelemahan, kelebihan, kendala dan manfaat yang dirasakan partisipan setelah melaksanakan metode penugasan primary nursing baik secara role play dalam pengawasan dan dalam mandiri. Partisipan sebagai pelaksanaan metode penugasan primary nursing diminta untuk mengungkapkan pengalaman perawat dalam hal perubahan yang dialami selama pelaksaan metode penugasan primary nursing di ruangan tersebut. Persepsi perawat setelah dilakukan pengembangan metode penugasan PN di ruang Raflesia lantai 1. FGD yang dilaksanakan pada tahap reflection mendapatkan data tentang : 1 pengertian metode penugasan PN, 2 manfaat dan keuntungan metode PN, 3 hambatan metode PN, 4 pengembangan dalam menggunakan metode PN, dan 5 harapan terkait aplikasi metode PN. 1. Pengertian metode penugasan PN Perawat mengungkapkan bahwa setelah dilaksanakan pengembangan metode penugasan PN di ruang Raflesia lantai 1 perawat menyadari bahwa belum melakukan dengan benar tentang pengembangan metode penugasan PN. Universitas Sumatera Utara “…. dilakukan oleh perawat professional yang memiliki otonomi, akuntabilitas dan otonomi selama 24 jam”Partisipan 1, L 29-32 “…. menjadi perawat yang professional” Partisipan 4, L 43-45 “setiap pasien dirawat oleh seorang perawat primer yang memiliki tanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap 1-6 pasien” Partisipan 5, L 47-50 2. Manfaat metode PN Setelah dilaksanakan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 perawat merasakan manfaat yang sangat besar. “menguasai baik diagnose, penyakit atau juga kondisi pasien itu sendiri….” Partisipan 1, L 70-75 “Pasien lebih merasa dihargai sebagai manusia karena dipenuhinya kebutuhan mereka secara individu dan asuhan keperawatan yang diberikan pun mutunya lebih tinggi ….” Partisipan 2, L 77-81 “manfaat bagi dokter, metode primary nursing ini adalah mendapatkan informasi dari perawat yang benar-benar mengetahui keadaan pasien ….” Partisipan 8, L 106-109 Universitas Sumatera Utara 3. Hambatan metode PN Selama dilaksanakan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 perawat merasakan adanya hambatan baik dari sisi kemampuan perawat maupun dari pihak manajemen rumah sakit. “memiiki jam kerja yang lebih panjang dengan merawat 1-6 pasien…” Partisipan 3, L 126-132 “kualitas SDM tidak sama walaupun sama-sama ners….” Partisipan 4, L 134-137 “perawat pelaksana yang berprofesi ners tidak memiliki kemampuan yang sama maka perawat primer mempunyai beban tugas yang bertambah …” Partisipan 7, L 149-153 4. Pengembangan dalam menggunakan metode PN Setelah dilaksanakan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1, perawat merasakan adanya pengakuan dari pasienkeluarga, dokter, kepala ruangan, dan tim kesehatan lainnya dalam hal pemberian pelayanan keperawatan. “primary nursing ini sangat membawa dampak positif….” Partisipan 2, L 174-178 “perawat itu memiliki pengetahuan yang lebih luas, menguasai asuhan keperawatannya bagi pasien” Partisipan 4, L 188-190 Universitas Sumatera Utara “Lebih terfokus dalam bekerja karena memiliki tanggung jawab secara menyeluruh kepada 1-6 pasien” Partisipan 8, L 204-207. 5. Harapan terkait aplikasi metode PN Setelah dilaksanakan metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 para perawat memiliki harapan yang lebih besar bagi pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. “… bisa diterapkan di ruangan lain di RSUD Dr. Pirngadi Medan” Partisipan 1, L 214-219 “perawatnya minimal harus berpendidikan ners ….” Partisipan 3, L 226-231 “…, peningkatan SDM seperti dari ners ke jenjang S-2 keperawatan dan rumah sakit kiranya bisa membantu dalam hal administratif …” Partisipan 4, L 233-237 Berdasarkan analisis kuantitatif didapatkan bahwa pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 meningkat dari 90 menjadi 100 memiliki pengetahuan baik. Kepuasan pasien dari 63,25 menjadi 80 sangat puas. Tingkat pengetahuan perawat tentang metode penugasan primary nursing dapat disimpulkan seluruhnya memiliki pengetahuan baik sebanyak 8 partisipan 100. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat tentang Metode Penugasan Primary Nursing No Tingkat Pengetahuan F 1 Baik 8 100 Total 8 100

