Alat Penelitian Tata Pelaksanaan Penelitian 1.

17 3. Fraksi etil asaetat adalah hasil fraksinasi ekstrak etanol daun benalu S. ferruginea Jack Danser yang telah diekstraksi cair-cair dengan air : washbensin 1:1 dan kemudian difraksinasi menggunakan etil asetat. 4. IC 50 adalah persen konsentrasi fraksi etil asetat yang mampu menghambat 50 aktivitas radikal bebas menggunakan spektrofotometer Uv-vis.

D. BahanPenelitian

1. Bahan Utama : Benalu S. ferruginea Jack Danser dari T. aurea di lingkungan Universitas Sanata Dharma Kampus 3 Paingan, Maguoharjo, Sleman, Yogyakarta. 2. Bahan Kimia : Bahan kualitas p.a. E. Merck, yaitu metanol p.a ; bahan kualitas p.a. Sigma Chem. Co., USA, yaitu Larutan DPPH 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil, reagen Folin-Ciocalteu, asam galat dan kuarsetin ; bahan kualitas teknis Brataco Chemica di antaranya: etil asetat, etanol dan alumunium foil

E. Alat Penelitian

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah: neraca analitik Scaltec SBC 22, BP 160p, vacum rotary evaporator Junke dan Kunkel, waterbath labo-tech, Heraeus, vortex Janke dan Kunkel, spektrofotometer UV-vis Perkin Elmer Lamda 20, blender, corong Bucher, oven, mikropipet 10-1000µL; 1- 10 mL Acura 835, Socorex, tabung reaksi bertutup, alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis Pyrex-Germany dan Iwaki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

F. Tata Pelaksanaan Penelitian 1.

Determinasi tanaman Determinasi dilakukan adalah pada benalu S. ferruginea Jack Danser dari inang tanaman pohon bunga terompet Tabebuia aurea dilakukan di Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta oleh Yohanes Dwiatmaka, M.Si. determinasi dilakukan dengan cara membandingkan cirri dan sifat berdasarkan Flora of China.

2. Pengumpulan bahan

Benalu S. ferruginea Jack Danser dari tanaman T. aurea diperoleh dari Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguoharjo, Sleman, Yogyakarta. Waktu panen tanaman benalu dilakukan pada musim penghujantanggal 9 bulan November 2014. Pemanenan yang dilakukan adalah memanen semua benalu S. ferruginea Jack Danser yang tumbuh pada T. aurea.

3. Preparasi sampel

Bagian benalu S. ferruginea Jack Danser yang dikumpulkan yaitu daunnya. Selesai daun benalu tersebut dikumpulkan dilakukan pembersihan dengan pencucian menggunakan air bersih mengalir. Selanjutnya dilakukan proses pengeringan pada sinar matahari dengan ditutupi kain hitam hingga benalu menjadi sangat kering agar kadar air dalam daun tidak terlalu banyak karena jika kadar airnya banyak maka bisa menggangu dalam kualitas penetapan kadar fenoliknya. 19 Setelah daun benalu tersebut dikeringkan kemudian dihancurkan menjadi serbuk menggunakan blender lalu diayak dan dipindahkan pada wadah tertutup yang tidak mudah mengalami kelembaban. Serbuk dari sampel ditimbang 50 gram lalu dimasukkan dalam labu Erlenmeyer 500ml dilakukan menggunakan tiga labu Erlenmeyer dengan masing-masing labu 50 gram serbuk daun benalu. Labu Erlenmeyer yang terisi serbuk dimaserasi selama 3 hari menggunakan pelarut etanol 70 dengan bantuan shaker. Lalu maserat disaring menggunakan kertas saring melalui corong buchner sehingga menghasilkan filtrat, kemudianampas dimaserasi kembali dengan etanol selama 1hari, hingga filtrat hampir tidak berwarna. Semua filtrat disatukan dan dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotatary evaporator sampai tidak ada lagi cairan yang menetes pada kondensor sehingga diperoleh ekstrak etanol daun benalu S. ferruginea Jack Danser. Ekstrak etanolik daun benalu S. ferruginea Jack Danser dipanaskan pada waterbath hingga bobot tetap kemudian diekstraski cair-cair menggunakan air hangat + washbensin 1:1vv. Fase air diambil lalu diekstraksi cair-cair menggunakan etil asetat dengan perbandingan fraksi air-etil asetat 1:1 vv. Lalu dipisahkan antara fraksi air dan etil- asetat. Fraksi etil-asetat pelarutnya diuapkan menggunakan vacuum rotatary evaporator. Hasil fraksi tersebut ditampung dalam cawan porselen yang telah dihitung bobot tetap dan kemudian fraksinya dipanaskan hingga mendapat bobot tetap lalu ditutup dengan alumunium foil lalu disimpan didalam desikator untuk digunakan pada analisis lebih lanjut. 20

