Latar Belakang Masalah Pendekatan belajar fisika siswa SMP, SMA, dan mahasiswa : tinjauan menurut model Biggs.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Purwanti 2008 mengembangkan model pembelajaran human capital skills. Model ini ditujukan untuk menjawab persoalan bagaimana seorang pelajar atau mahasiswa harus dapat menguasai seperangkat kemampuan dan sikap. Yang dimaksud kemampuan meliputi: kemampuan menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu. Sedangkan sikap meliputi: objektif, jujur, kritis, dan memiliki rasa ingin tahu. Menurut Purwanti 2008 faktor- faktor yang berperan dalam terbentuknya human capital skills adalah persepsi siswamahasiswa terhadap pengajaran, konsep siswamahasiswa tentang pembelajaran, konsep diri akademik, dan pendekatan belajar. Pendekatan belajar atau biasa dikenal dengan istilah approach to learning pertama kali dikemukakan oleh Marton dan Saljo 1976, yang mengelompokkan dua macam pendekatan, yaitu deep approach dan surface approach. Dua macam pendekatan ini banyak digunakan oleh John Biggs baik dalam penelitian yang dilakukannya maupun dalam buku-buku karangannya, sehingga beberapa kalangan menyebut konsep pendekatan ini adalah konsep pendekatan belajar menurut John Biggs. Untuk menentukan pendekatan belajar yang digunakan peserta didik, Biggs mengembangkan sebuah kuesioner yang berisi item motivasi dan strategi. Kuesioner ini dikembangkan berdasarkan indikator-indikator pendekatan belajar. Indikator-indikator yang Biggs gunakan adalah bersifat umum dan dapat diterima oleh para peneliti akademis. Biggs 1993 juga memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam menggunakan pendekatan belajar tertentu. Misalnya, dari faktor personal peserta didik, yaitu conception of learning. Yang dapat dieksplor dari faktor conception of learning adalah seberapa penting arti dari belajar fisika menurut peserta didik. Hal lain yang dapat dieksplorasi dari siswa yang menggunakan pendekatan tertentu adalah mengenai cara belajar, apakah menghapal, menulis, membaca, atau melatih kemampuan dengan mengerjakan soal-soal. Dengan demikian, dari suatu pendekatan belajar hal yang berhubungan dengan motivasi dan strategi belajar peserta didik tersebut akan dieksplor sehingga kemudian diharapkan akan memperoleh contoh-contoh konkret atau karakteristik dari persepsi terkait motivasi dan cara peserta didik dalam belajar. Ramsden 1992 mengatakan pendekatan belajar atau approach to learning adalah salah satu konsep yang paling berpengaruh untuk pendidikan tingkat lanjut pada 15 tahun terakhir sejak bukunya yang berjudul Learning To Teach in Higher Education terbit pada tahun 1992. Menurutnya, ide utama konsep ini tidak sepenuhnya rumit, tetapi sedikit abstrak. Penjelasannya agak bersifat teknis, tetapi cukup menarik. Dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran, pendekatan belajar yang dilakukan siswa sangat berperan terhadap hasil pembelajaran learning outcomes. Penelitian yang berhasil memperlihatkan adanya hubungan antara pendekatan belajar siswa dengan hasil belajar dilakukan oleh Gijbels, Van de Watering, Dochy, dan Van den Bossche 2005. Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya perbedaan hasil yang signifikan antara siswa yang menggunakan pendekatan mendalam dan siswa yang menggunakan pendekatan permukaan. Beberapa penelitian yang terkait dengan pendekatan belajar cukup banyak dilakukan. Beberapa diantaranya adalah penelitian Simon Cassidy 2004 dari University of Salford UK, Peter F. Cuthbert 2005 dari Manchester Metropolitan University UK, dan Richardson 2005 dari The Open University UK. Kecenderungan penelitian-penelitian tersebut adalah untuk melihat pendekatan tertentu yang digunakan dalam suatu kelompok dan ada juga yang melihat korelasinya terhadap learning outcomes atau hasil belajar. Indonesia memiliki sistem pendidikan sendiri yang diduga memberikan pengaruh terhadap pendekatan belajar tertentu yang dipilih siswa. Bagaimanapun juga, pendekatan belajar dipengaruhi oleh pengalaman atau stimulasi tertentu dari lingkungan Harvey dalam Purwanti, 2008 yang mana sistem pendidikan juga diduga mempengaruhi pendekatan belajar yang dipilih siswa. Setiap negara diduga mempunyai kekhususan terkait motivasi dan cara belajar termasuk Indonesia sehingga diharapkan penelitian ini mampu menggali sesuatu dibalik motivasi dan strategi peserta didik dalam belajar fisika. Mata pelajaran Fisika mulai dipelajari sedikit mendalam pada tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP kemudian dilanjutkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA. Pada tingkat Perguruan Tinggi, yaitu pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, materi pembelajaran Fisika dipelajari lebih mendalam sesuai dengan beban SKS yang ditempuh oleh mahasiswa. Biggs dalam Chyun 2007 menjelaskan bahwa pelajar sains pada dasarnya mempunyai pendekatan belajar yang berbeda dengan pelajar sastra. Pelajar sastra cenderung menggunakan pendekatan permukaan dan pencapaian hasil belajar yang tinggi karena strategi belajar yang diperlukan pada bidang sastra sebagian besar adalah menghafal. Hal ini menunjukkan bahwa konsep pendekatan dalam pembelajaran tidak kaku tetapi tergantung pada apa yang diperlukan dalam setiap bidang yang berbeda Zeegers dalam Chyun, 2007. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang segala hal dibalik motivasi dan strategi belajar peserta didik yang menggunakan pendekatan tertentu dalam belajar fisika. Harapannya adalah pengetahuan tentang pendekatan belajar bertambah dengan adanya contoh-contoh konkret atau karakteristik peserta didik dalam belajar fisika. Dengan berdasarkan teori pendekatan belajar menurut Biggs ditambah dengan karakteristik-karakteristik peserta didik yang diperoleh dari penelitian, maka diharapkan pengetahuan tentang pendekatan belajar akan meningkat. Maka peneliti melakukan penelitian dengan topik “Pendekatan Belajar Fisika Siswa SMP, SMA, dan Mahasiswa : Tinjauan Menurut Model Biggs”.

B. Perumusan Masalah