52
Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 1.11 maka diketahui bahwa siswa SMA kelas XI IPA di 3 sekolah yang ada di kabupaten
Sleman dapat dikatakan siap dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika, yakni SMA St Mikael, SMA N 1 Minggir, SMA
N 1 Tempel. Sedangkan SIswa SMA kelas XI IPA di 4 sekolah di kabupaten Sleman dikatakan kurang siap dalam pemanfaatan internet
sebagai sumber belajar fisika, yakni SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Turi, SMA N 1 Ngaglik. Hal tersebut terlihat pada
persentase skor rata-rata keseluruhan indikator kesiapan, yakni SMA St. Mikael dengan persentase skor rata-rata sebesar 67,66, SMA N 1
Prambanan dengan persentase skor rata-rata sebesar 65,75, SMA N 1 Turi dengan persentase skor rata-rata sebesar 63,77, SMA N 1
Minggir dengan persentase skor rata-rata sebesar 68,48, SMA N 1 Cangkringan dengan persentase skor rata-rata sebesar 60,23, SMA N
1 Ngaglik dengan persentase skor rata-rata sebesar 63,40, SMA N 1 Tempel dengan persentase skor rata-rata sebesar 67,95.
C. Pembahasan
Kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika dapat diartikan sebagai potensi siswa yang membuatnya siap
dan mampu untuk dapat menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar fisika guna memperoleh pengetahuan fisika yang mereka inginkan
sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan lebih menyenangkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Secara keseluruhan kesiapan siswa SMA kelas XI IPA di 7 sekolah di kabupaten Sleman dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar
Fisika lampiran 4 beraada pada kategori kurang siap dengan persentase skor rata-rata sebesar 42,16, hal ini menunjukkan siswa SMA kelas XI
IPA di kabupaten Sleman kurang siap pada beberapa faktor kesiapan sehingga membutuhkan lebih banyak peningkatan pada factor-faktor
tersebut untuk dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar fisika. Kesiapan dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam
penelitian ini dibagi ke dalam 4 aspek yaitu: 1 ketersediaan sarana dan prasarana, 2 kebiasaan mengguunakan internet dalam belajar, 3
kemampuan diri, 4 pandangansikap siswa pada internet dalam membantunya dalam belajar. Hasil analisa dari 4 aspek kesiapan tesebut
dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Aspek ketersediaan sarana dan prasarana
Gambar 1.2 Histogram Ketersediaan Sarana dan Prasarana Siswa Per Sekolah
54
Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana untuk dapat mengakses internet secara pribadi
siswa SMA kelas XI IPA di 7 sekolah yang ada di kabupaten Sleman berada dalam kategori siap sebanyak 3 sekolah yakni SMA St. Mikael,
SMA N 1 Prambanan, dan SMA N 1 Ngaglik. Hal ini didukung oleh jawaban sangat setuju pada pernyataan kuisioner siswa yang
menyatakan bahwa mereka memiliki laptopnotebookhandphone tabletalat komunikasi lainnya serta memiliki langganan akses internet
secara pribadi. Tetapi 4 sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori kurang siap yakni SMA N 1 Turi, SMA N 1 Minggir, SMA N
1 Tempel, SMA N 1 Cangkringan.
2. Aspek kebiasaan menggunakan internet dalam belajar
Gambar 1.3 Histogram Kebiasaan Siswa Menggunakan Internet Per Sekolah
55
Hasil analisa tentang kebiasaan menggunakan internet di 7 sekolah yang ada di kabupaten Sleman berada dalam kategori kurang
siap siap, ini menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI IPA belum terbiasa menggunakan internet untuk belajar. Hal ini didukung oleh
jawaban siswa yang menyatakan bahwa guru jarang memberi tugassoal yang untuk menyelesaikannnya harus mengakses internet, guru tidak
terbiasa untuk menyuruh siswa mengumpulkan tugas melalui internet. Hampir semua siswa SMA kelas XI IPA memberi respon tidak
setuju pada item pernyataan bahwa mereka memanfaatkan laptopnotebookhandphonetabletalat komunikasi pribadi untuk
belajar dari internet, mereka juga jarang mencari pengetahuan fisika di internet seperti menonton video di internet yang berkaitan dengan materi
fisika. Mereka juga merespon tidak setuju pada item pernyataan bahwa bahwa setiap hari mereka selalu mengakses internet untuk mencari
materi Fiska dan meteri pelajaran lainnya untuk tambahan dari materi sudah mereka dapatkan pada saat belajar di kelas, terbiasa untuk
mencari pengetahuan Fisika melaalui internet seperti menacari simulasi, penjelasan koonseptual, dan contoh penyelesaian soal fisika.
Seperti yang dikatakan oleh Joko 2008: 24 kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama, pada penelitian ini terlihat bahwa siswa SMA kelasXI IPA di 7 SMA di kabupaten Sleman tidak terbiasa menggunakan internet dalam
56
keseharian mereka terutama dalam belajar dan membangun relasi dengan orang lain melalui media sosial yang ada di internet.
3. Aspek kemampuan diri
Gambar 1.4 Histogram Kemampuan Diri Menggunakan Internet Per Sekolah
Hasil analisa tentang kemampuan diri menguasai cara
menggunakan internet di SMA N 1 Tempel berada dalam kategori siap, hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI IPA di SMA N 1
Tempel sebagian besar sudah memiliki kemampuan untuk dapat mengunakan internet. Kemampuan diri untuk menguasai cara
menggunakan internet di 6 sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori kurang siap, yakni SMA St. Mikael, SMA N 1 Prambanan,
SMA N 1 Turi, SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, dan SMA N 1 Ngaglik. Hal ini didukung oleh pendapat siswa yang menyatakan
57
bahwa mereka belum mengetahui cara mencari informasi Fisika di internet. Oleh karena hal ini, sebaiknya perlu dilakukan pelatihan
kepada siswa-siswa sehingga mereka dapat menguasai cara menggunakan internet. Selain itu, sebagian besar siswa SMA kelas XI
IPA belum mengetahui situs-situs internet yang dapat dikunjungi guna mendapatkan materi Fisika secara lengkap dan mudah. Untuk
meningkatkan kamampuan ini, perlu bimbingan dan dukungan dari guru untuk membantu siswa menemukan situs-situs yang menyediakan
materi pelajaran secara lengkap sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan sumber-sumber terpercaya untuk mencari bahan-bahan
belajar.
4. Pandangan atau sikap siswa
Gambar 1.5 Histogram Pandangan Siswa terhadap Manfaat Internet Per Sekolah