4. Ujikandungan fenolik

a Pembuatan larutan baku asam galat Asam galat ditimbang sebanyak 10,0 mg dilarutkan dalam campuran 10 mL akuades:metanol 1:1 sehingga diperoleh konsentrasi larutan asam galat 1000,0 µgmL. Diambil sebanyak 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; 1,5 mL larutan tersebut laluditambahkan metanol p.a sampai batas sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku asam galat sebesar 50; 75; 100; 125; 150 µgmL. b Pembuatan larutan uji untuk penentuan kandungan fenolik Fraksi etil asetat ditimbang sebanyak 10,0 mg, lalu ditambahkan metanol p.a sampai 10,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 1000,0 µgmL. Kemudian diambil 1,0 mL larutan tersebut dan ditambahkan 10,0 mL metanol p.a sehingga diperoleh konsentrasi larutan uji sebesar 100 µgmL. c Uji pendahuluan keberadaan senyawa fenolik Sejumlah 0,5 mL larutan uji 100,0 µgmL dan larutan pembanding asam galat 150,0 µgmL masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 2,5 mL peraksi fenol Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan aquades 1:10 vv. Larutan didiamkan selama 10 menit, lalu ditambahkan 2 mL larutan natrium karbonat 1M, kemudian dihomogenkan dengan vortex selama 30 detik. Perubahan warna larutan menjadi biru menunjukkan keberadaan golongan senyawa fenolik. 21 d Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total 1. Penentuan Operating time Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 100; 150 µgmL ditambah dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan air 1:10 vv. Larutan selanjutnyaditambah dengan 4,0 mL natrium karbonat 1 M. Setelah itu absorbansinya dibaca menggunakan spetrofotometer Uv-vis pada panjang gelombang 750 nm setiap selang waktu 5 menit selama 30 menit. Kemudian dilakukan juga untuk larutan uji setiap selang waktu 5 menit selama 60 menit menggunakan konsentrasi 100 µgmL 2.Penentuan panjang gelombang serapan maksimum Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 100; 150 µgmL ditambah dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan air 1:10 vv. Larutan selanjutnyaditambah dengan 4,0 mL natrium karbonat 1 M. Kemudian didiamkan selama operating time, dibaca panjang gelombang pada serapan maksimum menggunakan spektrofotometri visibel dengan range panjang gelombang 600-800 nm. 3. Pembuatan kurva baku asam galat Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 75; 100; 125; 150 µgmL ditambahdengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan air 1:10 vv. Larutan selanjutnya ditambah dengan 4,0 mL natrium karbonat 1 M. Setelah OT, absorbansinya dibaca λ max terhadap blanko yang terdiri atas aquades;metanol p.a 1:1, reagen Folin-Ciocalteu dan larutan natrium karbonat 1M. Pengerjaannya dilakukakan 3 kali. 22 4. Estimasi kandungan fenolik total larutan uji Sebanyak 0,5 mL larutan uji 100µgmL, dimasukkan kedalam labu takar 10,0 mL dan dilanjutkan sebagaimana perlakuam pada pembuatan kurva baku asam galat. Kandungan fenolik total dinyatakan sebagai miligram ekivalen asam galat per gram fraksi etil asetat, dilakukan 3 kali replikasi.