4.4 Outcome Action Research

Penelitian pengembangan metode penugasan primary nursing telah dilaksanakan tahap demi tahap dari satu siklus action research pada akhirnya melahirkan outcome: 1 sebuah struktur metode penugasan primary nursing, 2 job disk bagi perawat primer dan perawat pelaksana. Struktur metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 terdiri dari satu orang kepala ruangan, dua orang perawat primer dan enam orang perawat pelaksanalanjutan. Dalam pelaksanaannya satu perawat primer memegang 5 pasien dan satu perawat primer lainnya memegang 3 pasien. Setiap perawat primer dibantu oleh 3 orang perawat pelaksana. Perawat primer dan perawat pelaksana selalu berkoordinasi selama 24 jam. Tabel 4.9 Outcome Pre dan Post Action Research No Keterangan Pre Post 1 Pengetahuan Perawat 90 100 2 Kepuasan Pasien 63,25 80 3 Struktur Primary Nursing Tidak ada Ada 4 Alur Penerimaan pasien baru mulai dari masuk sampai pulang dalam metode penugasan primary nursing Tidak ada Ada Universitas Sumatera Utara Struktur metode penugasan primary nursing dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9. Struktur Pengembangan Metode Penugasan Primary Nursing di Ruang Raflesia Lantai 1 Alur penerimaan pasien baru mulai dari masuk sampai pulang dalam metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 sudah dilaksanakan. Perawat primer melaksanakan tugas sesuai dengan empat elemen metode penugasan primary nursing yaitu melakukan komunikasi interpersonal, memberikan asuhan keperawatan, bertanggung jawab dan mengambil keputusan. Proses penerimaan pasien baru sampai pulang dapat dilihat pada gambar 10 di bawah ini. Kepala Ruangan KaRu Perawat Primer Pagi PP kamar 1.7 sd 1.9 3 pasien Tata Usaha Administrasi PA Sore - Dokter - Gizi - Farmasi - Laboratorium - Radiologi - dll Perawat Primer Pagi PP Kamar 1.1 sd 1.6 5 pasien PA malam PA Off PA Sore PA malam PA Off Universitas Sumatera Utara Alur penerimaan pasien baru mulai dari pasien masuk sampai pulang dalam metode penugasan primary nursing di ruang Raflesia lantai 1 Gambar 10. Alur Penerimaan Pasien Baru mulai dari Masuk sampai Pulang dalam Metode Penugasan Primary Nursing di ruang Raflesia lantai 1 Pasien baru dari IGDpoliklinik Diantar ke ruang Raflesia lantai 1 oleh petugas IGDpoliklinik - Petugas IGDpoliklinik serah terima pasien dengan perawat primer - Petugas IGDpoliklinik serah terima pasien dengan perawat associate perawat associate melapor ke perawat primer PP berinteraksi dengan pasienkeluarga tentang peraturan rumah sakitruangan, tentang hak dan kewajiban pasien, tentang sarana dan prasarana ruangan dan tentang pembiayaan ruangan PP melakukan pemberian asuhan keperawatan dari mulai pengkajian, menegakkan diagnose, perencanaan, dan evaluasi dan semua hasil didokumentasikan dalam asuhan keperawatan - PP meakukan kolaborasi dengan dokter, tim kesehatan lain yang berhubungan langsung dengan kondisi pasien - PP melaporkan kepada KaRu - PP memberikan pengarahan dan pelaksanaan lanjutan kepada PA - PP menyelesaikan masalah kebutuhan pasien - PP melakukan operan kepada PA - PP melaporkan kepada KaRu jika masalah tidak dapat diatasinya - PP melakukan komunikasi interpersonal kepada pasienkeluarga setiap hari - PP memberikan penkes dan menegakkan resume keperawatan saat pasien ingin pulang PP melengkapi dokumentasi asuhan keperawatan dan status pasien sebelum diserahkan ke kepala ruangan dan dikembalikan ke MR Medical Record Universitas Sumatera Utara

4.5 Dampak