5. Uji aktivitas antioksidan

1 Pembuatan larutan DPPH Sebanyak 15,8 mg DPPH dilarutkan dengan metanol p.a hingga 100,0 mL, sehingga diperoleh larutan DPPH dengan konsentrasi 0,4 mM. Larutan tersebut ditutup dengan aluminum foil dan harus selalu dibuta baru. 2 Pembuatan larutan stok kuersetin Kuersetin ditimbang sebanyak 10,0 mg dilarutkan dengan metanol p.a 10,0 mL hingga tanda batas. 3 Pembuatan larutan intermediet dan larutan baku pembanding kuersetin Larutan stok kuersetin diambil sebanyak 1,0 ml kemudian diencerkan dengan metanol p.a hingga 10,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan intermediet standar kuersetin sebesar 100 µgmL. Kemudian larutan intermediet dengan konsentrasi 100 µgmL diambil 0,5; 0,75; 1,0; 1,25 dan 1,5 mL larutan tersebut ditambah metanol p.a 10,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku pembanding kuersetin sebesar 5,0; 7,5; 10,0; 12,5 dan 15,0 µgmL. 23 4 Pembuatan larutan uji untuk aktivitas antioksidan Fraksi etil asetat ditimbang sebanyak 10,0 mg dan ditambahkan 10 mL metanol p.a sampai tanda batas sebagai stok larutan uji. Kemudian diambil 1,0 mL larutan stok larutan uji dan ditambahkan metanol p.a sampai 10,0 mL sebagai larutan intermdiet sehingga diperoleh konsentrasi 100,0 µgmL. Lalu diambil sebanyak 6; 6,25; 6,50; 6,75; 7,0 mL larutan tersebut, kemudian masing-masing ditambahkanmetanol p.a sampai 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 60,0; 62,5; 65,0; 67,5; 70,0µgmL. 5 Uji pendahuluan aktivitas antioksidan Sebanyak 1 mL larutan DPPH masing-masing dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi. Selanjutnya masing-masing ditambah 1 mL metanol, larutan pembanding kuerstin 37,5 µgmL, dan larutan uji 200 µgmL. Selajutnya larutan ditambah dengan 3 mL metanol. Kemudian larutan dihomogenkan dengan vortex selama 30 detik. Perubahan warna larutan menjadi kekuningan menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. 6 Optimasi metode uji aktivitas antioksidan a. Penetuan panjang gelombang Pada tiga labu ukur 10,0 mL, dimasukan masing-masing 0,5; 1,0; 1,5 mL larutan DPPH. Larutan tersebut ditambahkan dengan metanol p.a hingga tanda batassehingga konsentrasi DPPH menjadi 0,20; 0,040; dan 0,060 mM. Larutan tersebut kemudian digojok dengan vortex selama 30 detik. Diamkan selama operating PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 time, lalu dilakukan scaning panjang gelombang serapan maksimum spektrofotometer Uv-visibel pada panjang gelombang 400-600 nm. b. Penentuan operating time Sebanyak 2,0 mL larutan DPPH dimasukan kedalam masing-masing tiga labu ukur 10,0 mL, ditambahkan masing-masing dengan 2,0 mL larutan pembanding kuersetin 5,0; 10,0; 15,0 µgmL. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan dengan metanol p.a hingga tanda batas labu ukur 10,0 mL. Larutan tersebut kemudian digojok dengan vortex selama 30 detik. Setelah itu dibaca absorbansinya dengan spetrofotometer pada panjang gelombang 515 nm selama 1 jam.Kemudian dilakukan juga untuk larutan uji 6,0 ; 65; 70µgmL. 7 Uji aktivitas antioksidan 1. Pengukuran absobansi larutan DPPH kontrol Pada labu ukur 10 mL, dimasukkan sebanyak 2 mL larutan DPPH dan larutan tersebut ditambahkan dengan metanol hingga batas. Kemudian larutan dibaca absorbansinya pada saat OT 35 menit dan panjang gelombang serapan maskimum yaitu 515 nm. Pengerjaan dilakukan sebanyak 3 kali. 2. Pengukuran absorbansi larutan pembanding dan larutan uji Sebanyak 2 ml larutan DPPH dimasukkan ke dalam masing-masing labu ukur 10 mL yang sudah tersedia 5 labu ukur untuk larutan penbanding dan 5 labu ukur untuk larutan uji dengan konsentrasi berbeda-beda. Kemudian ditambah dengan 2 mL larutan pembanding pada labu ukur untuk larutan pembanding dan 2 ml larutan uji pada labu ukur untuk larutan uji. Selanjutnya campuran larutan tersebut masing- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 masing ditambah dengan metanol hingga tanda batas. Masing-masing larutan tersebut kemudian dihomogenkan dengan vortex selama 30 detik dan didiamkan selama OT 30 menit. Larutan dibaca aborbansinya dengan spektrofotometer Uv-visibel pada panjang gelombang serapan maksimum hasil optimasi, yaitu 516 nm. Pengujian dilakukan dengan 3 kali replikasi. 3. Estimasi aktivitas antioksidan Data hasil pengukuran absorbansi larutan uji fraksi etil asetat S. ferruginea senyawa pembanding larutan rutin digunakan untuk menghitung nilai IC dan IC 50 . Aktivitas penagkapan radikal DPPH IC dihitung dengan rumus : Nilai aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan IC 50 ditentukan dengan persamaan garis regresi linear antara konsentrasi larutan uji sumbu X dengan IC sumbu Y. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Potensi antioksidan filtrat dan biomassa hasil fermentasi kapang endofit colletotrichum spp. dari tanaman kina (cinchona calisaya wedd.)

2 23 82

Uji aktivitas antioksidan dengan metode radikal DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun benalu (Scurrula atropurpurea (B1.) Dans) dari pohon kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd).

2 8 128

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli (Cassia fistula L.).

0 2 114

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol buah anggur Bali (Vitis vinifera L.).

0 0 11

Uji daya antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus sinensis (L.) Osbeck).

0 3 96

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil 2 Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli

1 2 112

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 difenil 2 pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol buah anggur Bali

0 2 9

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba seledri (Apium graveolens L.) - USD Repository

0 0 106

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1- DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN ( Allium fistulosum L.)

0 0 107